Bahaya Narkoba dan Miras

Bahaya Narkoba
I. Pengertian Narkoba
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbaya lainnya. Kata lain dari narkoba adalah nafzah yang merupakan singkatan dari narkotika, psitroppika, dan zat adaktif. Menurut orang – orang ahli kesehatan, narkoba sebenarnya penghilang rasa nyeri atau disebut psitropika. Namun kkini banyak terjadi penyalaguanan pemakaian narkoba. Saat ini penyebaran narkoba
sudah hamper tidak bisah dicegah, mengingat hamper seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah narkoba dari oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab.
II. Sejarah Awal Narkoba
Jauh sebelum kamu lahir, yaitu sebelum masuk abad masehi, orang – orang Masopotamia telah membudidayakan tanaman lpoppy yang behasyat mengurangi nyeri dan member efek nyaman. Zat ini dalam bahasa yunani disebut opium atabi candu. Penyebaran selanjutnya adalh ke India, Cina, dan wilayah – wilayah asia lainnya. Pada tahun 1803 seorang apoter jerman yang benama Friendrier Wilhelim Sentuner berhasil mengisolasi bahan aktif oplum yang member epek narkotika dan diberi nama Morpin.
III. Jenis – jenis Narkoba
Berdasarkan jenisnya, Nafzah dibedakan menjadi 3 katagori :
A.    Narkotika
Psitropika
Bahan Berbahaya
A.    Narkotika
Narkotika berasal dari bahasa yunani narkoun yang berarti membuat lumpuh atau mati rasa. Menurut undang – undang RI NO. 22 / 1997 narkotika adalah zat atau lobat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman yang menyebabkan penurunan kesadaran, mengurang atau sampai menghilangkan nyri dan dapat menimbulkan ketergantungan dan kecanduan.
Jenis – jenis Narkotika :
1. Opiate atau Opium (candu)
Opium merupakan candu kasar atau mentah yanmg didapat dari getah buah tanaman papaver samniterum yang dihisap / digores dan di biarkan mongering. Opium merupakan golongan narkotika alami yang sering digunakan dengan cara dihisap.
Pengaruh pemakaian opium pada pemakai adalah :
•         Menimbulkan rasa gelisah
•         Menimbulkan semangat
•         Membuat waktu terasa berjalan lambat
•         Merasa pusing, kehilangan keseimbangan, dan mabuk
•         Menimbulkan masalah kulit disekitar mulut dan hidung
2. Morpin
Morpin merupakan zat aktif yang diperoleh dari candu melalui pengolahan secara kimia. Cara penggunaanya disuntikan ke tubuh.
Pengaruh pemakaian morpin pada pemakai adalah :
•         Rasa senang berlebihan
•         Merasa mual muntah, bingung
•         Menimbulkan keringat
•         Dapat menyebabkan pinsan dan jantung berdepar kencang
•         Mulut terasa kering dan wana muka berubah
3. Demerol
Nama lain demerola adalah pethidna. Pemakaiannya dapat dielan atau disuntikkan. Demerol dijual dalam bentuk pil dan ciran tidak bewarna.
4. Heroin atau Putaw
Zat ini lebih mudah menembus otak sehingga lebih kuat dari morfin itu sendiri.
Ciri –ciri orang yang sedang memakia heroin adalah:

•         Denyut nadi melambat
•         Tekanan darah menurun
•         Otot –otot menjadi lemas / relaks
•         Diapragma mata mengecil
5. Ganja atau Kanabis
Ganja merupakan tanaman kanabis yang biasanya dipotong, dikeringkan, dipotong kecil – kecil dan dijgulung menjadi rokok yang disebut joints.
B.     Psikotropika
Psikotropika adalah merupakan suatu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan sindroma ketergantungan digolongkan menjadi4 golongan, yaitu:
1.    Psikotropika golongan I : yaitu psikotropika yang tidak digunakan untuk tujuan pengobatan dengan potensi ketergantungan yang sangat kuat
2.    Psikotropika golongan II : yaitu psikotropika yang berkhasiat terapi tetapi dapat menimbulkan ketergantungan.
3.    Psikotropika golongan III : yaitu psikotropika dengan efek ketergantungannya sedang dari kelompok hipnotik sedatif.
4.    Psikotropika golongan IV : yaitu psikotropika yang efek ketergantungannya ringan.
C.  Zat / Bahan Berbahaya
Bahan berbahaya adalah zat adektif yang bukan narkotika dan psitropika atau zat – zat baru hasil olahan manuasia yang menyebabkan kecanduan.
Jenis – jenis zat adaktif adalah sebgai berikut :
1. Alcohol
Alcohol diperoleh dari hasil peragian/fermentasi madu, gula, sari buah, atau umbi – umbian. Dari pperagian tersebut dapat diperoleh alcohol sampai 15% tetapi dengan proses penyulinagn dapat dihasilkan alcohol lebih tinggi bahkan mencapai 100%.

Efek yang ditimbulkan alcohol :
•         Menghilang perasaan yang menhambata atau menghilangi
•         Merasa lebih tegar (tidak menemui masalah)
•         Banyak tertawa, tidak mampu berjalan, dan pingunya.
2. Inhalasia atau Solver
Pengunaan menahu toloen yang terdapat pada lem dapat menimbulkan kerusakan fungsi kecerdasan otak.
Efek yang ditimbulkan :
•         Pada mulanya terasa sedikit merangsang
•         Bernapas menjadi lambata dan sulit
•         Terlihat mabuk dan jalan sempoyongan
•         Mual, batuk dan bersin – bersin
•         Kehilangan nafsu makan, halusinasi
IV. Bahaya Narkoba Bagi Pemakai
Narkoba juga dapat menimbulkan organ – organ tubuh, seperti otak, jantung, dan paru- paru.
Dari penampilan setiap penguna akan selalu tampak tidak sehat dan tidak baik, misalnya :
Penampilannya akan terlihat dekil atau tidak rapi.
Cara bicaranya ngawur atau tidak nyambung
Kurus dan tidak ada nafsu untuk makan.
Kerusakan yang disebabkan narkoba dan sejenisnya
•         Narkoba dapat merusak fisik
•         Kerusakan otak
•         Kerusakan pada jantung
•         Kerusakan jantung disebabkan oleh metode penggunaan narkoba tidak bersih atau sterile.
•         Dapat Merusak Mental
•         Dampak mental dari narkoba adalah mematrikan akal sehat para poenggunanya. Terutama yang sudah dalam tahap kecanduan.
•         Narkoba dapat merusak emosional.
•         Emosi seorang pecandu sangat jabil dan bisa berubah kapan saja
V.  Penanganan dan Penyembuhan Ketergantungan Narkoba
A. Detoksifikasi Oploid Cepat dengan Anestesi (D.O.C.A)
D.O.C.A adalah cara mutahir detoksifikasi nerkoba yang efektif dan aman yang berkembang sauteni untuk penanggulangan awal ketergantungan Narkoba, cara ini mengeluarkan Narkoba dengan cepat sebanyak mungkin dari reseptornya diotak yang dipicu oleh obat lawannya selama kurang lebih 4 tahun.
B. Rehabilitas
Rumah salat ketergantungan obat dan ketempat rehabilitas menggunakan metode yang berbeda – beda di antaranya, Therapelitice Commonity, yaitu metode pendekatan yang mendampingi para mantan pecandu sehingga para mantan pecandu tersebut bercerita, bertanya, tidak merasa sendiri.
C. Dukungan Masyarakat
Pada umumnya, perasaan para mantan pecandu itu sangatlah sensitive merasa sendiri bila dibiarkan maka bukan tidak mungkin mereka akan kembali terjerumus, maka para mantan pecandu harus diberikan perhatian khusus dan jangan dikucilkan atau dilecehkan.
VI. Pencegahan Dari Pemakaian Narkoba
A.    Dapatkan informasi mengenai bahaya narkoba dari Koran, majalah, seminer dan lain – lain.
B.     Persiapan mental untuk menolak jika ditawarkan.
C.    Belajar berkata TIDAK kalau mendapat tawaran narkoba.
D.    Miliki cita – cita dalam hidup, sehingga hidupmu memiliki arah.
E.     Lakukanlah kegiatan posotof yang dapat menolong kamu untuk menjadi lebih mandiri, percaya diri, serta menyalurkan hobi secara berprestasi.
F.     Mendekati diri pada Allah SWT dan mengembalikan segala masalah yang dihadapi kepada Allah SWT.
Selain itu, agar tidak terjerumus narkoba, diperlukan pendekatan kognitif dari orang tua, sekolah, dan guru. Pendekatan kognitif adalah pendekatan yang mencoba mengurangi persepsi negative tentang diri sendiri dengan cara mengubah kesalahan berfikir dan keyakinan yang keliru
Bahaya Miras Dan Narkoba

Perilaku menyimpang tumbuh di kalangan masyarakat akibat kurang seimbangnya masalah ekonomi, terutama terhadap para remaja Indonesia yang sering menggunakan minum-minuman keras dan obat-obatan terlarang. Mungkin mereka kurang perhatian dari orang tua mereka atau mungkin juga karena ajakan para pemakai atau teman-temannya. Penyalahgunaan narkoba terhadap para pelajar SMA dan SMP berawal dari penawaran dari pengedar narkoba. Mula-mula mereka diberi beberapa kali dan setelah mereka merasa ketergantungan terhadap narkoba itu, maka pengedar mulai menjualnya. Setelah mereka saling membeli narkoba, mereka disuruh pengedar untuk mengajak teman-temannya yang lain untuk mencoba obat-obatan terlarang tersebut.

Narkoba pertama kali dibuat oleh orang Inggris dan pertama kali disebarkan ke daerah daratan Asia mulai dari China, Hongkong, Jepang sampai ke Indonesia. Narkoba yang paling banyak dikirim ke daerah Asia adalah heroin dan morfin. Di Indonesia juga sudah mulai ada yang memproduksi narkoba jenis ganja, pil lexotan dan pil Extaci.

Narkoba biasanya dikonsumsi oleh anak-anak orang kaya, yang kurang perhatian dari orang tuanya. Biasanya mereka mengkonsumsi jenis pil lexotan dan Extaci karena proses pembelian dan penggunaannya lebih mudah dan praktis. Pada mulanya mereka minum minuman beralkohol di diskotik atau bar, tetapi lama kelamaan mereka mulai memakai narkoba.

Miras (minuman keras) adalah minuman yang mengandung alkohol dan dapat menimbulkan ketagihan, bisa berbahaya bagi pemakainya karena dapat mempengaruhi pikiran, suasana hati dan perilaku, serta menyebabkan kerusakan fungsi-fungsi organ tubuh. Efek yang ditimbulkan adalah memberikan rangsangan, menenangkan, menghilangkan rasa sakit, membius, serta membuat gembira.

Narkoba adalah singkatan dari narkotika , psikotropika dan zat adiktif lain yang jika di minum, hisap, hirup, ditelan atau disuntikan sangat berguna untuk kepentingan dunia kedokteran sebagai pengobatan dan pelayanan kesehatan, namun sering kali menimbulkan ketergantungan.

Faktor Miras Dan Narkoba:

1. Untuk memenuhi keinginan akan sesuatu hal yang baru, seru, dan berisiko
2. Untuk menstimulasi rasa tertentu (termasuk memuaskan rasa penasaran, ingin merasakan sesuatu yang mengubah kesadaran, dan lain-lain).
3. Untuk mengatasi atau melupakan masalah atau perasaan

Efek Bagi Pengguna Miras Dan Narkoba:

1. Malas makan, sehingga fisik lemah dan kekurangan gizi.
2. Hidup jorok, sehingga terkena eksim, penyakit kelamin, lebih lanjut paru-paru, hepatitis.
3. Sering sakit kepala, mual-mual, muntah, murus-murus, sulit tidur.
4. Gangguan otot jantung dan tekanan darah tinggi.

Masa Transisi Berisiko Tinggi:

Dari tahun ke tahun, data cukup konsisten menunjukkan bahwa kaum remaja adalah kelompok pangsa pasar terbesar bandar narkoba. Dominasi pelanggan remaja menjanjikan bandar pasar yang cukup atraktif; menjanjikan pasar baru setiap hari karena proses pemasaran ala member-get-member di kalangan teman sebaya. Bagi pelanggan yang sudah kecanduan, menjanjikan ‘kesetiaan’ membeli. Bagi yang baru coba-coba, mereka setidaknya berharap diberikan sampel gratis. Semua itu dimungkinkan berbagai faktor; mulai dari karakteristik biologis, psikologis, lingkungan sosial, dan budaya yang terjadi di masa remaja.

Dari sisi biologis, masa pubertas yang dialami remaja cenderung membawa dampak psikologis (mood, pencarian jati diri, dan lainlain), di samping dampak fisiologis (perubahan dalam tubuh dan pertumbuhan organ seksual). Masa transisi yang terjadi di kala anak masuk ke jenjang SMP juga dipercayai banyak ahli sebagai masa paling kritis dalam hidup anak. Di jenjang itulah, anak mendapatkan banyak tantangan baru dalam hidupnya, tuntutan akademik, teman baru dan mungkin lingkungan sekolah baru.

Kedua hal itu dapat menyebabkan berubahnya karakter dasar dan sikap remaja, dari yang tadinya 'anak manis' menjadi individu yang berbeda dan tidak dapat diprediksi. Ada yang menjadi supermandiri seakan tidak perlu pendapat orang lain. Ada yang menjadi sangat tergantung pada teman. Tentu ada pula yang tumbuh menjadi individu yang mantap dan dewasa.

Dalam perjalanan hidup anak, di masa remaja inilah mereka mulai dihadapkan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang dapat menimbulkan berbagai tekanan. Menurut data konseling nasional di Amerika Serikat, seperti yang tertulis dalam buklet Parents: The Anti Drug (2004), remaja mengakui tekanan terbesar yang mereka hadapi sehari-hari adalah tekanan sosial untuk mencoba rokok, alkohol atau narkoba. Tekanan sosial itu melebihi tekanan pergaulan atau kekerasan dalam keluarga yang mereka hadapi.

Data di beberapa kota besar di Indonesia pun menemukan hal yang serupa. Sayangnya, kita belum memiliki survei nasional dalam konteks ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar