PENERAPAN METODE DISKUSI DAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA KARTU BILANGAN

ABSTRAK

Ribawanti, Ninik 2014. Penerapan Metode Diskusi dan Penggunaan Alat Peraga Kartu Bilangan untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Wajak 04.
Dengan bimbingan Drs. Tiksno Widyatmoko, MA, sebagai dosen mata kuliah PKP


Kata Kunci :  Media (Alat peraga), hasil belajar.

Alat peraga sangat dibutuhkan oleh siswa sekolah dasar karena pada dasarnya anak seusia sekolah dasar masih dalam tahap berfikir operasional kongkret yang ditandai dengan kemampuan anak untuk mengopersikan kaidah-kaidah logika walupun masih terikat dengan obyek-obyek yang bersifat kongkret (Syamsudin, 2004). Hasil refleksi yang penulis lakukan menunjukkan bahwa proses pembelajaran di kelas yang penulis laksanakan belum berjalan secara efektif. Hal ini ditandai masih rendahnya prestasi belajar siswa serta siswa belum berperan aktif dalam mengikuti pelajaran. Dalam kajian pustaka menurut Raka Joni (1984) menyatakan bahwa “Prestasi siswa diketahui setelah guru mengevaluasi hasil belajar anak didiknya, sehingga guru dapat mengetahui prestasi siswa dan dapat meningkatkannya. Salah satu cara meningkatkannya adalah dengan menggunakan alat peraga”.
Beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti antara lain : Untuk meningkatkan penggunaan kartu bilangan dalam pembelajaran matematika khususnya dalam materi mengurutkan bilangan di kelas IV SDN Wajak 04, untuk mengetahui motivasi siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan kartu bilangan sebagai alat peraga yang tepat, untuk mengetahui kemampuan siswa memahami materi mengurutkan bilangan pembelajaran matematika.
Penelitian ini dirancang sebagai Penelitian Tindakan Kelas. Pada siklus pertama hasil yang diperoleh kurang maksimal. Dari hasil belajar siklus pertama, dilakukan perbaikan di siklus kedua dengan merubah metode dan memperbaiki penampilan media pembelajaran yang lebih menarik perhatian siswa. Dari hasil belajar siklus kedua mengalami peningkatan prestasi belajar siswa.
Dari hasil belajar Siklus II mengalami peningkatan belajar siswa, sehingga dapat diperoleh pada Siklus I 70% prestasi siswa meningkat, pada Siklus II prestasi dan kreatifitas siswa mencapai 90%. Atas dasar penelitian ini, disarankan kepada guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa harus disertai dengan pemberian fasilitas dan bimbingan dalam kegiatan pembelajaran.


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Tidak jauh berbeda dengan mata pelajaran yang lain seperti halnya mata pelajaran Matematika yang dianggap momok atau ditakuti oleh siswa, karena mata pelajaran itu dianggap sulit oleh siswa. Meskipun dalam materi pembelajaran Matematika banyak juga yang menyangkut tentang kejadian-kejadian yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, namun jika pembelajaran tersebut tidak didasari dengan perencanaan, metode, media dan alat peraga yang dapat menunjang tentu akan sulit suatu pembelajaran itu dapat berhasil. Apalagi dalam pembelajaran Matematika banyak sekali istilah yang belum dimengerti, misalnya: Pola Teratur, Pola tidak teratur, dll, dalam pembelajaran Matematika Kelas IV tentang “Mengurutkan Bilangan”. Agar pembelajaran bisa berhasil maka guru harus menganalisa dimana letak kegagalan dan keberhasilannya, bukan tidak mungkin media / alat peragapun juga akan sangat menunjang dalam keberhasilan suatu Proses Pembelajaran.
“Alat peraga sangat dibutuhkan oleh siswa Sekolah Dasar karena pada dasarnya anak seusia Sekolah Dasar masih dalam tahap berfikir Operasional Kongkret yang ditandai dengan kemampuan anak untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika walaupun masih terikat dengan obyek-obyek  yang bersifat  kongkret” ( Syamsudin, 2004 ).
Atas izin Kepala Sekolah SDN Wajak 04, dalam melakukan penelitian penulis menemukan beberapa pokok masalah dalam pembelajaran, yaitu:
1. Kurangnya alat peraga yang disertai dengan kurangnya keterampilan guru dalam menggunakan alat peraga dalam pembelajaran Matematika tentang “Mengurutkan Bilangan” .
2. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran Matematika tentang “Mengurutkan Bilangan”.
3. Di Kelas IV untuk materi “Mengurutkan Bilangan”, dari SKM yang ditentukan, yaitu 60, dari 26 siswa yang mencapai ketuntasan hanya 9 siswa, 17 siswa lainnya masih di bawah SKM, dengan nilai tertinggi 80 sebanyak 2 siswa dan nilai terendah adalah 40 sebanyak 24 siswa, dan rata-rata kelas 53,5.
Dari latar belakang yang terurai di atas maka penulis merumuskan judul sebagai berikut : “ Penggunaan alat peraga untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa kelas IV SDN Wajak 04”
1. Identifikasi Masalah
Dari evaluasi Matematika tentang  “Mengurutkan Bilangan”, diidentifikasi bahwa dengan SKM 60, dari 26 siswa hanya 9 siswa yang menguasai materi 60 % ke atas, sementara 17 siswa lainnya masih di bawah SKM. Nilai tertinggi adalah 80 sebanyak 2 orang siswa, dan nilai terendah adalah 40 sebanyak 11 orang siswa. Selama pembahasan berlangsung siswa cenderung bermalas-malasan dan tidak memperhatikan terhadap penjelasan guru. Ketika guru bertanya “sudah jelas?” siswa serentak menjawab “Jelassss.!”, tetapi ketika guru memberikan soal evaluasi, masih banyak siswa yang belum mencapai nilai tuntas.
Menurut Donald Ary dan kawan – kawan ( dalam Arief Furchan, 192 ) menyatakan bahwa ada beberapa kriteria permasalahan yang baik yaitu :
Masalah hendaknya merupakan masalah yang pemecahannya akan memberikan sumbangan kepada bangunan pengetahuan dibidang pendidikan.
Masalah itu hendaknya merupakan masalah yang akan membawa kepada persoalan – persoalan baru dan demikian juga kepada penelitian  - penelitian berikutnya.
Permasalahan itu harus sesuai bagi sipeneliti, menarik peneliti, sesuai dengan bidang yang dikuasai dan waktu yang tersedia baginya.
2. Analisis Masalah
Berdasarkan uraian diatas dan hasil diskusi dengan teman sejawat akhirnya dapat diketahui beberapa faktor penyebab kegagalan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan yaitu :
1. Kurangnya motifasi dalam pembelajaran karena guru kurang kreatif  dalam mengelolah kelas.
2. Guru mengajar dengan media yang terbatas sehingga pemahaman siswa menjadi abstrak.
3. Guru mengajarkan materi pembelajaran cenderung menggunakan metode ceramah.
4. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Menurut beberapa ahli pemecahan masalah dapat diartikan sebagai berikut :
Menurut G.Polya (1973) pemecahan masalah adalah usaha dalam mencari jalan keluar dari suatu kesulitan, mencapai suatu tujuan yang tidak mudah dicapai.
Lebih lanjut Karl Albercht  (1992) menyatakan bahwa pemecahan masalah adalah keadaan suatu hal atau peristiwa yang harus kita ganti dengan sebuah cara untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli sehingga dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah adalah mengidentifikasi masalah dan mencari solusi dari masalah tersebut dengan pola piker ataugagasan yang baru untuk mencapai tujuan yang diinginkan
Berdasarkan analisis masalah yang kami hadapi, maka ada beberapa alternatif dan prioritas pemecahan masalah yang ingin dilaksanakan antara lain :
1. Guru hendaknya mengemas proses belajar mengajar dengan metode yang tepat dan menarik dalam penyajiannya yaitu dengan menggunakan metode yang bervariasi.
2. Guru hendaknya memotifasi siswa untuk selalu berfikir kritis dan kreatif.
3. Guru hendaknya lebih meningkatkan keterampilannya dalam menggunakan alat peraga didalam pembelajaran Matematika tentang”Mengurutkan Bilangan”.
4. Guru hendaknya harus selalu mengaktifkan siswa dan membuat suasana kelas menjadi menyenangkan.
B.  Rumusan Masalah
1. Bagaimana penggunaan kartu bilangan dalam proses pembelajaran matematika?
2. Bagaimana motivasi siswa dalam pembelajaran Matematika dengan menggunakan alat peraga ?
3. Bagaimana penggunaan alat peraga terhadap prestasi belajar siswa ?
C.  Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang kami hadapi, maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain :
1. Untuk meningkatkan penggunaan kartu bilangan dalam pembelajaran matematika khususnya dalam materi mengurutkan bilangan di kelas IV SDN Wajak 04
2. Untuk mengetahui motivasi siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan kartu bilangan sebagai alat peraga yang tepat.
3. Untuk meningkatkan kemampuan siswa memahami materi mengurutkan bilangan dalam pembelajaran matematika.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Manfaat Teoritis
Secara garis besar, hasil Penelitian Tindakan Kelas ini dapat bermanfaat sebagai referensi atau acuan dalam pengembangan pembelajaran yang menekankan alat peraga sebagai sarana untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, sangat penting dalam rangkaian proses belajar mengajar di sekolah.
. 2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
Meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika
Melatih siswa untuk mampu berfikir kritis dan kreatif.
Meningkatkan prestasi belajarnya.
Sebagai motifasi pada pembelajaran berikutnya.
Agar siswa dapat melihat suatu pola yang dapat dijadikan dasar untuk menanamkan konsep.
Agar dapat memudahkan siswa didalam memahami pembelajaran
2. Bagi Kepala Sekolah
Sebagai informasi tentang keadaan siswa
Sebagai landasan dalam menentukan kebijakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi siswa.
Sebagai bahan pertimbangan dalam memonitoring keadaan siswa
dan kemampuan guru dalam kaitannya dengan layanan bimbingan siswa.
3. Guru sebagai peneliti
Sebagai bahan masukan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
Sebagai informasi dalam membantu meningkatkan prestasi belajar siswa.
Dapat diterapkan untuk pelajaran lain
4. UT - Malang
Bagi UT- Malang hasil penelitian ini sangat bermanfaat dalam rangka menilai keberhasilan mahasiswa dan sebagi alat ukur kelulusan, karena penilaian ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas akhir semester yaitu Pemantapan Kemampuan Profesional.
5. Bagi Sekolah
Upaya pemantapan tentang kemampuan profesionalisme guru.
Sebagai refrensi dalam menentukan kebijakan sehubungan dengan metode yang digunakan guru.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.  Konsep Dasar Pembelajaran Matematika di SD
1. Menurut Nasution Noehi
Sejak tahun 1960-an telah terjadi pergeseran tujuan dalam pembelajaran Matematika tersebut yang semula menekankan pada hasil belajar, kemudian  lebih diutamakan pada proses (pendekatan keterampilan proses). Pembelajaran Matematika dengan pendekatan keterampilan proses ini memberikan lebih banyak keuntungan, karena konsep Matematika sebagai proses, sekaligus menuju pada perolehan hasil dari proses tersebut. (Nasution Noehi,2004:7.5 – 7.8)
Mengingat pentingnya pembelajaran Matematika dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses, dan karena tuntutan kurikulum Matematika SD, tentunya kita akan bertanya, apa hubungannya alat peraga dengan pendekatan keterampilan proses? Mungkin anda sudah bisa menjelaskannya, bukan ? penggunaan alat peraga Matematika tentunya sangat dibutuhkan dalam pembelajaran Matematika dengan penerapkan pendekatan keterampilan proses. “Secara umum kita dapat menyimpulkan paranan alat peraga Matematika sehubungan dengan keterampilan proses antara lain: Memberikan pengalaman langsung dalam belajar, mengaktifkan komunikasi dan interaksi antar guru dan siswa dan memperbasar perhatian siswa terhadap pelajaran yang diberikan guru. Di samping itu nilai praktis alat peraga Matematika antara lain: dapat menampilkan obyek yang langka dan sulit diamati, dapat melihat gerakan obyek secara langsung dan tidak langsung (Nasution Noehi, 2004 : 7.5 – 7.8). Pada kenyataan yang terjadi di lapangan, yang dimaksud pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, terutama di tempat penulis mengajar yaitu SDN Wajak 04 kelas IV dalam materi pembelajaran tentang Mengurutkan Bilangan. Penulis menemukan kesenjangan-kesenjangan, yaitu: hasil prestasi siswa yang kurang memenuhi standar ketentuan, alat peraga yang digunakan pada waktu mengajar sangat kurang, guru kurang kompeten dalam menggunakan alat peraga yang sudah ada.
Jika dicerna secara logika, tentunya pembelajaran yang dilaksanakan selama ini, terutama di SDN Wajak 04 kelas IV tentang Mengurutkan Bilangan sangatlah kurang bermakna jika disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang sebenarnya, yaitu menanamkan pemahaman konsep dan keterampilan proses terhadap siswa terhadap pembalajaran Matematika tentang “Mengurutkan Bilangan”, karena pendekatan keterampilan proses akan kurang bermakna jika tidak diimbangi dengan adanya media atau alat peraga.
2. Menurut Chalidah
Bahwa permainan adalah suatu kegiatan yang menyenangkan yang dilakukan dengan sukarela dan menggunakan aktifitas fisik,sensorik,emosi,komunikasi dan fikiran ( 2005 : 124 ) .
3. Menurut Sadiman
Mengatakan bahwa permainan adalah sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan dan sesuatu yang menghibur ( 2006 : 76 ) .
4. Menurut Sukayati ( 2004 : 14 )
Permainan dalam pembelajaran matematika disekolah bukan untuk menerangkan melainkan suatu cara atau teknik untuk mempelajari atau membina keterampilan dari suatu materi tertentu. Secara umum permainan cocok untuk membantu mempelajari fakta dan keterampilan.
Secara umum kartu bilangan adalah kartu yang berisi angka – angka atau bilangan yang digunakan dalam pelajaran matematika.
B. Prestasi Belajar
Menurut pendapat S. Nasution ( 1996 ) bahwa prestasi belajar merupakan kesepakatan seorang peserta didik dalam berfikir, merasa, dan berbuat.
Sedangkan Winkel (1996 ) berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan salah satu bukti yang menunjukkan kemampuan atau keberhasilan seseorang yang melakukan proses belajar sesuai dengan bobot atau nilai yang berhasil diraihnya. Winkel lebih menekankan prestasi belajar itu pada kemampuan siswa secara umum.
Prestasi yang tinggi menjadi dambaan siswa, orang tua, dan guru. Oleh karena itu upaya untuk meningkatkan prestasi selalu dilakukan. Menurut Raka Joni ( 1984 ) “prestasi siswa diketahui setelah guru mengevaluasi hasil belajar anak didiknya. Sehingga guru dapat mengetahui prestasi siswa dan dapat meningkatkannya. Salah satu cara untuk meningkatkannya adalah dengan menggunakan alat peraga.
Pengertian prestasi belajar pada intinya adalah capaian atau hasil akhir yang bias dilihat setelah proses belajar, prestasi belajar dan proses belajar adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Karena prestai belajar pada hakikatnya adalah hasil akhir dari sebuah proses belajar. Untuk mengetahui prestasi belajar seorang peserta didik biasanya dilakukan evaluasi terhadap materi belajar yang telah diberikan, sebsrapa besar peserta didik mampu memberikan jawaban dari setiap evaluasi yang diberikan. Demikian gambaran prestasi belajar yang ia miliki.
C.  Alat peraga sebagai sarana meningkatkan prestasi belajar
Berbicara tentang alat peraga sebagai media pendidikan dan pengajaran kita dapat melihatnya dalam pengartian yang luas maupun terbatas. Berbagai sudut pandang, maksud dan tujuan tertentu menyebabkan timbulnya berbagai pengertian tentang alat peraga. Gagne ”Menempatkan alat peraga sebagai komponen sumber, dia mendefinisikan alat peraga sebagai komponen sumber belajar di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar (Nasution Noehi,2004:7.3)
Menurut Djoko iswadji ( 2003 ) alat peraga adalah seperangkat benda konkret yang dirancang, dibuat atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep – konsep atau prinsip – prinsip dalam pembelajaran.
Sedangkan pendapat Sudjana (2002 : 59 ) alat peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh matadan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien.
Menurut Anderson, alat peraga sebagai media atau perlengkapan yang digunakan untuk membantu para pengajar.
Ahli lain mengemukakan bahwa alat peraga yaitu alat bantu atau pelengkap yang digunakan guru atau siswa dalam belajar mengajar ( Engkoswara, 1979 : 52 ).
Berbicara pengartian alat peraga secara luas, juga terdapat pengertian alat peraga secara terbatas, yaitu sebagai alat bantu mengajar, khususnya dalam pembelajaran Matematika di SD.
Terlepas dari berbagai ragam pengertian tentang alat peraga, jelas bagi kita bahwa alat peraga sebagai alat bantu dalam pembelajaran memiliki fungsi yang jelas, yaitu: memperjelas, memudahkan siswa memahami konsep/prinsip atau teori, dan membuat pesan kurikulum yang akan disampaikan kepada siswa menarik, sehingga motivasi belajar siswa meningkat dan proses belajar mengajar efektif dan efisien.
D. Pengaruh Media Terhadap Prestasi Belajar Matematika
Seperti dibahas pada awal, “media sebagai alat peraga merupakan media pembelajaran yang menjadi perantara untuk menyampaikan pesan dari sumber kepada penerima pesan” (Heinich, 1982). Penggunaan alat peraga akan memudahkan siswa menerima materi atau informasi yang diajarkan, sehinggapemahaman siswa terhadap materi Matematika dapat ditingkatkan.
Menurut Hamalik ( 1986 ) bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,membangkitkan motivasidan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh – pengaruh psikologi terhadap siswa.
Sedang pendapat Arsyad ( 2003 ) mengatakan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar pemakaian kata media pembelajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang dengar, bahan pengajaran, komunikasi pandang dengar, pendidikan alat peraga pandang, teknologi pendidikan, alat peraga, dan media penjelas.
Dalam belajar ada istilah pintu gerbang belajar (Krech dan Krech, 1988). ”Melalui pintu gerbang ini materi masuk ke otak, semakin lebar bukaan gerbang, maka semakin banyak informasi yang masuk dan semakin sempit bukaan gerbang tersebut, maka semakin sedikit pula informasi yang masuk ke otak”.
Besarnya bukaan pintu gerbang belajar dipengaruhi beberapa faktor yaitu; kecerdasan, minat siswa, kondisi dan iklim belajar. Dengan alat peraga siswa menjadi lebih tertarik dan fokus pada pelajaran, siswa yang tadinya belum memperhatikan menjadi lebih perhatian terhadap pelajaran yang berlangsung.
Menindak lanjuti dari pembahasan di atas peranan alat peraga terhadap pelajaran Matematika kelas IV sangat penting, karena materi Matematika membutuhkan bentuk yang konkrit untuk meningkatkan dan mempercepat pemahaman siswa, dengan ini diharapkan prestasi belajar siswa menjadi meningkat, karena selama ini penggunaan alat peraga pada pelajaran Matematika belum begitu dimanfaatkan, sehingga pemahaman dan prestasi siswa kurang maksimal.
E. Kelebihan dan kelemahan Alat peraga
Menurut Ruseffendi ( dalam Pijiati, 2009 ) penggunaan alat peraga tidak selamanya membuahkan hasil belajar yang lebih meningkat, lebih menarik dan sebagainya. Adakalanya menyebabkan hal yang sebaliknya, yaitumenyebabkan kegagalan peserta didik dalam belajar. Kegagalan itu akan tampak bila :
Generalisasi konsep abstrak dari refrensi hal – hal yang konkret tidak tercapai.
Alat peraga yang digunakan hanya sekedar sajian yang tidak memiliki nilai–  nilai yang tidak menunjang konsep – konsep dalam matematika.
Tidak disajikan pada saat yang tepat
Memboroskan waktu
Diberikan kepada anak yang sebenarnya tidak memerlukannya, dan
Tidak menarik serta mempersulit konsep yang dipelajari.
Sedang keuntungannya adalah :
Pengalaman langsung
Membangkitkan minat siswa untuk menyelidiki
M elatih seni hidup bersama
Menciptakan kepribadian bagi guru maupun siswa
Membuat siswa menjadi aktif
Merangsang siswa untuk kreatif.
Dalam penelitian ini penulis berusaha meneliti keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dan dengan menerapkan metode demonstrasi. Namun dalam pembelajaran dengan cara seperti ini, penulis menyadari ada beberapa kelemahan dan kelebihan dalam pembelajaran yang dilaksanakan:
Kelebihan alat peraga
Dapat memberi gambaran struktur yang memudahkan siswa belajar
Dapat meningkatkan motifasi belajar siswa
Dapat menyediakan fariasi belajar
Dapat memberikan contoh yang selektif
Dapat merangsang berfikir analisis
Dapat memberikan situasi belajar yang tanpa beban atau tekanan (kurang bersifat formal)
Dapat meningkatkan kualitas pengajaran
2. Kelemahan alat peraga
Jika pembelajaran menggunakan metode experimen atau metode-metode lain yang menuntut kemandirian siswa, maka memerlukan alat peraga dengan jumlah yang banyak
Penulis menganggap bahwa ada beberapa alat peraga yang dianggap berbahaya jika siswa yang  melakukan demostrasi, maka demostrasi alat peraga hanya dilakukan oleh guru.
Memerlukan waktu lebih banyak dibandingkan dengan pembelajaran melalui metode lainnya.
Tidak semua siswa tertarik dengan alat peraga yang ditampilkan.


BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. SUBYEK, TEMPAT, WAKTU PENELITIAN, DAN PIHAK YANG MEMBANTU
1. Subyek dalam Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan PTK ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV dengan jumlah 26 anak dalam pembelajaran matematika.
2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Wajak 04 Kecamatan Wajak Kabupaten Malang.
Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada hari Selasa Bulan Mei Tahun 2014 jam 07.00
3. Pihak yang membantu
Penelitian ini tidak dilakukan sendiri oleh peneliti, tetapi dibantu oleh :
1. Ibu Endang Puji Lestari, S.Pd selaku supervisor 1
2. Bapak Kusmari, S.Pd selaku supervisor 2
3. Siswa sebagai sumber data
B. DESAIN PROSEDUR PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian siklis yang mengacu pada teori Suharsimi Arikunto.
Adapun tahapannya meliputi :
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
a. Melakukan subjek penelitian
b. Identifikasi permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian
c. Perumusan permasalahan
d. Penentuan masalah yang diteliti
e. Penyusunun RPP
2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan peneliti adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran yang disusun
3. Pengamatan
Pada tahap pengamatan, peneliti membutuhkan observer untuk membantu mengamati pembelajaran, karena pengamatan dilakukan bersama dengan pelaksanaan pembelajaran.
C. Teknik Analisis Data
Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini ada tiga yaitu observasi, dokumentasi, dan tes. Observasi dan dokumentasi dilaksanakan pada saat penelitian.
Adapun tes yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu : pertama sebelum penerapan metode diskusi dan alat peraga kartu bilangan, yang kedua setelah penerapan metode.data dari ketiga instrument tersebut kemudian dianalisis. Adapun teknik menganalisis datanya adalah sebagai berikut :
1. Observasi dan Dokumentasi
Langkah – langkah penganalisasian data dari hasil observasi dan dokumentasi adalah :
a. Pengelompokan data
b. Data dianalisis
c. Menarik kesimpulan
2. Tes
Langkah – langkah yang dilakukan oleh peneliti sebagai hasil dari tes adalah sebagai berikut :
a. Mengoreksi tes awal dan tes akhir
b. Membubuhkan nilai pada lembar tes
c. Melakukan perbandingan antara tes awal dan tes akhir
d. Menarik kesimpulan


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Siklus 1
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyiapkan RPP dan instrument penilaian. Disamping itu peneliti juga mempersiapkan lembar observasi dan melakukan kesepakatan dengan observer untuk menentukan waktu pelaksanaan penelitian.
b. Pelaksanaan
Siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2014 dikelas IV SD Negeri Wajak 04, Kabupaten Malang. Dengan jumlah siswa 26 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki – laki dan 14 siswa perempuan.
c. Pengamatan
Pada tahap pengamatan ini, peneliti membutuhkan observer untuk membantu mengamati penelitian pembelajaran, karena pengamatan dilakukan bersama dengan pelaksanaan pembelajaran. Adapun data – data yang diperoleh adalah sebagai berikut :


TABEL 4.1
LEMBAR OBSERVASI SISWA KELAS IV
SDN WAJAK 04
(MENGURUTKAN BILANGAN)
SIKLUS 1


No Nama Siswa Aspek yang dinilai Jumlah Nilai
Keaktifan Kedisiplinan Ketelitian
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 Sufi Indriyani 5 42
2 M. Fahruroji 5 42
3 Viki Irawani 8 67
4 Ahmad Imammudin 6 50
5 Faridatul 10 83
6 Fatimatun Nadia 8 67
7 Idah Samsuden 9 75
8 Kurniawan 6 50
9 Mufailatul Rosidah 9 75
10 Zaini Agus 8 67
11 Ahmad Fauzan 9 75
12 Ainul Yakin 8 67
13 Anggun Widiasari 8 67
14 Dea Regina 9 75
15 Idatul Murida 6 50
16 Siti Khoridatul 9 75
17 Lailatul Hidayah 9 75
18 M. Fani 5 42
19 M.Saiful 6 50
20 Puput Ernawati 3 25
21 Sindi Ratna 6 50
22 Siti Maisaroh 6 50
23 Widayatul Ilmia 12 100
24 Ziadatul Ilmiah 7 58
25 Indra Maulana 6 50
26 Roni Aditama 7 58

Keterangan
1 =  Tidak terlihat aktifitasnya
2 =  KuranG
3 =  CukuP
4 =  Baik
Skor maksimal 12
NA = x 100

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan ada 11 siswa yang keaktifannya sudah baik, ada 8 siswa yang keaktifannya sedang, dan ada 7 siswa yang terlihat kurang aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan penerapan model diskusi dan penggunaan alat peraga kartu bilangan.
Pada awal dan akhir pembelajaran siswa diberi tes secara individu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar sebelum dan sesudah penerapan  metode  diskusi dan penggunaan alat peraga kartu bilangan. Berikut data hasil evaluasi siswa secara individu pada awal dan akhir pembelajaran adalah sebagai berikut :

Lembar Evaluasi
Nama/No. Absen
Kelas IV (Empat)
Mata Pelajaran Matematika

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan uraian yang jelas dan tepat !

Urutkan bilangan-bilangan di bawah ini mulai dari yang terkecil
1. 11.000 ; 12.000 ; 12.500 ; 11.500 ; 10.500
2. 72.120 ; 72.160 ; 72.130 ; 72.140 ; 72.150
3. 21.150 ; 21.300 ; 21.250 ; 21.350 ; 21.200
Urutkan bilangan-bilangan di bawah ini mulai dari yang terbesar
4. 23.451 ; 23.251 ; 23.051 ; 23. 351; 23.151
5. 95.371 ; 91.371 ; 99.371 ; 93.371 ; 97.371
6. 18.534 ; 18.535 ; 18.537 ; 18.536 ; 18.533
Urutkan bilangan-bilangan tidak berpola di bawah ini mulai dari yang terkecil
7. 24.135 ; 21.345 ; 23.451 ; 21.354 ; 23.541 ; 24.315
8. 26.840 ; 28.406 ; 26.804 ; 28.460 ; 26.084 ; 28.604
Urutkan bilangan-bilangan tidak berpola di bawah ini mulai dari yang terbesar
9. 31.579 ; 31.759 ; 31.957 ; 31.597 ; 31.795 ; 31.975
10. 45.678 ; 54.678 ; 45.867 ; 54.768 ; 45.786 ; 54.876

TABEL 4.2
DATA HASIL EVALUASI MATEMATIKA SISWA KELAS IV
SDN WAJAK 04
(MENGURUTKAN BILANGAN)
SIKLUS 1

No Nama Siswa Nilai Prosentase (%) Ketuntasan
1 Sufi Indriyani 60 60% Tuntas
2 M. Fahruroji 80 80% Tuntas
3 Viki Irawani 60 60% Tuntas
4 Ahmad Imammudin 70 70% Tuntas
5 Faridatul 50 50% Tidak Tuntas
6 Fatimatun Nadia 60 60% Tuntas
7 Idah Samsuden 70 70% Tuntas
8 Kurniawan 60 60%         Tuntas
9 Mufailatul Rosidah 80 80% Tuntas
10 Zaini Agus 70 70% Tuntas
11 Ahmad Fauzan 50 50%    Tidak Tuntas
12 Ainul Yakin 80 80% Tuntas
13 Anggun Widiasari 60 60% Tuntas
14 Dea Regina 100 100% Tuntas
15 Idatul Murida 60 60%         Tuntas
16 Siti Khoridatul 70 70% Tuntas
17 Lailatul Hidayah 70 70% Tuntas
18 M. Fani 80 80%         Tuntas
19 M.Saiful 60 60% Tuntas
20 Puput Ernawati 65 65% Tuntas
21 Sindi Ratna 60 60% Tuntas
22 Siti Maisaroh 70 70% Tuntas
23 Widayatul Ilmia 80 80% Tuntas
24 Ziadatul Ilmiah 65 65% Tuntas
25 Indra Maulana 70 70% Tuntas
26 Roni Aditama 60 60% Tuntas
Jumlah 1.670 70 %
Rata-rata 70%


Dari tabel diatas dapat dilihat perbandingan antara sebelum dan sesudah penerapan metode diskusi dan penggunaan alat peraga kartu bilangan , dalam pembelajaran matematika kelas 4 SDN Wajak 04 adalah sebagai berikut : sebelum penerapan hanya 53,5% (14 dari 26 siswa) yang nilainya mencapai kriteria SKM 60. Setelah penerapan siswa yang nilainya mencapai kriteria ketuntasan minimum meningkat menjadi 70% (18 dari 26 siswa). Hal ini menunjukkan peningkatan ketuntasan siswa dalam penerapan metode diskusi dan penggunaan alat peraga kartu bilangan.
D. Refleksi
1.  Kelemahan
Ada beberapa siswa yang masih kurang aktif mengikuti pelajaran.
Pembelajaran yang dilakukan membutuhkan waktu yang lama.
Guru masih belum maksimal dalam menerapkan penggunaan alat peraga kartu bilangan.
2. Kelebihan
Siswa mulai aktif mengikuti pembelajaran dibandingkan sebelum siklus.
Ketuntasan siswa meningkat dibandingkan sebelum siklus
Adanya saling kerjasama antar siswa yang pandai dan yang kurang pandai

2.  Siklus II
a. Perencanan
Pada tahap perencanaan siklus 2, peneliti menyiapkn RPP dan instrumen penilaian sama sepertiyang telah dipersiapkan peneliti pada siklus 1. Peneliti juga mempersiapkan lembar observasi dan melakukan kesepakatan dengan observer untuk menentukan waktu pelaksanaan siklus 2.
b. Pelaksanaan
Siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2014 dikelas 4 SDN Wajak 04, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang. Dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki – laki   dan 14 siswa perempuan.
c. Pengamatan
Pada tahap pengamatan siklus 2 peneliti juga membutuhkan observer untuk membantu mengamati penelitian pembelajaran seperti pada siklus 1, karena pengamatan dilakukan bersama dengan pelaksanaan pembelajaran. Adapun data – data yang diperoleh adalah sebagai berikut :


TABEL 4.3
LEMBAR OBSERVASI MATEMATIKA SISWA KELAS IV
SDN WAJAK 04
(MENGURUTKAN BILANGAN)
SIKLUS II

No Nama Siswa Aspek yang dinilai Jumlah Nilai
Keaktifan Kedisiplinan Ketelitian
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 Sufi Indriyani 5 85
2 M. Fahruroji 5 70
3 Viki Irawani 8 80
4 Ahmad Imammudin 6 70
5 Faridatul 10 85
6 Fatimatun Nadia 8 80
7 Idah Samsuden 9 85
8 Kurniawan 6 70
9 Mufailatul Rosidah 9 90
10 Zaini Agus 8 80
11 Ahmad Fauzan 9 90
12 Ainul Yakin 8 90
13 Anggun Widiasari 8 80
14 Dea Regina 9 100
15 Idatul Murida 6 100
16 Siti Khoridatul 9 80
17 Lailatul Hidayah 9 75
18 M. Fani 5 90
19 M.Saiful 6 85
20 Puput Ernawati 3 80
21 Sindi Ratna 6 70
22 Siti Maisaroh 6 70
23 Widayatul Ilmia 12 100
24 Ziadatul Ilmiah 7 80
25 Indra Maulana 6 70
26 Roni Aditama 7 80

Keterangan
1 =  Tidak terlihat aktifitasnya
2 =  Kurang
3 =  Cukup
4 =  Baik
Skor maksimal 12
NA = x 100

Berdasarkan pengamatan pada siklus 1 ada 11siswa yang keaktifannya baik meningkat menjadi 13 siswa yang keaktifannya baik pada siklus II, Ada 8 siswa yang keaktifannya sedang setelah diadakan siklus II, ada 7 siswa yang keaktifannya sedang. Dan pada siklus 1ada 7 siswa yang kurang aktif, setelah diadakan siklus II tinggal 4 siswa yang masih terlihat kurang aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini bisa terjadi karena peneliti maksimal dalam menerapkan metode diskusi dan penggunaan alat peraga kartu bilangan.
Pada akhir pembelajaran siswa diberi tes secara individu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar sesudah penerapan metode diskusi dan penggunaan alat peraga kartu bilangan. Berikut adalah data hasil evaluasi siswa secara individupada akhir pambelajaran siklus II.
Lembar Evaluasi

Nama/No. Absen
Kelas IV (Empat)
Mata Pelajaran Matematika

Urutkan bilangan-bilangan tidak berpola di bawah ini mulai dari yang terkecil
1. 24.235 ; 21.445 ; 23.651 ; 21.554 ; 23.741 ; 24.395
2. 26.850 ; 28.466 ; 26.854 ; 28.480 ; 26.074 ; 28.694
Urutkan bilangan-bilangan tidak berpola di bawah ini mulai dari yang terbesar
3. 31.579 ; 31.759 ; 31.957 ; 34.597 ; 31.395 ; 31.972
4. 45.678 ; 54.878 ; 45.807 ; 54.768 ; 45.086 ; 54.576
5. 53.285 ; 66.567 ; 59.678 ; 43.097 ; 56.897 ; 78.908

Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut:
TABEL 4.6
DATA HASIL EVALUASI MATEMATIKA SISWA KELAS IV
SDN WAJAK 04
TABEL 4.2
DATA HASIL EVALUASI MATEMATIKA SISWA KELAS IV
SDN WAJAK 04
(MENGURUTKAN BILANGAN)
SIKLUS 1I

No Nama Siswa Nilai Prosentase (%) Ketuntasan
1 Sufi Indriyani 95 95% Tuntas
2 M. Fahruroji 100 100% Tuntas
3 Viki Irawani 95 95%          Tuntas
4 Ahmad Imammudin 90 90% Tuntas
5 Faridatul 80 80% Tuntas
6 Fatimatun Nadia 85 85% Tuntas
7 Idah Samsuden 85 85% Tuntas
8 Kurniawan 100 100% Tuntas
9 Mufailatul Rosidah 95 95%         Tuntas
10 Zaini Agus 95 95%         Tuntas
11 Ahmad Fauzan 70 70% Tuntas
12 Ainul Yakin 90 90%         Tuntas
13 Anggun Widiasari 90 90% Tuntas
14 Dea Regina 100 100% Tuntas
15 Idatul Murida 100 100%         Tuntas
16 Siti Khoridatul 100 100%         Tuntas
17 Lailatul Hidayah 95 95%         Tuntas
18 M. Fani 85 85%         Tuntas
19 M.Saiful 80 80% Tuntas
20 Puput Ernawati 95 95% Tuntas
21 Sindi Ratna 95 95% Tuntas
22 Siti Maisaroh 100 100% Tuntas
23 Widayatul Ilmia 80 80% Tuntas
24 Ziadatul Ilmiah 100 100% Tuntas
25 Indra Maulana 100 100% Tuntas
26 Roni Aditama 95 95% Tuntas
Jumlah 2.164 90 %
Rata-rata 90

Dari tabel diatas dapat dilihat setelah siklus II siswa yang nilainya mencapai SKM meningkat menjadi 90% ( 24 dari 26 siswa). Hal ini menunjukkun peningkatan ketuntasan siswa dalam penerapan metode diskusi dan penggunaan alat peraga kartu bilangan.
D. Refleksi
Pada tahap refleksi ini peneliti mengkaji apa saja yang telah dilakukan selama proses penerapan pembelajaran metode diskusi dan penggunaan alat peraga kartu bilangan, untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Secara umum pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan perencanaanyang telah dibuat dantujuan yang akan dicapai. dari hasil refleksi peneliti menemukan keberhasilan perbaikan pembelajaran siklus II, antara lain:
1. Menemukan kekuatan dalam satu perbaikan
Menggunakan alat peraga sebagai media balajar
Menggunakan berbagai metode selain tanya jawab
Siswa diberikan kesempatan umtuk bertanya
2. Menemukan kelemahan dalam satu tindakan perbaikan
Media yang dibutuhkan tidak selalu tersedia

Hasil evaluasi siswa secara individu juga mengalami peningkatan secara signifikan. Pada siklus II peneliti sudah melakukan pembelajaran metode diskusi dan pennggunaan alat peraga kartu bilangan, dengan baik. Yang perlu diperhatikan yaitu mempertahankan apa yang telah peneliti capai sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.

A. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

1. Siklus I
Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat dan melihat hasil evaluasi siswa, penulis menyadari bahwa pada siklus ini pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menerapkan metode diskusi belum dapat meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran tentang Mengurutkan Bilangan, hal tersebut ditandai dengan masih banyaknya siswa yang nilainya masih di bawah standar ketuntasan. Dengan SKM 60 dari 26 siswa yang mencapai standar ketuntasan adalah 13 siswa sedangkan 13 siswa lainnya masih di bawah SKM, dengan nilai tertinggi 100 sebanyak 1 siswa dan nilai terendah adalah 25 sebanyak 1 siswa. Dari pembelajaran perbaikan pada siklus ini juga diperoleh data aktivitas siswa, dari 26 siswa yang terlihat “aktif” hanya 17 siswa sementara 5 siswa “cukup aktif” dan hanya 4 siswa yang masih enggan mengikuti pembelajaran “tidak aktif”. Sehingga penulis menganggap perlu diadakan perbaikan.

2. Siklus II
Pembelajaran siklus II ini peneliti mencoba menggunakan alat peraga berupa gambar dan benda-benda lain yang sesuai dalam pembelajaran Matematika dengan metode diskusi, tanya jawab dan demonstrasi. Hal ini berbeda dengan perbaikan pembelajaran pada siklus I. Dalam kegiatan pembelajaran siklus II, hampir semua semua siswa terlihat aktif , dari 34 siswa terdapat 26 siswa yang nilainya mencapai ketuntasan, sementara 8 siswa yang lainnya masih belum bisa mencapai SKM. Nilai tertinggi 100 sebanyak 13 siswa  dan nilai terendah adalah 42 sebanyak 3 siswa karena siswa tidak masuk sekolah. Dari perbaikan pada siklus II ini juga diperoleh data aktivitas siswa, sebagai berikut : Dari 34 siswa terdapat 13 siswa terlihat sangat aktif dalam pembelajaran, 18 siswa tergolong aktif mengikuti pem-belajaran, 4 siswa cukup aktif dan 3 siswa terlihat masih enggan dan pasif dalam mengikuti pembelajaran. Dengan demikian perbaikan pembelajaran siklus II dikatakan berhasil dan tidak perlu adanya perbaikan lagi.


BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Dari dua siklus perbaikan yang dilaksanakan, ternyata pembelajaran dengan menggunakan alat peraga sebagai media belajar dapat meningkatkan motifasi dan kualitas pembelajaran yang akhirnya juga berdampak positif terhadap hasil atau prestasi belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari nilai siswa yang lebih meningkat dibandingkan dengan pembelajaran pada awal dan pada pembelajaran siklus I.
1.  Peningkatan aktivitas siswa dapat dilihat pada diagram berikut:

DIAGRAM PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA
KELAS IV SDN WAJAK 04
(MENGURUTKAN BILANGAN)

DATA AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN
MENGURUTKAN BILANGAN
No Aktivitas siswa Siklus I Siklus II
1 Kurang Aktif 7 4
2 Cukup Aktif 3 2
3 Aktif 5 7
4 Sangat Aktif 11 13

2.  Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada diagaram berikut:
DIAGRAM PENINGKATAN HASIL EVALUASI SISWA
KELAS IV SDN WAJAK 04
(MENGURUTKAN BILANGAN)
 DATA KETUNTASAN BELAJAR
MENGURUTKAN BILANGAN
No KETUNTASAN PRA TINDAKAN SIKLUS I SIKLUS II
1 Jumlah siswa tuntas 13 24 26
2 Rata-rata nilai 51,7 70 90
3 Prosentase 51,7 % 70% 90%

B. Saran tindak lanjut
Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, beberapa hal yang sebaiknya dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya dalam hal meningkatkan pemahaman siswa tentang Mengurutkan Bilangan adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan materi tentang ”Mengurutkan Bilangan” dengan meng-gunakan metode dan alat peraga yang mudah dMatematikahami siswa.
2. Memberi motifasi kepada siswa.
3. Perlu memberikan contoh konkrit dalam penjelasan konsep.
4. Guru harus lebih kreatif lagi, terutama dalam hal meningkatkan motifasi belajar siswa dan mengelola kelas.


Berdasarkan pengalaman dalam pelaksanaan pembelajaran melalui PTK, kiranya sangat perlu untuk lebih meningkatkan kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) di gugus sekolah masing-masing untuk selalu bertukar pikiran dan pengalaman yang berhubungan dengan hal meningakatkan Kompetensi dan profesionalisme guru di masa mendatang.


DAFTAR PUSTAKA

Anggoro m. Toha,dkk. 2007. Metode Penelitian.Jakarta: Universitas Terbuka
Winataputra, H.Udin. S,dkk. 2003. STRATEGI BELAJAR MENGAJAR. Jakarta : Universitas Terbuka.
Andayani. 2008. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta : Universitas terbuka
Nasution Noehi, dkk. 2004. PENDIDIKAN MATEMATIKA DI SD. Jakarta : Universitas Terbuka
Raka Joni, 1984. Psikologi Pembelajaran. Jakarta.Ditjen Dikti Depdiknas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar