Pada sebuah desa tinggalah sepasang
suami-istri yang hidupnya cukup kesepian lantaran mereka belum juga dikarunia
seorang anak setelah menikah dalam waktu yang cukup lama. Pada kesehariannya
mereka senantiasa mengidam-idamkan seorang anak untuk melengkapi kehidupan
mereka.
Pada suatu hari saat mereka pulang
dari ladang, sang istri berbicara empat mata dengan suaminya mengenahi seorang
raksasa yang konon dapat mengabulkan keinginan mereka untuk memiliki seorang
anak. Raksasa ini dikenal sangat hebat, bahkan untuk merealisasikan suatu
keinginan yang mustahil sekalipun.
Ibu Timun Mas
: Duhai suamiku apakah kamu memiliki feelingkan perasaan yang
kurasakan ?
Ayah Timun Mas :
Memangnya apa yang tengah kamu alami Duhai istriku? sehingga kamu memiliki
feeling sedih begini?
Ibu Timun Mas
: Saya memiliki feeling hari-hariku terasa hampa tanpa kehadiran seorang
anak yang dapat saya rawat dan kelaknya dapat menjaga kita di masa tua nanti.
Ayah Timun Mas :
Tentu saja menginginkan hal tersebut, tapi bagaimana lagi jika memang belum
saatnya kita mempunyai seorang anak.
Ibu Timun Mas
: Oh iya, katanya di gua sana ada seorang raksasa yang dapat mengabulkan
semua kemauan kita, mungkin saja dapat mengabulkan permintaan kita!
Ayah Timun Mas :
Ya sudah, jika memang itu keinginan kamu sebaiknya besok kita datang ke gua
tersebut.
Pada keesokan harinya mereka berdua
pun mendatangi gua itu dengan perasaan deg-degan untuk menemui si Raksasa, dan
untuk meminta bantuaan sang Raksasa. Dengan teriakkan si raksasa kedua orangtua
itu pun disambutnya.
Raksasa
: Wahai orang tua ada apa kamu berdua datang kemari,
dan mengganggu tidur siang saya saja?
Ibu Timun Mas
: Maafkan kami Raksasa, jika kedatangan kami mengganggumu!
Ayah Timun Mas :
Maksud kami kesini dalah untuk meminta pertolongan terhdap kamu raksasa!
Raksasa
: Begitu ya... Lalu apa sebenarnya yang jadi
permintaan kamu itu?
Ibu Timun Mas
: Sudah lama kami ingin memiliki seorang anak supaya hidup kami bisa
lebih bahagia.
Raksasa
: Hemm... Jika itu yang jadi permintaan kalian,
baiklah akan saya kabulkan keinginan kalian, tetapi ada satu syarat yang harus
kalian penuhi.
Ayah Timun Mas :
memangnya apakah syarat itu raksasa?
Raksasa
: Jika nanti anak itu sudah berusia 17 tahun, saya
akan datang dan mengambil anak itu lagi.
Ibu Timun Mas
: Baiklah, persyaratan itu kami terima.
Raksasa
: Jika kalian sudah setuju, terimalah bibit timun
ini dan kalian harus menanamnya sampai timun ini menjadi besar.
Ayah Dan Ibu
: Baiklah, kami akan menanam timun
itu.
Raksasa
: Ingat, kalian tidak boleh ingkar janji!
Kemudian mereka berdua pulang dengan
membawa bibit timun yang diberikan oleh raksasa. Suasana hati mereka sangat
senang sekali kala itu. Kemudian, pada keesokan harinya mereka berdua pun lekas
menanan bibit itu dan setiap harinaya mereka menyiramnya serta memberi pupuk
agar timun tersebut lekas tumbuh besar.
Pada suatu hari timun itu akhirnya
menjadi besar, dan setelah timun itu dibuka oleh mereka berdua, keluarlah
seorang anak perempuan yang cantik nan jelita, lalu mereka memberi nama putri
cantik itu dengan nama Timun Mas. Waktu pun sudah berlalu dengan begitu cepat,
dan pada saat itu Timun Mas sudah hampir berusia 17 tahun. Pada suatu hari, si
Raksasa pun datang untuk menagih janji mereka berdua.
Raksasa
: Heemmm... Wahai orang tua, apakah kamu masih
ingat dengan janji kamu dulu? saya datang kemari tidak lain adalah untuk
menagih janji itu.
Timun Mas
: Ibu siapakah gerangan raksasa ini sebenarnya?
Mengapa ia datang kemari ? ada apa kiranya kedatangannya kemari?
Ibu Timun Mas
: Sudahlah Timun Mas, nanti akan ibu ceriatkan tentang maksud kedatangan
raksasa ini.
Raksasa
: Rupanya ini anak gadis yang saya berikan dulu
orang tua?
Ibu Timun Mas
: Raksasa, dapatkah kamu memberikan kami waktu satu hari saja untuk kamu
mengambil putri kami ini.
Raksasa
: Ya sudah, bila memang itu mau kalian, besok saya
akan datang lagi dan untuk mengmbil anak ini.
Pada keesokan harinya sang ibu
meminta Timun Mas untuk Pergi dan lari dari kejaran Raksasa dengan membawa
terasi, garam, dan jarum untuk bekalnya dipelarian.
Ibu Timun Mas
: Wahai putriku, tercinta pergilah
kamu dari desa ini dengan membawa terasi, garam, dan jarum ini bila kamu
terdesak lemparlah barang bawaanmu itu itu ke Raksasa.
Timun Mas
: Kenapa? memangnya ada
apa, bu?
Ibu Timun Mas
: Sudahlah, nanti akan ibu ceritakan
semuanya.
Timun Mas
: Baiklah kalu begitu,
bu.
Akirnya Timun Mas pergi dari desa
meninggalkan ayah dan ibu tercintanya. Tidak lama kemudian akirnya Raksasa
datang kembali sambil berteriak-teriak.
Raksasa
: Haaaaa... Duhai Orang tua, manakah janjimu itu?
Ayah Timun Mas :
Maaf Raksasa, dia sudah tidak ada di sini, Raksasa.
Raksasa
: Apaaa? Memangnya kemana dia pergi?
Ayah Timun Mas :
Kami juga tidak tahu kemana dia pergi, raksasa.
Karena Raksasa ini memiliki
kesaktian, raksasa pun menggunakan kesaktiannya untuk mencari keberadaan Timun
Mas. Kemudian dengan kekuatannya akhirnya sang raksasa dapat mengetahiu
keberadaan Timun Mas dan lekas mengejar Timun Mas.
Raksasa : Mau
kemanakah kamu Timun Mas? Kamu akan jadi milikku, kamu tidak akan bisa lolos
dariku.
Timu Mas :
Raksasa, sebenarnya apakah yang kamu mau dariku?
Raksasa : Saya
hanya ingin memakan kamu, Timun Mas!
Kemudian Timun Mas terus berlari
dengan kencang dari kejaran si Raksasa. Pelarian Timun Mas akhirnya membawanya
bertemu dengan seorang Pangeran Yang gagah nan rupawan.
Pangeran : Duhai gadis
cantik jelita, ada apa dengan kamu, mengapa kamu berlarian disiang hari seperti
ini?
Timun Mas : Saya
bukannya asal berlarian, saya melarikan diri dari Raksasa yang ingin memakanku.
Pangeran : Benarkah?
Baiklah, kalau begitu maukah kamu jika say abantu?
Timun Mas : Ya, tentu
saja saya mau.
Akhirnya Timun Mas dan Pangeran
melarikan diri dari kejaran si raksasa. Namun, Raksasa juga terus mengejar
Timun Mas. Kemudian Timun Mas ingat dengan pesan yang diberikan ibunya.
Pertama, Timun Mas Melempar garam Kepada raksasa. Kemudian garam itu menjadi
lautan yang dalam dan akhirnya menenggelamkan Raksasa.
Namun, raksasa masih bisa meloloskan
diri. Kemudian Timun Mas melempar jarum ke Raksasa, yang kemudian jarum itu
menjadi hutan bambu yang cukup lebat.
Akan tetapi, apa yang disayangkan
oleh Timun Mas sia-sia adalah karena Raksasa itu kembali dapat melepaskan diri.
Timun Mas Sudah memiliki feeling
putus asa, namun Timun Mas masih memiliki satu bekal yang dikasih oleh ibunya.
Lalu, Timun Mas melempar terasi kemudian terasi itu berubah menjadi lautan
lumpur dan membuat Raksasa itu tidak dapat bernafas hingga mati. Timun Mas pun
dapat lolos dari kejaran Raksasa dan menjalai hidup bahagia denagn ayah, ibu
dan sanga pangeran yang gagah nan tampan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar