Latar Belakang
Sebelum kedatangan Islam di negeri Arab (Arab pra-Islam), secara sosiopolitis masyarakat Arab sangat mencerminkan kehidupan yang sangat rendah. Banyak perilaku yang menyimpang terjadi, seperti penyembahan berhala, perbudakan, perzinahan, mabuk, ekploitasi, perang antarsuku dan masih banyak lagi. Hal tersebut merupakan kebudayaan dan peradaban bangsa Arab sebelum Islam datang, sungguh sangat miris, jauh dari nilai-nilai kebaikan.
Namun, lahirnya seorang anak laki-laki yang kemudian diberi nama Muhammad, akan membawa pengaruh besar terhadap kehidupan bangsa Arab dan bangsa-bangsa lainnya. Pengaruh tersebut terjadi di dalam bidang atau aspek teologis dan sosiopolitis dalam kehidupan. Dari pengaruh positif yang dibawa Muhammad dan kemudian ia menjadi Rasul Allah yang bertugas menyebarkan ajaran agama Islam, sehingga membawa bangsa Arab ke peradaban yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Secara umum, kita mengetahui banyak sekali perubahan yang dibawa Rasulullah SAW. namun bagaimana sejarah peradaban pada masa itu? Hal tersebut menjadi latar belakang penulis dalam menulis makalah ini yang berjudul “Peradaban Islam pada Masa Nabi Muhammad SAW” dan sekaligus untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW?
2. Bagaimana gambaran umum misi Nabi Muhammad SAW?
3. Apa saja peradaban pada masa Rasulullah SAW?
Tujuan
1. Mengetahui bagaimana sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW.
2. Mengetahui gambaran umum misi Nabi Muhammad SAW.
3. Mengetahui peradaban pada masa Rasulullah SAW.
1. Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW. adalah anggota Bani Hasyim, yang merupakan bagian dari suku Quraisy. Nabi Muhammad lahir dari keluarga terhormat yang relatif miskin. Ayahnya bernama Abdullah anak dari Abdul Muthalib, seorang kepala suku Quraisy dan ibunya adalah Aminah binti Wahab dari Bani Zuhrah. Nabi Muhammad dilahirkan pada tahun 570 M atau pada saat itu dikenal sebagai tahun gajah, karena pada waktu itu terjadi penyerangan terhadap Makkah yaitu penghancuran Kakbah oleh pasukan gajah Abrahah, namun pasukan Abrahah mengalami kehancuran.
Muhammad lahir dengan berkulit cerah, berambut hitam lebat, alis melengkung, bola matanya hitam dan bulu matanya hitam lentik. Di tengkuknya antara dua bahu ada bercak kecoklatan.
Namun, Muhammad lahir dalam keadan yatim karena ayahnya telah meninggal dunia. Salah satu kebiasaan di antara orang-orang kaya dan kaum bangsawan Arab bahwa ibu-ibu tidak mengasuh anak-anak mereka, tetapi mereka mengirimkan anak-anak itu ke pedesaan untuk diasuh dan dibesarkan di sana. Begitu pula dengan Muhammad yang diserahkan kepada Halimah Sa’diyyah. Muhammad diasuh dan dibesarkan selama 6 tahun oleh Halimah dan kemudian dikembalikan lagi kepada ibunya. Pada waktu itu, ibunya bermaksud menziarahi makam suaminya di Madinah. Namun, di tengah perjalanan, yaitu di Abwa, Madinah, Aminah menderita sakit dan menghembuskan nafas yang terakhir di sana. Dengan demikian, pada saat berusia 6 tahun Nabi Muhammad sudah menjadi yatim piatu.
Setelah Aminah meninggal, Abdul Muthalib mengambil alih tanggung jawab untuk merawat Muhammad. Namun, dua tahun kemudian Abdul Muthalib meninggal dunia. Tanggung jawab terhadap hak asuh Muhammad beralih kepada pamannya, Abu Thalib.
Dalam usia muda, Muhammad hidup sebagai pengembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Makkah. Melalui kegiatan itu, dia menemukan tempat untuk berpikir dan merenung. Dalam suasana demikian, dia ingin melihat sesuatu di balik semuanya. Pemikiran dan perenungan tersebut membuatnya jauh dari segala pemikiran nafsu duniawi, sehingga ia terhindar dari berbagai macam noda yang bisa merusak namanya. Karena itu, sejak muda Muhammad sudah dijuluki al-amin, orang yang dipercaya.
Pada usia 12 tahun, Muhammad ikut untuk pertama kali dalam kafilah dagang ke Syria (Syam), yang dipimpin oleh Abu Thalib. Di dalam perjalanan tersebut Muhammad bertemu dengan pendeta Kristen bernama Buhairah di Busra, sebelah Selatan Syria. Pendeta ini melihat tanda-tanda kenabian pada Muhammad sesuai dengan petunjuk cerita-cerita Kristen. Pendeta tersebut menasehatkan Abu Thalib agar jangan terlalu jauh masuk ke daerah syria, karena ditakutkan orang-orang Yahudi mengetahui tanda-tanda tersebut dan akan berbuat jahat terhadap Muhammad.
Pada usia 25 tahun, Muhammad berangkat ke Syria membawa barang dagangan seorang saudagar wanita yang kaya raya, Khadijah. Dalam perdagangan tersebut, Muhammad memperoleh laba yang besar. Singkat cerita karena Khadijah lama telah menjanda, ia juga menyukai apa yang ada pada diri Muhammad, sehingga akhirnya ia melamar Muhammad. Lamaran itu diterima, kemudian perkawinan dilaksanakan. Ketika itu Muhammad berusia 25 tahun dan Khadijah 40 tahun. Kahadijah adalah wanita pertama yang masuk Islam dan banyak membantu Nabi dalam perjuangan menyebarkan Islam. Perkawinan tersebut dikaruniai enam orang anak, dua putra dan empat putri. Mereka adalah Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayah, Ummu Kalsum dan Fatimah.
Suatu peristiwa penting yang memperlihatkan kabijaksanaan Muhammad terjadi pada saat usianya 35 tahun. Waktu itu bangunan Kakbah rusak berat. Perbaikan pun dilakukan secara gotong royong. Para penduduk Makkah membantu dengan sukarela. Namun, pada pekerjaan peletakan hajar aswad di tempat semula, timbul perselisihan. Setiap suku merasa berhak untuk melakukan itu sehingga perselisihan semakin memuncak. Akhirnya diputuskan oleh para pemimpin Quraisy bahwa orang yang pertama masuk ke Kakbah melalui pintu Shafa, akan dijadikan hakim. Dan ternyata yang masuk pertama itu adalah Muhammad. Ia dipercaya sebagai hakim. Ia membentangkan kain dan meletakkan hajar aswad di tengah-tengah lalu meminta seluruh kepala suku memegang tepi kain itu dan mengangkatnya bersama-sama. Lalu Muhammad kemudian meletakkan batu itu pada tempatnya semula. Dengan demikian perselisihan diselesaikan dengan bijaksana oleh Muhammad.
2. Gambaran Umum: Misi Nabi Muhammad SAW
Kehidupan masyarakat Arab secara sosiopolitis mencerminkan kehidupan derajat yang rendah. Perbudakan, mabuk, perzinahan, ekploitasi ekonomi dan perang antarsuku menjadi karakter perilaku mereka. Dari segi aspek kepecayaan atau agama, orang-orang Arab Makkah adalah para penyembah berhala.
Berangkat dari kondisi inilah, dalam sejarah dicatat bahwa Muhammad sering melakukan kontemplasi (‘uzlah), untuk mendapatkan suatu jawaban dan bagaimana seharusnya membangun masyarakat Arab.[8] Setelah melalui proses kontemplasi yang cukup lama, tepatnya di gua Hira, akhirnya Muhammad mendapat suatu petunjuk dari Allah melalui malaikat Jibril. Dengan turunnya wahyu pertama itu, berarti Muhammad telah dipilih oleh Allah sebagai Nabi.[9] Dan melalui beberapa wahyu dari Allah yang memberi petunjuk kepada Nabi Muhammad untuk mengubah masyarakat Arab Makkah. Dari sinilah awal sejarah penyebaran dan perjuangan Nabi Muhammad SAW. dalam menegakkan ajaran agama Islam dimulai.
Para Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah, dilihat dari pendekatan visi dan misi, dapat dibagi ke dalam dua bagian.
a. Nabi yang hanya mambawa doktrin teologis semata.
b. Nabi yang membawa doktrin teologis sekaligus membawa doktrin politis.
Doktrin toelogis adalah doktrin yang menekankan substansi moral dalam mempersatukan ideal moral manusia dengan ideal moral Tuhan tanpa melakukan perubahan sosial politik sebagai bagian dari proses ideal moral tersebut. Sedangkan doktrin teologis politis adalah doktrin yang mengedepankan ajaran moral sekaligus berusaha melakukan perubahan sistem untuk menata institusi-institusi sosial dan politik.
Para nabi yang tergolong pembawa doktrin teologis politis ini di antaranya adalah Nabi-Nabi yang bergelar Ulul Azmi. Nabi Muhammad SAW. termasuk bagian dari ini karena ia, selain mengajarkan nilai-nilai islam yang berkenaan dengan hal-hal yang bersifat aksentis (keakhiratan), juga berusaha beserta umatnya menata kekuatan untuk mengambil alih peran kepemimpinan dan pemerintahan orang-orang Quraisy.
3. Peradaban Pada Masa Rasulullah SAW
Peradaban atau kebudayaan pada masa Rasulullah SAW. yang paling dahsyat adalah perubahan sosial. Suatu perubahan mendasar dari masa kebobrokan moral menuju moralitas yang beradab. Selain itu, terdapat juga beberapa peradaban sebagai berikut.[11]
a. Pembangunan Masjid Nabawi.
Riwayat mengatakan, ketika Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, di perjalanan, unta yang ditunggangkan Rasullulah berhenti di suatu tempat dan pada saat itu juga Rasullullah memerintahkan agar di tempat tersebut dibangun sebuah Masjid. Rasullulah ikut serta dalam pembangunan masjid tersebut. Ini membuktikan adanya sebuah kerja sama sosial antara umat manusia dalam rangka membangun masjid. Masjid tersebut digunakan oleh kaum muslimin sebagai tempat beraktivitas selain beribadah seperti belajar, memutuskan perkara mereka, berjual beli dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan keagamaan. Kerja sama ini mengkerucut menjadi sebuah silaturahmi yang mempersatukan umat muslimin.
b. Persaudaraan antara Kaum Muhajirin dan Anshar.
Rasulullah SAW juga mempersaudarakan semua umat muslimin yang berasal dari kaum manapun, setelah mempersatukan umat maka perlu dilakukan sebuah penguatan ikatan sehingga persatuan tidak dapat digoyahkan oleh siapapun. Terjadi sebuah sifat saling berbagi, suka duka, orang yang membutuhkan dibantu, inilah yang terjadi. Sehingga persaudaraan umat muslimin lebih kuat daripada hanya persaudaraan yang berdasarkan keturunan.
c. Kesepakatan untuk Saling Membantu antara Kaum Muslimin dan Non-Muslimin.
Di Madinah, ada tiga umat manusia pada saat itu, yaitu kaum muslimin (orang-orang Arab), serta kaum non-muslimin dan orang-orang Yahudi (Bani Nadhir, Bani Quraizhah dan Bani Qainuqa). Rasulullah membuat sebuah kesepakatan yang dikenal dengan piagam Madinah mengenai terjaminnya keamanan dan kedamaian di antara umat beragama. Piagam ini merupakan tonggak awal terbentuknya sebuah rasa saling membantu dan toleransi antarumat beragama
d. Peletakan Asas-Asas Politik, Ekonomi dan Sosial.
Di Madinah, Rasulullah SAW memulai dakwah mengenai ajaran Islam yang didapat dari wahyu-wahyu Allah yang berisikan seluruh aturan dan pedoman hidup manusia. Pada dakwah-dakwah inilah umat manusia tidak hanya kaum muslimin diajarkan mengenai konsep dasar hidup. Ilmu pengetahuan seperti, ilmu-ilmu sosial, ekonomi, politik, serta budaya diajarkan, agar manusia dapat hidup berdampingan secara damai tanpa takut terjadi suatu masalah. Jika terjadi suatu masalah, maka setiap orang memiliki peran yang dapat digunakan untuk melakukan musyawarah, untuk menetapkan langkah apa yang sebaiknya dapat diambil.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan pada makalah ini. Kesimpulan penulis adalah sebagai berikut.
1. Nabi Muhammad SAW. adalah putra dari Abdullah dan Aminah. Muhammad sudah menjadi yatim ketika ia lahir dan menjadi yatim piatu pada saat usia 6 tahun. Muhammad kemudian diasuh oleh kakeknya selama 2 tahun, setelah 2 tahun kakeknya Abdul Muthalib meninggal dan kemudian Muhammad diasuh oleh pamannya Abu Thalib. Pada usia 12 tahun, Muhammad ikut pertama kali dalam kafilah dagang. Tanda-tanda kenabian Muhammad diketahui oleh pendeta Kristen pada saat itu. Pada usia 25 tahun, muhammad menikah dengan saudagar kaya raya yang bernama Khadijah. Dari pernikahan itu Muhammad memperoleh enam orang anak.
2. Gambaran umum misi Nabi Muhammad SAW. adalah mengubah moral masyarakat Arab menjadi masyarakat bermoralitas yang beradab. Selain itu beliau merupakan Nabi yang membawa doktrin teologis (mengajarkan nilai-nilai moral yang sesuai dengan moral yang ditetapkan oleh Allah) sekaligus membawa doktrin politis (menata kekuatan untuk mengambil alih pemerintahan orang-orang Quarisy).
3. Peradaban yang terjadi pada masa Rasulullah SAW adalah perubahan moral yang mendasar dari masa kebobrokan menuju moralitas yang beradab, selain itu terdapat juga hasil peradaban yang lain seperti, pembangunan Masjid Nabawi, persaudaraan kaum Muhajirin dan Anshar, kesepakatan untuk saling membantu antara kaum muslim dan non-muslim dan peletakan asas-asas politik, ekonomi dan sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar