ABU MUSLIM AL-KHURASANI
(Isfahan, Iran, 726 – Irak, 775). Pemimpin gerakan agama dan politik di Khurasan, Persia (Iran), yang paling berjasa kepada Bani Abbas dalam usaha menumbangkan kekuasaan Dinasti *Umayyah. Ada dua versi mengenai namanya. Pertama, nama aslinya adalah Ibrahim bin Usman dengan nama panggilan (kunyah) Abu Ishaq.
Kedua namanya kemudian diubah menjadi Abdurrahman bin Muslim dengan panggilan Abu Muslim ketika bergabung dengan Ibrahim bin Muhammad bin Ali al-Abbasi, yang dikenal dengan nama Ibrahim al-Imam, pimpinan tertinggi gerakan *Abbasiyah. Nama al-Khurasani di nisbahkan kepada daerah Khurasan.
Ketika berumur tujuh tahun, ia dibawa ke *Kufah dan tinggal sebagai pelayan – dalam versi lain sebagai budak – Isa bin Ma’qal al-Ajli dan Idris bin Ma’qal al-Ajli. Mereka dalah pendukung gerkan bawah tanah yang ingin merebut kekuasaan dari Bani Umayyah. Kedua majikanya ini ditangkap oleh gubernur Yusuf bin Umar dari bani Umayyah. Abu muslim kemudian diajak oleh Sulaiman bin Kasir, seorang perantara gerakan Abbasiyyah, untuk bergabung. Ia menerima ajakan itu dan menemui Ibrahim al-Imam.
Pada tahun 128 H (745 – 746 M) ia ditugaskan oleh Ibrahim al-Imam sebagai dai gerakan Abbasiyah di Khurasan. Menurut Ibnu Asir (sejarawan muslim terkenal, 1160 – 1233), Abu Muslim berusia 19 tahun ketika menerima tugas itu.dalam usia semuda itu ia menampakkan kepemimpinan dan keberanian yang luar biasa. Ia mencapai sukses besar di Khurasan. Ia berhasil menarik simpati sebgian besar penduduk – pernah dalam sehari ia mengumpulkan penduduk dari 60 desa di dekat Marv. Banyak tuan tanah Persia (Dihkan) yang tertarik menjadi pengikutnya. Di daerah ini ia berkampanye untuk mengobarkan sentimen massa golongan Alawiyyin (keturunan Ali bin Abi Talib), golongan *Syiah dan orang-orang persia terhadap Bani Umayyah dan menindas mereka. Abu Muslim mengajak mereka bekerjasama dengan gerakan Abbasiyah untuk mengembalikan kekhalifahan kepada keturunan Bani *Hasyim, baik dari Abbas bin Abdul Muttalib, paman Nabi SAW, maupun dari keturunan Ali bin Abi Talib. Gerakan Abbasiyyah mendapat dukungan dari golongan Alawiyyin dan Syiah karena dalam kampanyenya memakai semboyan li ar-rida min ali Muhammad (demi keridaan kelurga Nabi Muhammad).
Gerakan Abbasiyah pada mulanya berkampanye secara diam-diam melalui dai-dai yang dikirim ke berbagai penjuru daerah kekuasaan Bani Umayyah dengan menyamar sebagai pedagang atau jema’ah haji. Hal ini dilakukan karena mereka belum berani melawan Bani Umayyah secara terang-terangan. Perlawanan senjata baru dimulai setelah Abu Muslim al-Khurasani bergabung ke dalam gerakan itu. Pada tahun 129 H (747 M) Ibrahaim al-Imam mendorong Abu Muslim untuk merebut Khurasan dan membinasakan orang-orang Arab yang mendukung Bani Umayyah. Rencana ini oleh penguasa Bani Umayyah, Marwan bin Muhammad, sehingga Ibrahim al-Imam ditangkap dan kemudian dihukum mati. Kepemimpinan lalu beralih ketangan dausaranya, Abdullah bin Muhammad, yang dikenal dengan nama *Abu Abbas as-Saffah (Ar.: as-Saffah = si penumpah darah). Pemimpin baru ini tetap memberi kepercayaan besar pada Abu Muslim untuk memimpin perlawanan di daerah Khurasan, sedangkan Abu Abbas dan tokoh-tokoh gerakan Abbasiyah lainya dari keturunan Bani Hasyim, seperti Abu Ja’far *al-Mansur, Isa bin Musa bin Muhammad, dan Abdullah bin Ali, menggerakkan pemberontakan di Kufah, *Damascus, *Palestina, *Yordania, dan daerah-daerah bagian barat wilayah kekuasaan Bani Umayyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar