Upacara bakar batu merupakan Sebuah ritual tradisional suku-suku pegunungan Papua, seperti upacara kematian, pernikahan, perdamaian, dan menyambut tamu agung. Upacara kematian dilakukan karena ada pihak keluarga yang ingin agar duduk dan makan bersama dengan saudara-saudaranya (neak nami).
Sementara upacara pernikahan, bakar batu di lakukan karena ingin memberikan makan kepada neak nami tersebut, serta ucapan syukur. Perdamaian dilakukan pada puncaknya yakni bakar batu. Karena menurut saya mungkin ada masalah-masalah yang belum terselesaikan, sehingga upacara bakar batu dilaksanakan dengan maksud damai dan tidak ada dendam dikmudian hari. Begitu pula sama halnya dalam penyambutan tamu agung.
Proses upacara bakar batu dilaksanakan dengan cara menyiapkan sayur mayur, lauk (seperti daging babi,dll), ubi,singkong,keladi (ini merupakan makanan pokok pegunungan Papua). Persiapan lainnya merupakan, persiapan batu-batu yang nantinya dipanaskan, kayu bakar, kolam/lubang, api, dan daun-daun.
Ketika persiapannya sudah selesai (persiapan dilakukan satu hari sebelum acara dilakukan), maka selanjunya siap dilaksanakan bakar batu.
Awalnya kayu yang sudah di persiapkan harus disusun rapi, ketika kayu sudah rapi maka pada bagian dalamnya di kasi batu sebanyak mungkin sesuai dengan keperluan yang dibutuhkan. Sementara api menyala dan memanaskan batu, yang harus dilakukan adalah menggali atau membersihkan kolam yang ada. Ketika kolam sudah jadi dan batu sudah panas, maka pada kolam di kasih rumput sebanyak mungkin sebagai pengalas batu.
Pada bagian kolam sudah selesai, maka peletakan batu yang sudah panas siap di letakan. Kemudian rumput yang lainya akan menyusul diantara batu-batu yang panas tersebut. Habis diletakan maka, ubi, singkong, dan keladi siap untuk dimasukan, kedalam kolam, disusul dengan rumput sebagai pembatas, di susul lagi batu kemudian rumput lalu daging-daging yang ingin dimasak. Kemudian paling atas di letakan sayur mayur sebagai penutup paling atas.
Ketika semua barang yang inigin di masukan sudah selesai maka, kolam tersebut di tutup dengan cara mengikat pinggiran dari pada rumput tersebut,sehingga membentuk kolam tersebut padat.
Sementara menunggu matangnya makanan tersebut maka para wanita biasanya menyiapkan sambal, sebagai penyempurnaan rasa. Biasanya sambal ada yang di goreng adapula yang mentah nantinya akan di hamburkan pada masakan tersebut. Ketika semuanya sudah selesai maka bakar batu yang berada di kolam tersebut siap di buka dan di keluatkan secara perlahan-lahan. Apabila makanan tersebut sudah di keluarkan maka, siap untut di sajikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar