Untuk menentukan jumlah produksi ikan yang akan
dibudidayakan pada suatu usaha budidaya ikan diperlukan data tentang permintaan
hasil produksi tersebut. Permintaan hasil produksi budidaya merupakan salah
satu faktor yang menentukan tingkat produksi. Produksi yang tinggi dengan nilai
jual yang tinggi sangat diharapkan oleh para pembudidaya. Keberhasilan usaha
budidaya ikan ini sangat ditentukan oleh pemasaran (marketing) hasil produksi,
oleh karena itu maka terlebih dahulu kita harus mengenal konsep dan ruang
lingkup pemasaran.
Menurut Hanafiah dan Saefuddin (1986), pemasaran merupakan tindakan yang
bertalian dengan pergerakan barang-barang atau jasa dari produsen ke tangan
atau pihak konsumen. Pemasaran menurut Kotler (1997) didefinisikan proses
sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa
yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan
mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain. Proses tersebut terjadi
karena adanya kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan permintaan (demands);
produk; nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran dan transaksi; hubungan dan
jaringan; pasar; serta pemasar dan konsep. Berdasarkan defenisi tersebut
diketahui bahwa pemasaran sangat diperlukan untuk mentransfer antara produsen
dan konsumen. Pemasaran merupakan kegiatan yang bertalian dengan penciptaan
atau penambahan kegunaan dari barang atau jasa, maka dengan demikian pemasaran
termasuk tindakan atau usaha yang produktif.
Kegunaan yang diciptakan oleh kegiatan pemasaran adalah kegunaan tempat,
kegunaan waktu, dan kegunaan kepemilikan. Kegunaan waktu berarti bahwa
barang-barang mempunyai faedah (manfaat) atau nilai (harga) yang lebih besar
(tinggi) setelah terjadi perubahan waktu, umpamanya ikan jambal siam (Pangasius
succi) harganya mahal bila bukan pada musimnya dan nilainya bisa sangat murah
bila pada musimnya, ikan bandeng pada hari raya suku tertentu harganya sangat
tinggi karena banyaknya permintaan sedangkan produksi tetap sehingga harga jual
menjadi mahal. Kegunaan tempat berarti bahwa barang-barang atau jasa mempunyai
faedah (manfaat) atau nilai (harga) yang lebih besar (tinggi) karena perubahan
tempat, umpamanya ikan mas (Cyprinus carpio) yang dihasilkan di Cianjur akan
mempunyai kegunaan lebih besar (harganya mahal) bila dipindahkan atau di bawa
keJakarta sebagai daerah konsumen. Kegunaan kepemilikan berarti bahwa
barang-barang atau jasa mempunyai faedah (manfaat) atau nilai (harga) yang
lebih besar (tinggi) karena beralihnya hak milik atas barang, umpamanya ikan
nila (Tilapia nilotica) mempunyai kegunaan (faedah) yang lebih tinggi bila
berada atau dimiliki oleh si A dibandingkan apabila berada pada si B. Pemasaran
merupakan tindakan atau kegiatan yang berhubungan dengan pergerakan barang atau
jasa dari produsen sampai konsumen, maka proses pengaliran barang dari produsen
ke konsumen tersebut meliputi proses pengumpulan (konsentrasi), proses
pengimbangan (equalisasi), dan proses penyebaran (dispersi). Proses konsentrasi
merupakan tahap pertama dari aliran barang atau jasa yang dihasilkan dalam
jumlah kecil dikumpulkan menjadi jumlah yang lebih besar, agar dapat disalurkan
ke pasar-pasar eceran secara lebih efisien.
Equalisasi merupakan proses tahap kedua dari aliran barang atau jasa, kegiatan
ini berlangsung antara proses konsentrasi dengan proses dispersi, proses
equalisasi ini merupakan tindakan-tindakan penyesuaian permintaan dan penawaran
berdasarkan tempat, waktu, jumlah dan kualitas. Proses dispersi merupakan tahap
ketiga atau tahap terakhir dari aliran barang atau jasa, dimana barang-barang
atau jasa yang terkumpul disebarkan ke arah konsumen. Dengan memahami
pengertian dari pemasaran ini maka proses produksi budidaya ikan sebaiknya
mengacu pada aspek pasar. Aspek pasar ini akan menentukan kapasitas produksi
hasil perikanan berdasarkan komoditas perikanan yang akan diusahakan dan
bagaimana sistem pemasaran yang akan diterapkan. Permintaan terhadap komoditas
perikanan ini meliputi jumlah ikan yang akan diproduksi yaitu volume atau
biomassa, tingkat harga, waktu atau musim.
9.2. CIRI-CIRI PEMASARAN HASIL PERIKANAN
Menurut Hanafiah dan Saefuddin (1986), pemasaran hasil perikanan mempunyai sejumlah ciri, diantaranya sebagai berikut :
- Sebagian besar dari hasil perikanan berupa bahan
makanan yang dipasarkan diserap oleh konsumen akhir secara relatif stabil
sepanjang tahun, sedangkan penawarannya sangat tergantung kepada produksi
yang sangat dipengaruhi oleh iklim.
- Pada umumnya pedagang pengumpul memberi kredit (advanced
payment) kepada produen (petani ikan) sebagai ikatan atau jaminan untuk
dapat
- memperoleh bagian terbesar dari hasil perikanan dalam
waktu tertentu.
- Saluran pemasaran hasil perikanan pada umumnya
terdiri dari : produsen (petani ikan), pedagang perantara
sebagaipengumpul, grosir (wholesaler), pedagang eceran, dan konsumen
(industri pengolahan atau konsumen akhir).
- Pergerakan hasil perikanan berupa bahan makanan
dari produsen sampai konsumen pada umumnya meliputi prosesproses
pengumpulan, pengimbangan, dan penyebaran, dimana proses pengumpulan
merupakan proses yang terpenting.
- Kedudukan terpenting dalam pemasaran hasil
perikanan terletak pada pedagang pengumpul karena berhubungan dengan
fungsinya sebagai pengumpul dari daerah produksi yang terpencar-pencar,
skala produksi kecil-kecil, dan produksinya musiman. Menurut Hanafiah dan
Saefuddin (1986), barang-barang hasil perikanan dapat digolongkan ke
dalam : barang-barang konsumsi dan bahan-bahan mentah. Barangbarang
konsumsi adalah produk perikanan yang langsung dipergunakan oleh konsumen
akhir dalam bentuk yang sama saat meninggalkan produsen. Sedangkan
bahan-bahan mentah adalah produk perikanan yang dipergunakan oleh pabrik
atau pengolah (processor) untuk dijadikan atau menghasilkan barang baru.
Barang-barang perikanan mempunyai ciri yang dapat mempengaruhi atau menimbulkan masalah dalam pemasaran. Ciri-ciri tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
- Produksinya musiman, berlangsung dalam ukuran
kecilkecil (small scale) dan daerah terpencar-pencar. Produksi ikan
tertentu dapat berlangsungsecara musiman, sehingga dapat menimbulkan beban
musiman (peak load) dalam pembiayaan, penyimpanan, pengangkutan, dan
penjualan. Produksi ikan juga dilakukan oleh petani ikan terpencar-pencar
dengan ukurannya yang kecil-kecil, sehingga memerlukan lembagalembaga dan
fasilitas-fasilitas pemasaran yang dapat menghimpun hasil perikanan
tersebut agar menjadi jumlah yang lebih besar guna diangkut ke pusat-pusat
konsumsi dan pusat-pusat pengolahan (processing) agar lebih
efisien.Konsumsi hasil perikanan berupa bahan makanan relatif stabil
sepanjang tahun, sedangkan untuk komoditas tertentu produksinya kadang
bersifat musiman dan jumlahnya tidak tentu karena pengaruh cuaca, sehingga
menimbulkan masalah dalam penyimpanan dan pembiayaan.
- 3. Barang hasil perikanan berupa bahan makanan
mempunyai sifat cepat atau mudah rusak (perishable). Karena barangbarang
hasil perikanan merupakan organisme hidup, sehingga mudah atau cepat
mengalami kerusakan atau pembusukan akibat dari kegiatan bakteri,
enzimatis, dan oksidasi. Masalah ini membutuhkan usaha perawatan khusus
dalam proses pemasaran guna mempertahankan mutu, seperti penyimpanan perlu
dilakukan di tempat-tempat atau ruangan dingin (kamar dingin, ruangan
dingin, peti dingin), pengangkutan perlu dilengkapi dengan alat atau mesin
pendingin. Usaha ini memerlukan biaya tambahan dan demikian dapat
meningkatkan biaya pemasaran.
- 4. Jumlah atau kualitas hasil perikanan dapat
berubah-ubah, karena sangat tergantung dengan keadaan cuaca. Perubahan
tersebut dapat mnimbulkan fluktuasi harga sebagai akibat perubahan dari
kondisi penawaran. Variasi demikian dapat mengakibatkan tidak
terorganisirnya pasar, akibatnya menyebabkan perubahan harga, menambah
ongkos penyimpanan dan sukar dalam grading. Dengan berbagai ciri khas dari
produk hasil perikanan tersebut maka dalam memasarkan hasil perikanan ada
dalam beberapa bentuk antara lain adalah bentuk segar yaitu bentuk asli
dari hasil produksi budidaya ikan, produk setengah jadi yaitu produksi hasil
perikanan dalam bentuk pengolahansederhana seperti ikan asin atau produk
hasil perikanan dipasarkan dalam bentuk sudah diolah lebih tinggi telah
mengalami perubahan bentuk dari aslinya seperti dibuat menjadi sarden atau
produk lainnya.
9.3. PERENCANAAN DAN TARGET
PENJUALAN
Pemasaran akan berhasil dengan baik apabila direncanakan terlebih dahulu, berbagai kegiatan perlu dilalui sebelum memasarkan suatu produk. Kegiatan-kegiatan tersebut menurut Hanafiah dan Saefuddin (1986), adalah sebagai berikut :
Pemasaran akan berhasil dengan baik apabila direncanakan terlebih dahulu, berbagai kegiatan perlu dilalui sebelum memasarkan suatu produk. Kegiatan-kegiatan tersebut menurut Hanafiah dan Saefuddin (1986), adalah sebagai berikut :
- Penelitian pasar dan perencanaan. Penelitian
pasar dipusatkan kepada barangbarang yang akan dijual, dengan maksud untuk
menemukan barang apa yang diinginkan oleh konsumen. Penelitian ini akan
dihubungkan dengan persoalan tentang rencana produksi, antara lain harga
dari macam-macam barang, kualitas barang, kebiasaan dan motif pembelian
dari konsumen. Memperkiraan kesanggupan penjualan (estimating potentials
of sales). Dalam hal ini harus diperhitungkan pendapatan konsumen serta
cara-cara bagaimana pendapatan konsumen tersebut dibelanjakannya,
bagaimana pengaruh harga terhadap permintaan, pengaruh persaingan dan
penilaian terhadap akibat-akibat karena adanya perubahan-perubahan
penjualan di dalam keadaankeadaan perdagangan pada umumnya.
- Pemilihan saluran distribusi. Pemilihan saluran
distribusi merupakan sebagian daripada perencanaan fungsi-fungsi penjualan
yang juga mencakup pengambilan keputusan dengan memperhatikan macam
distribusi mana yang paling efektif. Apakah produsen menjual barangnya
langsung kepada pedagang eceran ataukah menjual melalui berbagai
perantara, melalui pos, ataukah langsung menjual kepada konsumen akhir
dari rumah ke rumah.
- Penentuan syarat-syarat penjualan. Kegiatan ini
meliputi penetapan syarat-syarat dan kondisi-kondisi penjualan yang
meliputi :
- syarat-syarat pengiriman misalnya waktu
penyerahan dan pembayaran ongkos angkutan,
- cara-cara pembayaran misalnya potongan harga dan
kredit,
- kualitas serta kuantitas barang yang dijual, dan
- hal-hal lain yang ada hubungannya dengan
penjualan.
- Membuat kontak dengan pembeli. Kegiatan membuat
kontak dengan pembeli meliputi berbagai kegiatan, diantaranya :
- menetapkan pasar, apakah barangnya akan dijual di
daerah geografis luas atau sempit
- setelah menetapkan pasar, pihak penjual harus
mencari pembeli di pasar tersebut, dimana para pembeli berada dan
bagaimana kebutuhannya
- membuat kontak dengan pembeli potensial tersebut
dan mengembangkan serta memelihara hubungannya,
- menciptakan permintaan konsumen potensial misalnya
melalui reklame, membericontoh barang untuk dicoba secara Cuma-cuma.
Pemindahan hak milik ata barang. Pemindahan hak milik atas barang dari pihak
penjual kepada pihak pembeli merupakan suatu langkah yang diperlukan dan yang
resmi di dalam penjualan barang-barang, tetapi pemindahan hak milik ini harus
disertai dengan penerimaan barang-barang oleh pihak pembeli sesuai dengan
kontrak pembelian. Kegiatan penjualan dikatakan sudah selesai apabila pihak
pembeli sudah menerima barang dari pihak penjual dan memilikinya.
9.4. ESTIMASI HARGA JUAL
Agar pemasaran dapat berjalan dengan lancar, maka perlu direncanakan terlebih dahulu kebutuhan biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya pemasaran. Selain itu perencanaan biaya pemasaran ini sebagai bahan pertimbangan juga dalam hal nilai atau harga barang yang akan dijual. Menurut Hanafiah dan Saefuddin (1986), pembiayaan pemasaran berarti mencari dan mengurus modal uang yang berkaitan dengan transaksi-transaksi dalam arus barang dari sektor produksi sampai sektor konsumsi. Pembiayaan dan menanggung risiko merupakan fungsi umum dan penyerta dari semua kegiatan pemasaran, bahkan mempunyai aplikasi penting dalam bidang pemasaran. Oleh karena itu barang-barang tidak dapat melalui semua sistem pemasaran tanpa didukung oleh pembiayaan. Pemilik barang pada setiap tingkat pasar (stage of distribution) harus mengorbankan modal yang dimilikinya atau harus meminjam modal dari sumber lainnya (kredit). Petani ikan juga perlu modal atau kredit untuk fase selama memiliki barang dan menunggu penjualan atau pembayaran.
Agar pemasaran dapat berjalan dengan lancar, maka perlu direncanakan terlebih dahulu kebutuhan biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya pemasaran. Selain itu perencanaan biaya pemasaran ini sebagai bahan pertimbangan juga dalam hal nilai atau harga barang yang akan dijual. Menurut Hanafiah dan Saefuddin (1986), pembiayaan pemasaran berarti mencari dan mengurus modal uang yang berkaitan dengan transaksi-transaksi dalam arus barang dari sektor produksi sampai sektor konsumsi. Pembiayaan dan menanggung risiko merupakan fungsi umum dan penyerta dari semua kegiatan pemasaran, bahkan mempunyai aplikasi penting dalam bidang pemasaran. Oleh karena itu barang-barang tidak dapat melalui semua sistem pemasaran tanpa didukung oleh pembiayaan. Pemilik barang pada setiap tingkat pasar (stage of distribution) harus mengorbankan modal yang dimilikinya atau harus meminjam modal dari sumber lainnya (kredit). Petani ikan juga perlu modal atau kredit untuk fase selama memiliki barang dan menunggu penjualan atau pembayaran.
Pedagang besar (wholesaler) di samping membiayai stock yang dimilikinya, harus
juga membiayai fasilitas-fasilitas pemasaran yang terikat padanya seperti
processing plan, storage plan, sarana dan prasarana pengangkutan, dan
kegiatan-kegiatan peragaan. Pedagang eceran harus juga mengeluarkan biaya untuk
kegiatan penjualannya dan dalam beberapa hal untuk pembelian oleh pelanggan di
tingkat eceran. Pembiayaan bisa saja berasal dari kredit, hal ini berarti
menggunakan modal uang orang lain yang nantinya harus dikembalikan berikut
bunganya. Kredit dapat diperoleh dari pihak swasta (perorangan), Bank
Pemerintah, Bank Komersial, Koperasi, Bank Desa, atau Organisasi Sosial. Kredit
dari pihak swasta (para pelepas uang, pedagang pengumpul atau tengkulak) telah
menimbulkan tiga aspek masalah kredit dalam pemasaran hasil perikanan. Ketiga
aspek dimaksud adalah :
- Tingkat bunga (interest rate) sangat tinggi. Kredit
pasar yang dikenal sebagai ”utang mindering” (karena pelunasannya secara
cicilan, ”midering”), bunga tersebut bisa sampai 120 bahkan 150% per
tahun.
- Petani ikan wajib menjual hasil produksinya kepada
pemberi kredit (pelepas uang, tengkulak) dengan harga yang ditentukan oleh
pihak pemberi kredit.
Hasil produksi harus segera dijual kepada pemberi kredit (pedagang pengumpul)
tanpa dapat ditahan sementara waktu untuk menunggu harga lebih baik. Ketiga
aspek masalah kredit seperti diuraikan di atas telah menempatkan petani ikan
bermodal kecil pada bargaining position sangat lemah, sebaliknya sistem kredit
seperti ini menempatkan pedagang pengumpul dan pelepas uang pada posisi sangat
menguntungkan. Karena tanpa memberi kesempatan kepada petani ikan untuk memilih
pedagang dan harga yang lebih menguntungkan. Oleh karena itu penggunaan kredit
oleh petani ikan semakin penting untuk melakukan proses produksi terlebih
dahulu sesuai permintaan konsumen. Sebaiknya jumlah kredit juga
mempertimbangkan jangka waktu proses produksi dan proses penyaluran barang.
Maka dengan demikian petani ikan perlu merencanakan terlebih dahulu semua
kebutuhan biaya dengan seksama agar penggunaan modal terutama modal hasil
pinjaman dapat digunakan lebih efisien.
Konsep Biaya Pemasaran Biaya pemasaran ini mencakup jumlah biaya yang
dikeluarkan oleh produsen (petani ikan) untuk keperluan pelaksanaan kegiatan
yang berhubungan dengan penjualan hasil produksinya dan jumlah biaya yang
dikeluarkan oleh lembaga pemasaran (badan perantara) serta laba (profit) yang
diterima oleh badan yang bersangkutan. Biaya pemasaran suatu produk biasanya
diukur secara kasar dengan margin. Margin adalah suatu istilah yang digunakan
untuk menyatakan perbedaan harga yang dibayar kepada penjual pertama (produsen)
dan harga yang dibayarkan oleh pembeli akhir (konsumen). Apabila margin
dinyatakan dalam persentase, maka disebut mark-up, yaitu suatu persentase
margin (margin dalam bentuk persentase) yag dihitung atas dasar harga pokok
penjualan (cost of goods sold) atau atas dasar harga penjualan eceran suatu
produk. Analisa Biaya Pemasaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar