Perkataan ridho berasal dari bahasa arab, radiya yang artinya senang hati
(rela). Ridho menurut syariah adalah menerima dengan senang hati atas segala
yang diberikan Allah swt, baik berupa hokum (peraturan-peraturan) maupun
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan-Nya. Sikap ridho harus ditunjukkan,
baik ketika menerima nikmat maupun tatkala ditimpa musibah.
Kebanyakan manusia merasa sukar atau gelisah ketika menerima keadaan yang
menimpa dirinya, seperti kemiskinan,
kerugian, kehilangan barang, pangkat,
kedudukan, kematian anggota keluarganya, dan lain-lain, kecuali orang yang
mempunyai sifat rida terhadap takdir. Orang yang memiliki sifat rida tidak
mudah bimbang atau kecewa atas pengorbanan yang dilakukannya. Ia tidak menyesal
dengan kehidupan yang diberikan Allah swt dan tidak iri hati atas kelebihan
yang didapat orang lain karena yakin bahwa semua itu berasal dari Allah swt.
Sedangkan kewajibannya adalah berusaha atau berikhtiar dengan kemampuan yang
ada.
Ridho terhadap takdir bukan berarti menyerah atau pasrah tanpa usaha lebih dulu
untuk mencari jalan keluarnya. Menyerah dan berputus asa tidak dibenarkan oleh
tatanan hidup dan tidak dibenarkan pula oleh ajaran Islam. Allah swt.
memberikan cobaan atau ujian dalam rangka menguji keimanan dan ketakwaan
hamba-Nya. Firman Allah swt.:
“ Dan sungguh akan Kami berikan cobaan
kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (156)
(yaitu) orang-orang yangapabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna
lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun. Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan
kepada-Nya-lah Kami kembali. kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan
kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik
besar maupun kecil.(Q.S. Al Baqarah:155-156).
Sikap ridho dapat
ditunjukkan melalui hal-hal sebagai berikut:
1. Sabar dalam melaksanakan kewajiban
hingga selesai dengan kesungguhan usaha atau ikhtiar dan penuh tanggung jawab.
2. Senantiasa mengingat Allah swt.
dan tetap melaksanakan shalat dengan kusyuk.
3. Tidak iri hati atas kekurangan atau
kelebihan orang lain dan tidak ria untuk dikagumi hasil usahanya.
4. Senantiasa bersyukur atau berterima kasih
kepada Allah swt. atas segala nikmat pemberian-Nya. Hal itu adalah upaya untuk
mencapai tingkat tertinggi dalam perbaikan akhlak.
5. Tetap beramal saleh (berbuat baik)
kepada sesama sesuai dengan keadaan dan kemampuan, seperti aktif dalam kegiatan
social, kerja bakti, dan membantu orangtua di rumah dalam menyelesaikan
pekerjaan mereka.
. Menunjukkan kerelaan atau rida terhadap
diri sendiri dan Tuhannya. Juga rida terhadap kehidupan terhadap takdir yang
berbentuk nikmat maupun musibah, dan terhadap perolehan rezeki atau karunia
Allah swt.
KARAKTERISTIK SIKAP RIDHO
Apabila sebagian pendapat para ahli hikmah, rida dikelompokan menjadi tiga
tingkatan, yaitu rida kepada Alloh, rido pada apa yang datang dari Alloh, dan
rida pada qada Alloh.
Rida kepada Allah adalah fardu ain.Rida
pada apa yang datang dari Allah meskipun merupakan sesuatu yang sangat luhur,
hal ini termasuk ubudiah yang sangat mulia.
Sesungguhnya pilihan tuhan untuk hamba-Nya dibagi dua macam yaitu pertama,
ikhtiyar ad-din wa syar’I (pilihan keagamaan dan syariat).kedua, ikhtiyar kauni
kadari (pilihan yang berkenaan dengan alam dan takdir).Takdir yang tidak
dicintai dan diridai Alloh yaitu perbuatan aib dan dosa-dosa.
Macam-macam rida :
a. Ridha terhadap perintah dan larangan
Allah
Artinya ridha untuk
mentaati Allah dan Rasulnya. Pada hakekatnya seseorang yang telah mengucapkan
dua kalimat syahadat, dapat diartikan sebagai pernyataan ridha terhadap semua
nilai dan syari’ah Islam. Perhatikan firman Allah dalam Q.S. al-Bayyinah (98)
ayat 8
Artinya : Balasan mereka di sisi Tuhan
mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal
di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha
kepadanya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada
Tuhannya. (Q.S.al-Bayyinah ayat 8 )
Dari ayat tersebut
dapat dihayati, jika kita ridha terhadap perintah Allah maka Allah pun ridha
terhadap kita.
b. Ridha terhadap taqdir Allah
Mari kita simak, apa
yang dikisahkan berikut ; pada suatu hari Ali bin Abi Thalib r.a. melihat Ady
bin Hatim bermuram durja, maka Ali bertanya ; “Mengapa engkau tampak bersedih
hati ?”. Ady menjawab ; “Bagaimana aku tidak bersedih hati, dua orang anakku
terbunuh dan mataku tercongkel dalam pertempuran”. Ali terdiam haru, kemudian
berkata, “Wahai Ady, barang siapa ridha terhadap taqdir Allah swt. maka taqdir
itu tetap berlaku atasnya dan dia mendapatkan pahalaNya, dan barang siapa tidak
ridha terhadap taqdirNya maka hal itupun tetap berlaku atasnya, dan terhapus
amalnya”.
Ada dua sikap utama bagi
seseorang ketika dia tertimpa sesuatu yang tidak diinginkan yaitu ridha dan
sabar. Ridha merupakan keutamaan yang dianjurkan, sedangkan sabar adalah
keharusan dan kemestian yang perlu dilakukan oleh seorang muslim.
Perbedaan antara sabar
dan ridha adalah sabar merupakan perilaku menahan nafsu dan mengekangnya dari
kebencian, sekalipun menyakitkan dan mengharap akan segera berlalunya musibah.
Sedangkan ridha adalah kelapangan jiwa dalam menerima taqdir Allah swt. Dan
menjadikan ridha sendiri sebagai penawarnya. Sebab didalam hatinya selalu tertanam
sangkaan baik (Husnuzan) terhadap sang Khaliq bagi orang yang ridha ujian
adalah pembangkit semangat untuk semakin dekat kepada Allah, dan semakin
mengasyikkan dirinya untuk bermusyahadah kepada Allah.
Dalam suatu kisah Abu
Darda’, pernah melayat pada sebuah keluarga, yang salah satu anggota
keluarganya meninggal dunia. Keluarga itu ridha dan tabah serta memuji Allah
swt. Maka Abu Darda’ berkata kepada mereka. “Engkau benar, sesungguhnya Allah
swt. apabila memutuskan suatu perkara, maka dia senang jika taqdirnya itu
diterima dengan rela atau ridha.
Begitu tingginya
keutamaan ridha, hingga ulama salaf mengatakan, tidak akan tampak di akhirat
derajat yang tertinggi daripada orang-orang yang senantiasa ridha kepada Allah
swt. dalam situasi apapun (Hikmah, Republika, Senin 5 Februari 2007, Nomor:
032/Tahun ke 15)
c. Ridha terhadap perintah orang tua.
Ridha terhadap
perintah orang tua merupakan salah satu bentuk ketaatan kita kepada Allah swt.
karena keridhaan Allah tergantung pada keridhaan orang tua, perintah Allah
dalam Q.S. Luqman (31) ayat 14 ;
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ
حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ
لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
Artinya : “ Dan Kami perintahkan kepada
manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya
dalam Keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu. (Q.S. Luqman :14)
Bahkan Rasulullah
bersabda : “Keridhaan Allah tergantung keridhaan orang tua, dan murka Allah
tergantung murka orang tua”. Begitulah tingginya nilai ridha orang tua dalam
kehidupan kita, sehingga untuk mendapatkan keridhaan dari Allah,
mempersyaratkan adanya keridhaan orang tua. Ingatlah kisah Juraij, walaupun
beliau ahli ibadah, ia mendapat murka Allah karena ibunya tersinggung ketika ia
tidak menghiraukan panggilan ibunya.
d. Ridha terhadap peraturan dan
undang-undang negara
Mentaati peraturan
yang belaku merupakan bagian dari ajaran Islam dan merupakan salah satu bentuk
ketaatan kepada Allah swt. karena dengan demikian akan menjamin keteraturan dan
ketertiban sosial. Mari kita hayati firman Allah dalam Q.S. an-Nisa (4) ayat 59
berikut :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا
اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ
تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ
تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ
تَأْوِيلًا
Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman,
taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian
jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.( Q.S. an-Nisa :59)
Ulil Amri artinya
orang-orang yang diberi kewenangan, seperti ulama dan umara (Ulama dan
pemerintah). Ulama dengan fatwa dan nasehatnya sedangkan umara dengan peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku.
Termasuk dalam ridha
terhadap peraturan dan undang-undang negara adalah ridha terhadap peraturan
sekolah, karena dengan sikap demikian, berarti membantu diri sendiri, orang
tua, guru dan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian
mempersiapkan diri menjadi kader bangsa yang tangguh.
Dalil Al-Quran :
وَلَوْ أَنَّهُمْ رَضُوا مَا آتَاهُمُ
اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ سَيُؤْتِينَا اللَّهُ مِنْ
فَضْلِهِ وَرَسُولُهُ إِنَّا إِلَى اللَّهِ رَاغِبُونَ
Artinya :
Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha
dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata:
"Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan sebagian dari karunia-Nya
dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang
berharap kepada Allah," (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi
mereka).
Tingkatan Ridho
1. Ridhâ al-muhsinîn
Relanya seseorang kepada hukum Allah,
tetapi tingkat ini belum mencapai tingkat rela kepada kesulitan dan
penderitaan.
2. Ridhâal-Syuhadâi
Kecintaannya kepada Allah tanpa
mengharapkan balasan, menyebabkan dia rela terhadap hokum dan terhadap segala
sesuatu yang menimpanya.
3. Ridhâal-shiddîqîna
Keasyikannya setiap saat menyatu bersama
Allah, dan terus berusaha naik pada maqam-maqam selanjutnya, sehingga merasakan
kenikmatan bersama Allah apapun yang menimpanya. Ini adalah urusan al-zauq
(perasaan) karena syauq (rindunya) kepada Allah.
4. Ridhaal-muqarrabîn
Relanya orang-orang yang sudah kembali
dari al-Haq kepada al-Khâliq (Allah Swt.)
Sangat membantu sekali ya..
BalasHapustapi kalo boleh saya sarankan untuk tingkatan ridha nya lebih di jelaskan lagi karna dari kata kata yang di buat disana masih rancu gitu.. kalo bisa di beri sedikit contoh dari masing masing tingkatan. Terimakasih