BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Taman Penitipan Anak (child care center) adalah wahana asuhan kesejahteraan sosial yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk waktu tertentu bagi anak yang orang tuanya berhalangan atau tidak punya waktu untuk memberikan pelayanan kebutuhan pada anaknya. Selain itu, Taman Penitipan Anak juga disebut sebagai wahana pendidikan dan pembinaan kesejahteraan anak yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu selama orang tuanya berhalangan atau tidak memiliki waktu yang cukup dalam mengasuh anaknya karena bekerja atau sebab lainnya. Luluk Asmawati, dkk (2011).
Kebutuhan akan adanya Taman Penitipa Anak dimulai dengan munculnya kesadaran orang tua akan pentingnya pengasuhan dan pendidikan sejak dini pada kelas menengah ke bawah. Kebutuhan akan keberadaan lembaga tersebut karena dapat membantu orang tua membentuk kepribadian, penanaman nilai–nilai agama, norma, budi pekerti, karakter, kecerdasan, toleransi, etika, dan estetika dalam diri anak.
Penyenggaraan TPA memberikan layanan yang terintegrasi dalam bidang gizi, kesehatan, dan psikososial kepada anak usia dini usia lahir sampai 6 tahun. Hal ini sesuai dengan UU No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak.
TPA Nurusy Syamsi Desa Tanggung Kecamatan Turen Kabupaten Malang merupakan salah satu TPA yang ada di Kabupaten Malang. Munculnya TPA ini atas inisiatif para pengelola dan penyelenggara dari yayasan tersebut karena anak didiknya ada yang tidak mau pulang. Selain itu karena ada orang tua yang bekerja kebingungan untuk menitipkan anaknya. Sehingga berdirilah TPA Nurusy Syamsi tersebut.
TPA Nurusy Syamsi memegang peran yang sangat penting untuk mengembangkan bakat kreatif yang dimiliki anak dan juga dapat menanamkan nilai–nilai moral agama secara mendalam. Untuk mengetahui hal tersebut penulis melakukan penelitian di TPA Nurusy Syamsi yang bertujuan mengumpulkan data untuk mengetahui masalah yang ada di dalam pendidikan anak usia dini terutama di TPA. Manfaat dari observasi tersebut untuk meningkatkan kemampuan guru yang lebih profesional dalam membimbing anak usia dini sehingga menghasilkan pendidikan yang lebih optimal bagi anak usia dini.
2. Fokus Penelitian
Setelah diadakan observasi di salah satu TPA Nurusy Syamsi, maka penelitian berfokus pada salah satu kegiatan anak yaitu kegiatan “Melipat Bentuk Tisu Dengan Media Kertas Lipat Yang Dipandu Oleh Pendidik”.
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
a. Mengumpulkan data mengenai :
1) Alasan pendidik melakukan kegiatan “melipat bentuk tisu dengan media kertas lipat yang dipandu oleh pendidik”.
2) Tujuan pendidik melakukan kegiatan tersebut”agar perkembang fisik motorik dan sosial emosional pada anak berkembang sesuai dengan tahap usianya.
3) Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut ”buku-buku mengenai metode pembelajaran yang dikeluarkan oleh Permendiknas 58 & silabus yang didapat dari hasil pelatihan”.
b. Membuat analisis kritis (critical analysis) mengenai kegiatan tersebut.
4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
a. Memberikan masukan terhadap kegiatan pengembangan di TPA Nurusy Syamsi;
b. Melatih mahasiswa melakukan penelitian kelas;
c. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu kegiatan anak di lembaga TPA.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Kemampuan Dasar anak TK.
Menurut ( Widia Pekerti, dkk, 2009 hal. 9.1) bahwa anak yang lahir normal dengan cepat akan berkembang semua fungsi jasmani dan rohaninya yang memiliki berbagai aspek perkembangan. Ditinjau dari sudut psikologi perkembangan, masa anak dapat dibagi menjadi masa bayi, masa anak pra-sekolah, masa anak sekolah, masa remaja. Adanya perbedaan perkembangan individu sebenarnya disebabkan oleh faktor bawaan, pengalaman-paengalaman dalam linkungan dan perjalanan hidup, serta faktor-faktor agama, iklim, sosioligi, ekonomi dan sebagainya.
2. Kemampuan Dasar Anak Usia Dini.
Kemampuan dasar anak usia dini pada perkembangan fisik berhubungan dengan gerak/motorik halus (fine motor) dan gerak motorik kasar (gross-motor).Gerak motorik halus adalah berbagai gerakan yang melibatkan fungsi jari jemari, seperti meremas, melipat, menggunting, menjahit, menari, menganyam, menggambar. Sedangkan gerak kasar adalah berbagai gerakan yang melibatkan otot-otot besar dan sendi-sendi, seperti: meloncat, memanjat, melempar, berdiri, jongkok, berlari, dan sebagainya.
3. Karakteristik Seni Rupa Anak.
Pelajaran kesenian untuk program pendidikan anak usia dini sangatlah penting. Pelajaran kesenian tidak hanya mendorong ekspresi diri dan imajinasi anak, akan tetapi juga menyenangkan bagi anak maupun guru. Kegiatan kesenian dapat memberikan kekuatan terpadu yang membuat anak menghubungkan pengalaman-pengalaman mereka. Dari pengalaman-pengalaman kreatifnya, anak akan memperoleh stimulan yang akan membangkitkan apa yang mereka ketahui dan apa yang mereka pikirkan. Salah satu kegiatan kesenian di TPA adalah kegiatan 3M dan melipat.
4. Pengertian Melipat.
Melipat merupakan kegiatan yang berdiri diluar kegiatan 3M. Istilah melipat dapat berupa kegiatan meremas bahan kertas kemudian disusun kembali menjadi karya seni rupa tiga dimensi. Melipat sendiri telah dikenal dengan metode origami. Kegiatan melipat dengan metode origami sangat penting untuk menumbuhkan kecakapan visual disamping mengembangkan rasa seni tentang bentuk.
5. Manfaat Membentuk.
Lansing menjelaskan bahwa kegiatan membentuk sangat diperlukan bagi perkemangan anak secara menyeluruh. Kegiatan membentuk dimulai dari mengamati benda 3 dimensi, mencoba menirukan dan kemudian mengkreasikan. Pada proses mengamati, kegiatan mengamati bentuk 3 dimensi bukan merupakan kegiatan yang mudah terutama bagi anak. Membentuk bagi anak mempunyai beberapa manfaat yaitu:
• Mengenal benda di lingkungan sekitar.
• Mengembangkan fungsi otak dan rasa.
• Mengembangkan ketrampilan teknik kecakapan hidup.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah anak-anak, pendidik dan pimpinan TPA NURUSY SYAMSI Desa Tanggung Kecematan Turen Kabupaten Malang.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretatif yaitu menginterprestasi kan data mengenai fenomena/gejala yang diteliti di lapangan.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Observasi, yaitu untuk melihat fenomena yang unik/menarik untuk menjadikan fokus penelitian.
b. Wawancara, yaitu untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus penelitian.
c. Dokumentasi, yaitu untuk mengumpulkan bukti-bukti dan penjelasan yang lebih luas mengenai fokus penelitian.
BAB IV
ANALISIS DATA
1. Tabulasi Data.
Untuk memudahkan analisis data, maka data hasil penelitian di buat tabulasi sebagai berikut:
Observasi Wawancara
Dengan
Guru Wawancara
Dengan
Pimpinan Dokumentasi
Anak-anak melakukan kegiatan melipat bentuk tisu dengan media kertas lipat dengan panduan pendidik. - ….. di Kelompok TPA, kami sudah mengembangkan kemampuan seni melalui melipat bentuk tisu sejak dini.
- Tentu saja … kami tidak mengajarkan Seni seperti mengajar anak sekolah dasar. Kami menggunakan cara yaitu mendemons-trasikan mengenai macam-macam seni terutama dalam kegiatan melipat dan kami melatih motorik halus anak. Itu pun kami kemas dalam kegiatan yang menyenangkan anak.
Saya berkeyakinan dengan meletakkan dasar yang kuat untuk kemampuan berseni kepada anak usia dini dengan cara mendemonstrasikannya akan lebih cepat dapat menguasai kemampuan tersebut nantinya. Dengan demikian anak akan lebih cepat belajar yang lainnya juga karena kalau anak sudah mampu berseni, akan semakin cepat anak belajar yang lain dan berpikir kritis. - Dalam rencana kegiatan tertulis bahwa anak –anak melakukan kegiatan seni yaitu melipat bentuk tisu dengan media kertas lipat.
- Dalam dokumen pendirian lembaga tercantum bahwa salah satu tujuan pendirian TPA adalah mengembangkan kecerdasan majemuk anak. Salah satunya adalah kecerdasan kinestetik.
Guru mendemons-trasikan cara melipat bentuk tisu dengan media kertas lipat sebagai alat peraga edukatif Melipat bagi seorang anak mempunyai arti penting. Apalagi melipat merupakan salah satu konsep yang dibutuhkan dalam perkembangan seni. Anak usia dini harus diajarkan mengenal kegiatan seni dengan cara melipat bukan hanya menggambar dan mewarna saja. Sebagai guru dalam taman kanak-kanak harus mengetahui cara memperkenalkan kegiatan melipat kepada anak-anak yaitu dengan cara mendemonstrasikannya.
…. Kami lebih menekankan pada pengembangan potensi anak sejak dini yang kami rancang sedemikian rupa sehingga anak bukan hanya sekedar bermain tetapi terarah pada suatu pencapaian perkembangan yang optimal. Dalam rencana kegiatan tertulis bahwa salah satu alat peraga edukatif yang digunakan adalah kertas lipat.
Guru meminta anak melakukan kegiatan melipat bentuk tisu dengan media kertas lipat. Kertas lipat bagi seorang anak mempunyai arti penting. Apalagi kertas lipat, bagi seorang anak merupakan benda yang mempunyai banyak warna sehingga anak akan tertarik untuk memegangnya. Kami berkeinginan agar anak-anak mendapat pendidikan yang benar sejak dini sehingga anak-anak akan lebih mandiri dan berkembang sesuai dengan usia perkembangannya. Hasil kegiatan anak yang kami bukukan setiap hari.
Dinding kelas ditempel jadwal kegiatan anak. - Banyak cara lain yang kami lakukan, misal untuk melatih motorik halusnya anak kami ajak menggaambar, mewarna, menggunting, menempel, mencocok, dan sebagainya.
- Ya... agar pendidik mengetahui jadwal kegiatan anak dengan mudah setiap harinya.
1. Analisis Kritis
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan “melipat bentuk tisu dengan media kertas lipat yang dipandu oleh pendidik” merupakan suatu kegiatan yang bermaksud mengembangkan kemampuan berkarya seni pada anak. Pengembangan kemampuan berkarya seni pada anak di TPA NURUSY SYAMSY merupakan prioritas program yang dicantumkan dalam dokumen pendirian lembaga. Pelaksanaan pengembangan kemampuan berkarya seni di TPA NURUSY SYAMSY tidak seperti di sekolah dasar, tetapi hanya menanamkan dasar-dasar kemampuan berseni karya yaitu menggambar, mencetak, mewarna, dan melipat.
Apa yang dilakukan di TPA NURUSY SYAMSY yaitu menanamkan dasar-dasar kemampuan berkarya seni melalui kegiatan melipat. Kegitan melipat yang dikembangkan oleh para pendidik di PA NURUSY SYAMSY, akan meningkatkan kemampuan berkarya seni pada anak.
Salah satu pelaksanaan dari pengembangan berkarya seni di TPA NURUSY SYAMSY adalah melipat bentuk tisu dengan media kertas lipat yang dipandu oleh pendidik. Melalui kegiatan melipat anak dapat meningkatkan kemampuan berkarya seni dengan lebih telaten dan tidak tergesa-gesa dalam melakukan segala hal.
Di dinding kelas TPA NURUSY SYAMSY terdapat gambar dan jadwal kegiatan anak. Hal ini membuat anak menjadi senang dan pendidik mudah melaksanakan kegiatan sehari-harinya karena di dinding kelas terdapat jadwal kegiatan anak.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu sebagai berikut :
a. TPA NURUSY SYMSY mempunyai program pengembangan kemampuan berkarya seni sejak dini yaitu meletakkan dasar-dasar yang kuat bagi kemampuan berkarya seni anak. Alasan dari pengembangan kemampuan berkarya seni ini adalah agar di Taman Kanak-Kanak kemampuan mereka cepat berkembang. Dengan demikian anak akan lebih cepat belajar hal-hal lainnya karena dengan kemampuan berkarya sejak dini, akan semakin cepat belajar hal-hal lain dan akan mampu berpikir kritis.
b. Pengembangan kemampuan berkarya seni melalui kemampuan melipat, sehingga dalam rangka meletakkan dasar yang kuat bagi kemampuan anak berkarya, kegiatan-kegiatan di TPA NURUSY SYAMSY mengarah pada kegiatan berkarya seni.
c. Lingkungan kelas di TPA NURUSY SYAMSY juga disiapkan sedemikian rupa sehingga dapat mendukung pencapaian kemampuan dasar-dasar berkarya seni.
2. Saran
a. Dalam mengembangkan kemampuan berkarya seni, sebaiknya di TPA NURUSY SYAMSY banyak melibatkan anak dengan cara mendemonstrasikan langsung dengan dipandu oleh pendidik.
b. Pengembangan kemampuan berkarya seni di TPA harus benar-benar disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak dan dilakukan secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan pengembangan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Setiawan Denny, dkk 2012. Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini . Jakarta: Universitas Terbuka
Pekerti Widia, dkk. 2009. Metode Pengembangan Seni. Jakarta: Universitas Terbuka
Pamadhi Hajar, Evan Sukardi. S, dkk. 2011. Seni Ketrampilan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka
LAMPIRAN-LAMPIRAN
OBSERVASI KEGIATAN PENGEMBANGAN
DI TEMPAT PENITIPAN ANAK
TPA : NURUSY SYAMSY
HARI/TANGGAL : SELASA/28 OKTOBER 2013
USIA : 1,5 – 5 TAHUN
No. Hal-hal Unik yang
Ditemukan Dalam Ada Keterangan/Uraian/Pertanyaan
Ya Tidak
1. Model pengembanangan kegiatan √ Model pengembangan yang digunakan yaitu model BCCT.
2. Penatan ruang √ Dinding kelas di tempal gambar dan jadwal kegiatan anak.
3. Kegiatan yang dilakukan √ Anak melipat bentuk tisu dengan media kertas lipat yang di pandu oleh pendidik.
4. Alat Peraga Edukatif yang digunakan √ Kertas lipat
5. Pengaturan/Pengelompokan anak √ Anak-anak dibagi dua kelompok yang terdiri dari kelompok kelompok putra dan putri.
6. Cara pemimpin memimpin kegiatan. √ Pendidik mendemonstrasikan mengenai cara melipat kertas sehingga menjadi bentuk tisu.
7. Jenis permainan di dalam dan di luar ruangan. √ Bermain peran yang ada di sentra peran.
8. Metode pembelajaran √ Metode yang digunakan pada kegiatan tersebut adalah metode demonstrasi.
9. Alat penilaian. √ Penilaian yang digunakan yaitu dengan melihat hasil karya anak.
10. Respon anak terhadap kegiatan. √ Anak merasa senang karena dapat membentuk tisu dari kertas lipat.
Catatan secara umum:
Kegiatan anak-anak melipat bentuk tisu dari kertas lipat merupakan fenomena yang unik, karena dengan melipat bentuk tisu dengan menggunakan media kertas lipat dapat memberikan belajar yang sehat dan memungkinkan anak memahami konsep-konsep yang dibutuhkan dalam berkarya seni, selain itu juga dapat mengembangkan aspek sosial, emosional, serta keindahan pada anak. Lebih unik lagi anak berhasil mengolah kertas lipat tersebut menjadi bentuk tisu.
INSTRUMEN WAWANCARA
DILAKUKAN TERHADAP PENDIDIK TPA NURUSY SYAMSY
DESA TANGGUNG KECAMATAN TUREN
KABUPATEN MALANG
Risma :Selamat siang Bu.
Pendidik :Selamat siang.
Risma :Usia berapa saja anak-anak yang berada dalam TPA yang Ibu asuh?
Pendidik :Di TPA ini mengasuh anak yang berusia 1,5 - 5 tahun.
Risma :Apa perbedaan/ keistimewaan program di TPA yang Ibu asuh dibanding TPA lainnya?
Pendidik :Wah…..apa ya? Mungkin di TPA kami, kami lebih memfokuskan perkembangan akhlak, sosial, agama, dan kemandirian
Risma :Bagaimana cara menyusun rencana kegiatan untuk Anak di TPA yang Ibu asuh?
Pendidik :Kami menggunakan rencana pengembangan kegiatan anak dengan dasar pedoman Permendiknas 58, yang kami olah dengan kondisi yang sedang terjadi.
Risma :Reperensi apa yang Ibu pergunakan untuk menyusun rencana kegiatan anak?
Pendidik :Kami menggunakan referensi mengenai buku-buku tentang panduan metode pembelajaran yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan dan kami juga menggunakan rencana pengembangan yang kami dapat dari pelatihan-pelatihan yaitu tentang perencanaan silabus.
Risma :Apa saja yang Ibu manfaatkan dari referensi tersebut?
Pendidik :Dari referensi yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan dan dari hasil pelatihan pembuatan perencanaan silabus kami lebih mudah untuk merancang RKH setiap harinya.
Risma :Tadi saya melihat kegiatan Ibu melipat bentuk tisu dengan media kertas lipat. Mengapa Ibu melakukan kegiatan tersebut?
Pendidik :Karena dengan belajar melipat kertas kami dapat mengembangkan kecerdasan kinestetik pada anak usia 0 – 5 tahun
Risma :Apa dasar pemikirannya sehingga Ibu melakukan kegiatan seperti itu?
Pendidik :Anak-anak agar bisa mempelajari mengenai apa itu keindahan dalam kegiatan berkaya seni.
Risma :Kesulitan apa yang Ibu alami dalam melaksanakan kegiatan tersebut?
Pendidik :Biasanya anak saat kegiatan melipat banyak yang tidak bisa mengerjakannya sendiri.
Risma :Bagaimana cara mengatasi kesulitan-kesulitan yang Ibu hadapi tersebut?
Pendidik :Saya mempunyai alternatif yaitu saat kegiatan melipat saya mendemonstrasikan cara melipatnya secara bertahap, kemudian saya memberika garis mana saja yang akan dilipat, sehingga anak akan bisa mengerjakannya sendiri meski hasilnya masih kurang.
Risma :Bagaimana respon anak terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan?
Pendidik :Anak meresponnya dengan senang, karena meski hasil lipatan mereka kurang memuaskan tapi mereka bisa mengerjakannya sendiri, sehingga dapat menumbuhkan anak untuk membentuk sesuatu.
Risma :Wah….tanpa terasa kita sudah banyak mengobrol….Saya sangat berterima kasih telah diberi penjelasan oleh Ibu mengenai kegiatan belajar di TPA ini.
Pendidik :Sama-sama saya juga senang berdiskusi tentang kegiatan belajar di dalam kelas.
HASIL WAWANCARA
DENGAN PIMPINAN TPA NURUSY SYAMSY
DESA TANGGUNG KECAMATAN TUREN KABUPATEN MALANG
Risma :Selamat siang Bu.
Pimpinan TPA :Selamat siang.
Risma :Setelah tadi saya mengobservasi dan mewawancarai salah seorang pendidik di TPA yang Ibu pimpin, ada beberapa pertanyaan yang ingin saya ajukan. Ibu tidak keberatan bukan?
Pimpinan TPA :Oh...silahkan, akan saya jawab sebisa saya.
Risma :Begini Bu, kalau boleh saya tahu, apa visi atau misi mungkin tujan dari Kelompok bermain yang Ibu pimpin dalam kaitannya dengan pendidikan anak?
Pimpinan TPA :Visi kami yaitu Mewujudkan lembaga pendidikan islam yang unggul dan kompetitif bertaqwa pada Allah serta berperilaku luhur, santu, dan berbakti pada orang tua.
Sedangkan misinya yaitu menciptakan lingkungan yang sehat dan kondusif dengan sistem integral meliputi IQ, EQ, SQ serta life skill, melahirkan generasi muslin yang bertakwa, cerdas, ceria dan mandiri.
Risma :Untuk mencapai tujuan tersebut, program apa yang diadakan di TPA yang Ibu pimpin?
Pimpinan TPA :Programnya lebih menekankan pada pengembangan potensi anak sejak usia dini yang kami rancang sedemikian rupa sehingga anak bukan hanya sekedar bermain, tetapi terarah pada suatu pencapaian perkembangan secara optimal.
Risma :Siapakah yang merancang program tersebut, Bu?
Pimpinan TPA :Secara garis besar kami yaitu saya dan para pendidik di tersebut saya serahkan pada para pendidik yang lebih mengerti anak TPA ini yang merancangnya. Tetapi untuk lebih rincinya tugas -anak yang diasuhnya.
Risma :Ada berapa jumlah pendidik dan jumlah anak yang ada di TPA ini?
Pimpinan TPA :Jumlah pendidik di TPA ini yaitu 13 pendidik. Lulusan S1 berjumlah 4 yang lainnya masih menempuh kuliah.
Sedangkan jumlah anak yang TPA di sini ada 16 anak namun yang aktif hanya 12 anak .
Risma :Model pengembangan kegiatan apa yang diterapkan di TPA ini, Bu? (misal: model sentra, model area, dan model kelompok)?
Pimpinan TPA :Model kegiatan yang digunakan di TPA kami yaitu model BCCT, model sentra, dan model kelompok yang kami sesuaikan dengan kegiatan yang sedang dilaksanakan.
Risma :Tadi saya telah berbicara dengan salah seorang pendidik di TPA ini, dan menurutnya TPA ini utamanya menerapkan model pembelajaran BCCT yang utama menggunakan media bercerita. Alasan apa lembaga ini memprioritaskan hal tersebut?
Pimpinan TPA :Saya berkeyakinan dengan penerapan model tersebut anak-anak usia dini bisa menjadi senang saat kegiatan tersebut. Karena dengan adanya model BCCT anak bisa belajar secara bersama-sama. Sedangkan media yang kami gunakan disini utamanya menggunakan media bercerita. Karena dengan kegiatan bercerita biasanya anak dalam kegiata-kegiatan selanjutnya akan lebih bersemangat.
Risma :Kalau boleh saya tahu, apa kendala-kendala yang Ibu hadapi selama menjadi Kepala Sekolah?
Pimpinan TPA :Mungkin kendala yang saya hadapi selama menjadi Kepala Sekolah yaitu masalah tingkat wali murid yang berbeda sehingga bingung untuk mendatangkan nara sumber yang sesuai dengan tingkat pemahamannya.
Risma :Bagaimana cara mengatasi kendala-kendala yang Ibu hadapi tersebut?
Pimpinan TPA :Saya menghadapi kendala tersebut dengan memberikan konsep yang jelas kepada wali murid mengenai pemahaman tentang anak usia dini secara wajar.
Risma :Apakah di TPA ini ada keterlibatan masyarakat/keterlibatan walimurid dalam kegiatan?
Pimpinan TPA :Di sini keterlibatan wali murid kita adakan parenting setiap bulan untuk memberikan ilmu pada wali murid tentang perkembangan dan kebutuhan anak.
Risma :Oh begitu. Baiklah Bu, saya kira cukup untuk sementara. Nanti kalau saya merasa masih butuh informasi lainnya, Ibu masih maukan membantu saya?
Pimpinan TPA :Tentu saja. Mudah-mudahan saya bisa membantu.
Risma :Terima kasih, Bu....
Pimpinan TPA :Sama-sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar