Oleh: Hodlan JT Hutapea. Kecubung adalah tanaman penghasil bahan untuk obat-obatan yang telah dikenal sejak ribuan tahun lalu. Tanaman ini termasuk keluarga Solanaceae, sekerabat dengan terung dan kentang. Kecubung termasuk tumbuhan hias dengan bunga berbentuk terompet yang besar. Kecubung biasanya berbunga putih dan ungu, namun hibridanya berbunga aneka warna.
Kecubung tumbuh di tempat yang beriklim panas dan dibudidayakan di seluruh dunia karena khasiat yang dikandungnya. Pertama kali diperkenalkan oleh Linnaeus pada tahun 1753. Sedikitnya ada sembilan jenis tanaman yang biasa disebut Kecubung diantaranya adalah Kecubung Kasihan (Datura metel), Kecubung Kecil (Datura stramonium), dan Kecubung Hutan (Brugmansia suaveolens). Namun yang paling umum dikenal sebagai Kecubung di Indonesia adalah Datura Metel.
Kecubung mudah ditemukan di daerah yang sejuk dengan ketinggian tanah maksimal 800 meter di atas permukaan laut. Tanaman yang tergolong sebagai tanaman perdu ini dianggap sebagai jenis tanaman beracun, terutama Kecubung dengan bunga berwarna putih yang paling beracun di antara jenis Kecubung lainnya. Tinggi tanaman ini tidak lebih dari 2 meter dan memiliki batang yang tebal dengan cabang mengembang ke sisi kanan dan kiri. Daunnya berbentuk bulat telur dengan bagian tepi yang berlekuk tajam. Sedangkan buah Kecubung yang bulat, memiliki bagian luar yang tampak berduri-duri dengan biji-biji kecil yang berwarna kuning kecokelatan di dalamnya.
Sebenarnya jenis tanaman kecubung yang dapat dimanfaatkan sebagai obat sangat banyak, di antaranya Datura Stramonium, Datura tatura, dan Brugmansia suaviolens, namun daya khasiatnya berbeda-beda. Kecubung berbunga putih di antaranya adalah Atura foscuosa var alba. Tanaman ini berasal dari Asia Tenggara. Sedangkan Datura stramonium berasal dari Amerika Tropik.
Hampir seluruh bagian tanaman kecubung dapat dimanfaatkan sebagai obat. Hal ini disebabkan seluruh bagiannya mengandung alkaoida astropin seperti pada tanaman Atropa belladonna, serta Hyosciamin dan Scopolamin. Ketiga alkaoida ini bersifat antikolinergik. Sampai saat ini digunakan oleh industri farmasi sebagai sumber utama hysciamin yang berkhasiat memberi efek menenangkan kejang-kejang, khususnya perut. Daunnya mengandung hyasciamin dan scopolamine yang berkhasiat mengobati asma, encok (linu tulang), dan penyakit kulit.
Obat Kolera
Penyakit kolera diakibatkan serangga basil Vibrio cholerare asiaticeae atau Vibrio komma. Basil ini terutama menyerang usus dan masuk melalui makanan. Akibatnya perut sering mengalami kejang-kejang. Penyakit ini mudah menular melalui alat pencernaan. Seringkali lalat menjadi biang penularan kolera. Gejalanya, muka pucat dan badan semakin kurus.
Untuk mengobati dengan menggunakan kecubung, sediakan akar kecubung yang berbunga ungu, kurang lebih satu jari. Akarnya dicuci dengan air bersih, dipotong-potong, kemudian direbus dengan dua gelas air bersih. Didihkan air hingga setengahnya, diangkat dan didinginkan, disaring dan diminum dua kali dalam satu hari dengan takaran dua sendok makan. Agar mengurangi rasa pahit, boleh ditambahkan madu murni secukupnya.
Untuk proses penyembuhan kolera cukup dengan meminum rebusan akarnya. Hal ini karena alkaloida pada akar lebih rendah daripada dalam daun dan bunganya. Alkaloida atropine, Hyosiciamin dan Scopolamin selain memberikan efek menenangkan kejang-kejang, juga mampu melepaskan senyawa yang beredar dalam tubuh kita sebagai penghubung urat saraf.
Ternyata ketiga zat berkhasiat tadi yang berasa pahit itu bersifat racun cespleng bagi kolera, baik basil Vibrio cholera atau Vibrio komma dapat dilumpuhkan. Namun perlu diketahui, kecubung ini mengandung racun, sehingga dalam penggunaannya harus berhati-hati.
Obat eksim
Untuk pengobatan eksim dengan kecubung, kita ambil daun kecubung kemudian ditumbuk sampai halus. Campur dengan minyak kelapa yang besih lalu dipanaskan hingga mendidih. Dioleskan dalam keadaan hangat pada bagian yang terkena eksim. Lakukan beberapa kali dalam sehari. Ulangi hingga sembuh.
Obat asma
Bagi penderita asma berumur dewasa, Kecubung dapat dijadikan rokok dengan terlebih dahulu mengeringkan dua lembar daun Kecubung atau satu bunga Kecubung. Daun atau bunga Kecubung kering lantas dilinting, lalu dibakar dan dihisap seperti rokok. Obat ini sebaiknya tidak dihisap lebih dari 1 batang dalam waktu 6 jam karena dapat menimbulkan efek ketagihan sehingga tidak cocok untuk anak-anak.
Penderita asma yang masih muda atau anak-anak dapat menghirup uap bakaran daun atau bunga Kecubung. Caranya sama seperti di atas, hanya setelah daun atau bunga dikeringkan, bahan lantas dibakar dan asapnya dihirup. Cara ini dapat meringankan penderita asma. Kedua zat dalam Kecubung, Hipociamin dan Skopolamin (alkaloid), dapat melebarkan kembali saluran pernapasan yang menyempit akibat serangan asma. Senyawa alkaloid diketahui tersebar di seluruh bagian tanaman Kecubung mulai dari akar, tangkai, daun, bunga, buah, dan bijinya. Namun konsentrasi terbesar senyawa ini dapat ditemukan pada akar dan bijinya.
Obat diare
Sama halnya dengan kolera, namun untuk pengobatan diare cukup dengan meminum air rebusan akarnya saja. Sedangkan untuk penyakit asma (sesak napas atau bengek), sebelumnya air rebusan akar kecubung dapat ditambahkan terlebih dahulu dengan jahe.
Dengan memanfaatkan tanaman Kecubung, kita dapat menggali kembali obat-obat tradisional yang banyak tumbuh di sekitar kita, sehingga lebih mudah dan murah dalam pengobatan penyakit. Tak ada salahnya untuk memulai dengan menanam tanaman obat-obatan ini di sekitar pekarangan rumah atau halaman yang masih dapat dimanfaatkan penggunaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar