Ini adalah Teks yang digunakan
Siswa-siswi SD Inpres Salumoni saat mengikuti lomba keagamaan dalam pembinaan
karakter siswa pada tanggal 25-26 Februari 2012 di Pasangkayu.......
Yang terhormat Dewan Hakim Yang Arif dan Bijaksana
Hadirin dan Hadirat yang sama berbahagia, serta
Rekan-rekan sekalian, generasi penerus bangsa.
Terimalah salam hangat dari saya, salam yang lebih
merdu dari kicauan burung, yang lebih tajam dari tajamnya pedang dan lebih
indah dari lantunan jaustin bieber.
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu Alaikum wr. Wb.
Puja dan puji serta syukur marilah senantiasa kita limpahkan kehadirat
Allah SWT atas segala berkah, rahmat dan inayah-Nya kepada kita sekalian
sehingga kita masih dapat menikmati indah dan cerianya hari ini.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap tercurahkan keharibaan
Baginda besar Muhammad SAW, sosok figure pemimpin sejati yang menjadi teladan
bagi kita sekalian.
Pada kesempatan ini izinkan saya menyampaikan pidato yang akan saya
uraikan dan patahkan dalam ribuan kata-kata dengan thema :
TANGGUNG JAWAB
Dewan
hakim, hadirin dan hadirat serta kawan-kawan generasi penerus bangsa yang saya
muliakan!
Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang sangat mendasar dalam diri
manusia. Hal ini selaras dengan fitrah manusia.
Tanggung jawab akan selalu ada dalam diri manusia. Mengapa? karena pada
dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sosial
sekitarnya yang menuntut kepedulian dan tanggung jawabnya.
Tahukah kita apa arti dari tanggung jawab itu ? tanggung jawab
adalah kemampuan diri untuk siap menerima kewajiban atau tugas. Pengertian ini
semestinya sangat mudah untuk dimengerti oleh setiap orang. Tetapi sayang
seribu sayang jika kita diminta untuk untuk melakukannya maka hal ini terasa
begitu sulit untuk diwujudkan.
Seringkali kita masih merasa sulit, merasa keberatan bahkan merasa tidak
sanggup jika diberikan tanggung jawab.
Banyak orang yang mengelak bertanggung jawab karena memang lebih
mudah menggeser tanggung jawab daripada berdiri dengan gagah berani dan
menyatakan dengan tegas bahwa ini adalah tanggung jawab saya. Mereka lebih
senang melempar tanggung jawab kepundak orang lain sesuai dengan kata pepatah lempar batu sembunyi tangan. Lebih suka
mencari kambing hitam atas kesalahan dan perbuatan yang dilakukan. Sungguh
sangat memprihatinkan.
Sudah terlalu banyak orang yang menghabiskan waktunya dengan sia-sia
untuk menghindari tanggung jawab dengan jalan menyalahkan orang lain daripada
menerima tanggung jawab dan dengan gagah berani menghadapi rintangan dan
tantangan yang menghadang didepannya.
Hal ini sangat tidak sesuai dengan kalimat-kalimat mulia :
“setiap kamu adalah pemimpin dan
kamu bertanggung jawab atas kepemimpinan itu.”
Dewan
hakim, hadirin dan hadirat serta kawan-kawan generasi penerus bangsa yang saya
muliakan!
Saat ini kita telah memasuki masa kemerdekaan. Merdeka dalam arti yang
sangat luas. Merdeka dalam menjalankan keyakinan dan kepercayaan. Merdeka dalam
menentukan masa depan. Merdeka dalam menjalankan aktivitas yang tidak
menyimpang.
Merdeka dalam menuntut ilmu yang sebanyak-banyaknya. Dan merdeka dalam
semua hal yang bersifat positif.
Tapi Tahukah kita bahwa Kemerdekaan ini adalah warisan para pendahulu
kita, warisan para pejuang yang telah memperjuangkan kemerdekaan. Yang
telah berjuang mengorbankan harta, keringat, waktu bahkan darah dan nyawa
sekalipun. Dan tahukah kita bahwa Semua itu adalah demi kita, demi para
anak cucu yang kelak akan meneruskan cita-cita luhur nan mulia yang mereka damba-dambakan.
Kawan-kawan, Tahukah kita bahwa meneruskan cita-cita yang mereka
dambakan itu menjadi tanggung jawab kita semua. Sudahkah kita
menjalankan tanggung jawab itu?
Jawabannya ada pada diri kita masing-masing. Terletak diatas pundak,
didalam sanubari, didalam jiwa dan raga kita sekalian sebagai generasi penerus
masa mendatang.
Kita adalah adalah generasi baru yang akan menggantikan generasi
sekarang. Tanggung jawab kita adalah meneruskan cita-cita luhur para
pendahulu. Bukan dengan senjata, bukan dengan bambu runcing, bukan dengan
granat, tetapi dengan belajar, dengan buku, dengan pena, dengan usaha,
dengan kerja keras dan dengan doa. Ir. Soekarno, sang proklamator dan presiden
pertama Indonesia pernah berkata.
PEMUDA HARI INI ADALAH PEMIMPIN DI HARI ESOK…
GIVE ME TEN YOUTHS, I WILL SHAKE THE WORLD….
Berikan padaku 10 Pemuda akan kugoncangkan dunia….
Rekan-rekan, mari sisingsingkan lengan baju, kita terima tanggung jawab
ini dengan gagah berani, dengan sepenuh hati. Bangsa yang besar adalah bangsa yang
mamiliki generasi penerus yang tahu akan arti tanggung jawab dan menjalankannya
sepenuh hati. Bukan yang berpangku tangansambil menghitung bintang dilangit
tanpa usaha dan kerja keras.
Sungguh, kita bukanlah sampah yang menebar racun bagi masyarakat, tapi
kita adalah nektar bunga yang akan merekah hingga memancarkan keindahan pada
bumi.
Kita bukanlah empedu yang pahit melainkan air telaga yang akan
mensirnakan dahaga untuk ditegakkannya keadilan ditengah-tengah masyarakat.
Kita adalah generasi yang memiliki tanggung jawab, komitment dan
militansi yang kokoh dan kuat untuk melebarkan kembali sayap-sayap garuda
yang mulai rontok, hingga kembali melebar dan menyelimuti dunia.
Garuda didadaku, Indonesia Tanggung Jawabku.
Dewan
hakim, hadirin dan hadirat serta kawan-kawan generasi penerus bangsa yang saya
muliakan!
Cukup sekian pidato saya, berhembus bayu angin mengilir, sejuknya sampai
keujung pohon, sambutlah salam pesan terakhir kusampaikan lewat untaian pantun.
Kalau ada jarum yang patah jangan simpan didalam laci, kalau ada ucapan
yang salah jangan simpan didalam hati.
Kalau hendak menjemur papan panjang, baik disusun tegak berdiri.
Kalaulah ada umur panjang insya Allah kita kan berjumpa kembali.
Terima kasih atas segala perhatian, mohon maaf atas segala kekurang.
Wassalamu
alaikum wr. Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar