Makalah Sistem Kardiovaskuler PAD Patent Ductus Artery

Makalah Sistem Kardiovaskuler
“PAD (Patent Ductus Artery)”

Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah Sistem Kardiovaskuler
Semester 4B


Disusun Oleh :
Kelompok 2



PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH  TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG
2014/2015



Daftar Isi
Daftar Isi   ....2

BAB I PENDAHULUAN   3
A. Latar Belakang   3
B. Rumusan Masalah   3
C. Tujuan....................................................................................    4

BAB II Tinjauan Teori   5
A. Anatomi Patent Ductus Artery   5
B. Definisi Patent Ductus Artery 5
C. Etiologi  Patent Ductus Artery 6
D. Manifestasi Klinis Patent Ductus Artery 6
E. Penatalaksanaan Medis 7
F. Pemeriksaan Penunjang   8
G. Komplikasi Patent Ductus Artery 9
H. Prognosis Patent Ductus Artery   9
I. Patofisiologi Ductus Artery   10
J. Pohon masalah Ductus Artery................................................ 11
K. Contoh kasus Patent Ductus Artery........................................ 12
L. Asuhan Keperawatan Patent Ductus Artery........................... 13

BAB III Pembahasan Kelompok 22
A. Pembahasan 22

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 23

Bab 1
                    Pendahuluan
A. Latar belakang
Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus Arteriosus Persisten (Persistent Ductus Arteriosus : PDA).
Kegagalan penutupan ductus anterior (arteri yg menghubngkn aorta & arteri pulmonalis) dalam minggu I kelahiran selanjutnya terjadi patensy / persisten pada pembuluh darah yang terkena aliran darah dari tekanan > tinggi pada aorta ke tekanan yg > rendah di arteri pulmonal à menyebabkan Left to Right Shunt.
Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah sekumpulan malformasi struktur jantung atau pembuluh darah besar yang telah ada sejak lahir. Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila tidak dioperasi, kebanyakan akan meninggal waktu bayi. Apabila penyakit jantung bawaan ditemukan pada orang dewasa, hal ini menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui seleksi alam, atau telah mengalami tindakan operasi dini pada usia muda.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana anatomi dari Patent Ductus Arterious (PDA) ?
2. Apa definisi dari Patent Ductus Artery?
3. apa saja etiologi dari Patent Ductus Artery?
4. apa saja manifestasi klinis dari Patent Ductus Artery?
5. apa saja komplikasi dari Patent Ductus Artery?
6. bagaimana penatalaksanaan medis pada Patent Ductus Artery?
7. apa saja pemeriksaan penunjang untuk Patent Ductus Artery?
8. bagaimana patofisiologi dari Patent Ductus Artery?
9. bagaimana pohon masalah dari Patent Ductus Artery?
10. bagaimana contoh kasus dari Patent Ductus Artery?
11. bagaiman asuhan keperawatan pada Patent Ductus Artery?
C. Tujuan
1. Untuk mengatahui anatomi dari Patent Ductus Arterious (PDA) ?
2. Untuk mengetahui definisi dari Patent Ductus Artery?
3. untuk mengatahui etiologi dari Patent Ductus Artery?
4. untuk mengetahui manifestasi klinis dari Patent Ductus Artery?
5. untuk mengetahui komplikasi dari Patent Ductus Artery?
6. untuk mengetahui penatalaksanaan medis pada Patent Ductus Artery?
7. untuk mengetahui pemeriksaan penunjang untuk Patent Ductus Artery?
8. untuk mengetahui patofisiologi dari Patent Ductus Artery?
9. untuk mengetahui pohon masalah dari Patent Ductus Artery?
10. untuk mengetahui contoh kasus dari Patent Ductus Artery?
11. untuk mengetahui asuhan keperawatan pada Patent Ductus Artery?
D. Manfaat
1. Mahasiswa dapat lebih mengerti tentang penyakit patent ductus artery
2. Penulis dapat mengetahui seberapa penting pengetahuan tentang patent ductus artery  ini bagi mahasiswa.
3. Mahasiswa dapat mengetahui seberapa penting patent ductus artery  untuk di pelajari.


BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Anatomi Ductus Arteriosus
Duktus arteriosus adalah pembuluh darah yang menghubungkan aliran darah pulmonal (arteri pulmonalis) ke aliran darah sistemik (aorta) dalam masa kehamilan (fetus). Hubungan ini (shunt) diperlukan oleh karena sistem respirasi fetus yang belum bekerja di dalam masa kehamilan tersebut. Aliran darah balik fetus akan bercampur dengan aliran darah bersih dari ibu (melalui vena umbilikalis) kemudian masuk ke dalam atrium kanan dan kemudian dipompa oleh ventrikel kanan kembali ke aliran sistemik melalui duktus arteriosus, dan hanya sebagian yang diteruskan ke paru.
Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. (Buku ajar kardiologi FKUI, 2001 ; 227)
Dinding duktus arteriosus terutama terdiri dari lapisan otot polos (tunika media) yang tersusun spiral. Diantara sel-sel otot polos terdapat serat-serat elastin yang membentuk lapisan yang berfragmen, berbeda dengan aorta yang memiliki lapisan elastin yang tebal dan tersusun rapat (unfragmented). Sel-sel otot polos pada duktus arteriosus sensitif terhadap mediator vasodilator prostaglandin dan vasokonstriktor (pO2). Setelah persalinan terjadi perubahan sirkulasi dan fisiologis yang dimulai segera setelah eliminasi plasenta dari neonatus. Adanya perubahan tekanan, sirkulasi dan meningkatnya pO2 akan menyebabkan penutupan spontan duktus arteriosus dalam waktu 2 minggu.
2.2  DEFINISI
Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah duktus arteriosus yang tetap terbuka setelah bayi lahir. Kelainan ini merupakan 7% dari seluruh penyakit jantung bawaan. Sering dijumpai pada bayi prematur, insidennya bertambah dengan berkurangnya masa gestasi ( Betz & Sowden. 2002 : 375 )
Patent Ductus Arteriosus (PDA) atau Duktus Arteriosus Paten (DAP) adalah kelainan jantung kongenital ( bawaan ) dimana tidak terdapat penutupan ( patensi ) duktus arteriosus yang menghubungkan aorta dan pembuluh darah besar pulmonal setelah 2 bulan pasca kelahiran bayi ( www.google.com )
Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta yang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah. ( Suriadi, Rita Yuliani. 2001; 235 )
2.3  ETIOLOGI
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan
  1.  Faktor Prenatal :
                 a. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.
                 b.  Ibu alkoholisme.
                c.   Umur ibu lebih dari 40 tahun.
                d.  Ibu menderita penyakit  DM  yang memerlukan   insulin.
                e.    Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu.
2. Faktor Genetik :
a. Anak yang lahir sebelumnya  menderita penyakit jantung bawaan.
b. Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.
c. Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.
d. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.
2.4  MANIFESTASI KLINIK
 PDA kecil mungkin asimptomatik, penderita dengan PDA lebih besar dapat menunjukkan tanda-tanda gagal jantung kongestif (CHF), diantaranya :
Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung
Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata terdengar di tepi sternum kiri atas)
Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan meloncat-loncat, Tekanan nadi yang lebar (lebih dari 25 mmHg)
Takhikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemik
Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal.
Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah
Apnea
Tachypnea
Nasal flaring
Retraksi dada
Hipoksemia
Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru)
Jika PDA memiliki lubang yang besar, maka darah dalam jumlah yang besar akan memenuhi  paru-paru. Penderita akan  tampak sakit, dengan gejala berupa:
berat badannya tidak bertambah
berkeringat
kesulitan dalam bernafas
denyut jantung yang cepat.
    Timbulnya gejala tersebut menunjukkan telah terjadinya gagal jantung kongestif, yang seringkali terjadi pada bayi prematur.

2.5  PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan Konservatif : Restriksi cairan dan Pemberian obat-obatan : Furosemid (lasix) diberikan bersama restriksi cairan untuk meningkatkan diuresis dan mengurangi efek kelebihan beban kardiovaskular, Pemberian indomethacin (inhibitor prostaglandin) untuk mempermudah penutupan duktus, pemberian antibiotik profilaktik untuk mencegah endokarditis bakterial.
Pembedahan : Pemotongan atau pengikatan duktus.
Non pembedahan : Penutupan dengan alat penutup dilakukan pada waktu kateterisasi jantung.
2.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG serupa dengan kelainan VSD. Pada PDA kecil-sedang dapat terjadi LVH atau normal. CVH bila PDA besar. Atau RVH bila telah terjadi PVOD. bervariasi sesuai tingkat keparahan, pada PDA kecil tidak ada abnormalitas, hipertrofi ventrikel kiri pada PDA yang lebih besar.
Foto toraks juga menyerupai kelainan VSD. Pada PDA kecil bayangan jantung normal. PDA sedang-besar terjadi kardiomegali dan peningkatan PVM. Adanya PVOD akan mengakibatkan ukuran jantung normal dengan pembesaran MPA dan peningkatan corakan vaskulerisasi hilus.
Melalui pemeriksaan ekho 2-D dan Doppler dapat divisualisasi adanya PDA dan besarnya shunt. Pemeriksaan angiografi biasanya tidak dibutuhkan kecuali bila terdapat kecurigaan PVOD.
Ekhokardiografi yaitu rasio atrium kiri tehadap pangkal aorta lebih dari 1,3:1 pada bayi cukup bulan atau lebih dari 1,0 pada bayi praterm (disebabkan oleh peningkatan volume atrium kiri sebagai akibat dari pirau kiri ke kanan)
Kateterisasi jantung yaitu hanya dilakukan untuk mengevaluasi lebih jauh hasil ECHO atau Doppler yang meragukan atau bila ada kecurigaan defek tambahan lainnya.

2.7  KOMPLIKASI
endokarditis
obstruksi pembuluh darah pulmonal
CHF (gagal jantung kongestif)
Hepatomegali (jarang terjadi pada bayi prematur)
Enterokolitis nekrosis
Gangguan paru yang terjadi bersamaan (misalnya sindrom gawat nafas atau displasia bronkopulmoner)
Perdarahan gastrointestinal (GI), penurunan jumlah trombosit
Hiperkalemia (penurunan keluaran urin)
Aritmia
Gagal tumbuh
2.8 PROGNOSIS
jika PDA relatif kecil, gejala yang ditimbulkan pada jantung kemungkinan dapat berkembang. Pasien dengan PDA yang cukup besar, masalah yang ditimbulkan pada jantung dapat diminimalisir dengan tindakan bedah.
Tindakan dengan mengunakan pengobatan dapat diandalkan dalam beberapa situasi, dengan sedikit efek samping. Pengobatan yang dilakukan sesegera mungkin, akan menunjukkan hasil yang lebih baik.
Pembedahan dapat membawa beberapa resiko yang signifikan pada jantung, pembedahan dapat menghilangkan beberapa masalah yang ditimbulkan oleh PDA, tapi ini juga dapat mneimbulkan masalah baru. Keuntungangn dan resiko lebih baik dikaji lebih mendalam sebelum dilakukan sebuah pembedahan.

2.9 PATOFISIOLOGI  PDA
      Duktus arteriosus adalah pembuluh darah yang menghubungkan aliran darah pulmonal ke aliran darah sistemik dalam masa kehamilan (fetus). Hubungan ini (shunt) ini diperlukan oleh karena sistem respirasi fetus yang belum bekerja di dalam masa kehamilan tersebut. Pada saat lahir resistensi dalam sirkulasi pulmonal dan sistemik hampir sama, persamaan tersebut juga pada resistensi dalam aorta dan arteri pulmonalis. Karena tekanan sistemik melebihi tekanan pulmonal, darah mulai mengalir dari aorta, melintasi ke duktus ke arteri pulmonalis (left to right shunt)  darah kembali bersirkulasi melalui paru & turun ke atrium kiri ventrikel kiri  pengaruh perubahan sirkulasi meningkatkan kerja jantung bagian kiri  meningkatkan kongesti pembuluh darah pulmonal & memungkinkan resistensi  meningkatkan tekanan ventrikel kanan & hypertrofi. Jika duktus tetap terbuka, darah yang seharusnya mengalir ke seluruh tubuh akan kembali ke paru-paru sehingga memenuhi pembuluh paru-paru.

2.10 POHON MASALAH
Tekanan sistemik melebihi tekanan pulmonal

darah mengalir dari aorta melintasi duktus

                     ke arteri pulmonalis darah kembali bersirkulasi melalui paru

turun ke atrium kiri dan ventrikel kiri

               pengaruh perubahan sirkulasi meningkatkan kerja jantung bag.kiri

meningkatkan kongesti pembuluh darah pulmonal

meningkatkan tekanan ventrikel kanan dan hipertrofi

dialirkanya darah dari      ductus terbuka
tekanan tinggi ke
  tekanan yg lebih          darah kembali ke paru dan memenuhi pembuluh paru
rendah
gagal jantung kongestif  
resirkulasi darah beroksigen pasien gelisah,stress  
dari aorta ke arteri pulmonalis                                                                            
                                                                                               respon imun        
Beban ventrikel kiri ↑                    
               Pelebaran dan hipertensi vertikel kiri
               Tekanan vena dan kapiler pulmonar naik
                                                                                                                         
                           Edema paru                                            
                 Penurunan difusi oksigen    

suplai oksigen ke jaringan berkurang                              

pemecahan glukosa oleh O2 terganggu dampak hospitalisasi
      pada anak
Pembentukan energi berkurang
Anak menangis dan
         Lemah, lesu       takut

         anoreksia

2.11  CONTOH KASUS PDA
An. A umur 1 tahun di bawa orang tuanya ke rumah sakit dengan keluhan sesak nafas dan merasa letih. Ibu klien mengatakan anaknya jarang BAK  dan nafsu makan menurun serta selalu rewel dan gelisah. Ibu klien mengatakan saat lahir anaknya prematur dan riwayat keluarga ayahnya menderita PDA.orang tua klien sangat gelisah dan emosinya tidak  stabil karena cemas akan keadaan anaknya sehingga menyebabkan kedua orang tua tidak ikut berpartisipasi dalam pengobatan anaknya. Saat pemeriksaan fisik di temukan adanya bunyi tambahan saat bernafas dan adanya otot bantu nafas inspirasi dan, edema tungkai, sianosis serta adanya suara jantung tambahan (machinery mur-mur persisten)
TTV : Tekanan Darah : 110/70 mmHg ( normalnya 99/65 mmHg)
           Nadi : 130x/menit (normalnya 110x/menit)
           RR : 50x/menit (normalnya 30-40x/menit)
          Suhu : 38 C (normalnya 36oC – 37,5oC )
Pemeriksaan penunjang: HB  8,5gr Hb/Dl(12gr Hb/dl        
  BB: 20kg BB sebelumnya 25kg
                                         Albumin 45% (normalnya 55%)
                                         Limfosit 40% (normalnya 35%)
ASUHAN KEPERAWATAN PATENT DUCTS ARTERY
3.1 Pengkajian
Pemberian Asuhan Keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerjasama dengan klien, keluarga atau masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. ( Carpenito, 2000, 2 ).
3.1.1 Anamnesa
Identitas ( Data Biografi)
Nama: An. A
Umur: 1 tahun
Jenis Kelamin: perempuan
Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan anaknya sesak nafas dan merasa letih
Riwayat penyakit sekarang
Klien mengalami respiratory distress, dispnea, tacipnea, dan hiposekmia
Riwayat penyakit terdahulu
Ibu klien mengatakan saat lahir anaknya prematur, usia kelahiran 7 bulan
Riwayat penyakit keluarga
Ibu klien mengatakan bahwa riwayat keluarganya  ayah menderita PDA
Riwayat Psikososial
Meliputi tugas perasaan anak terhadap penyakitnya, bagaimana perilaku anak terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya, perkembangan anak, koping yang digunakan, kebiasaan anak, respon keluarga terhadap penyakit anak, koping keluarga dan penyesuaian keluarga terhadap stress.
3.2 Pemeriksaan fisik (ROS : Review of System)
1. Pernafasan B1 (Breath)
Nafas cepat, sesak nafas ,bunyi tambahan ( marchinery murmur ),adanyan otot bantu nafas saat inspirasi.
2. Kardiovaskuler B2 ( Blood)
 peningkatan tekanan darah sistolik, edema tungkai
3. Persyarafan B3 ( Brain)
, gelisah, menangis,.
4. Perkemihan B4 (Bladder)
Produksi urin menurun (oliguria).
5. Pencernaan B5 (Bowel)
Nafsu makan menurun (anoreksia), porsi makan tidak habis.
6. Muskuloskeletal/integument B6 (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi terbatas, kelelahan.
3.3 Analisa Data
Data Etilologi Masalah
Data Subjektif :
Ibu klien mengatakan anaknya  gelisah, rewel, dan menangis
Data Objektif :
- Denyut nadi naik (150 x/menit)
- Tachyepne
- – Suara jantung tambahan
(Machinery mur-mur persisten) Terbukanya ductus arteriosus
Dialirkannya darah dari tekanan tinggi(aorta descenden) ke tekanan yang lebih kecil (arteri pulmonalis)
Resirkulasi darah beroksigen dari aorta ke arteri pulmonalis
Beban ventrikel kiri ↑
Curah jantung turun Penurunan curah jantung

Data Subjektif:
Ibu klien mengatakan anaknya  kesulitan bernafas, Data Objektif :
- RR (  50/menit)

Data Subjektif:
Pasien rewel tidak mau makan dan minum
Data Objektif:
- Berat 20 kg
-- Biokimia : Hb 8,5gr Hb/dl dan albumin 45%
- Diet : makan tidak habis, nafsu makan menurun Dialirkannya darah dari tekanan tinggi(aorta descenden) ke tekanan yang lebih rendah (arteri pulmonalis)
Resirkulasi darah beroksigen dari aorta ke arteri pulmonalis
Beban ventrikel kiri ↑
Pelebaran dan hipertensi vertikel kiri
Tekanan vena dan kapiler pulmonar naik
Edema paru
Penurunan difusi oksigen
Gangguan pertukaran gas
Curah jantung turun
Suplai oksigen ke jaringan berkurang
Pemecahan glukosa oleh O2 menjadi terganggu
Pembentukan energi berkurang
Lemah, lesu
Anoreksia

Nutrisi kurang dari tubuh Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti pulmonal

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Data Subjektif:
Demam, rewel
Data Objektif:
- Jumlah limfosit 40%
- hipertermi (380 C),
RR: 50x/menit
Nadi: 150x/menit Gagal jantung kongestif
Pasien gelisah, stress
Respon imun menurun
Resiko infeksi Resiko infeksi
Data Subjektif :
Orang tua cemas, tidak tenang, dan emosinya labil
Data Objektif:
- Menarik diri
- Tidak ikut bersedia dalam melakukan proses keperawatan PDA (Patent Ductus Arteriosus)
Dampak hospitalisasi pada anak
Anak menangis dan ketakutan
Kecemasan pada orang tua Kecemasan orang tua

3.3 Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan malforasi jantung
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti pulmonal
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kelelahan pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan kalori
4. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunya status kesehatan
5. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan orang tua dan
hospitalisasi.
3.4 Intervensi Keperawatan
1. Penurunan Curah jantung b.d malformasi jantung.
Tujuan : Mempertahankan curah jantung yang adekuat
Kriteria hasil : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama  1x24 jam Anak akan menunjukkan tanda-tanda membaiknya curah jantung
DS:ibu klien mengatakan  klien sudah terlihat jarang menangis dan tidak rewel
DO: - Denyut nadi 110x/menit
- pernafasan 40x/menit
 – Suara jantung tambahan
(Machinery mur-mur persisten) berkurang
Intervensi Rasional
Mandiri
Observasi kualitas dan kekuatan denyut jantung, nadi perifer, warna dan kehangatan kulit
Tegakkan derajat sianosis (sirkumoral, membran mukosa, clubbing)
Monitor tanda-tanda CHF (gelisah, takikardi, tachypnea, sesak, mudah lelah, periorbital edema, oliguria, dan hepatomegali)
Kolaborasi
Pemberian digoxin sesuai order, dengan menggunakan teknik pencegahan bahaya toksisitas.
Berikan pengobatan untuk menurunkan afterload
Berikan diuretik sesuai indikasi. Mandiri
Permulaan gangguan pada jantung akan ada perubahan tanda-tanda vital, semuanya harus cepat dideteksi untuk penanganan lebih lanjut.
Pucat menunjukkan adanya penurunan perfusi sekunder terhadap ketidak adekuatan curah jantung, vasokonstriksi dan anemia.
Deteksi dini untuk mengetahui
adanya gagal jantung kongestif
Kolaborasi
Obat ini dapat mencegah semakin memburuknya keadaan klien.
2. Obat anti afterload mencegah terjadinya vasokonstriksi
Diuretik bertujuan untuk menurunkan volume plasma dan menurunkan retensi cairan di jaringan sehingga menurunkan risiko terjadinya edema paru.
2. Gangguan pertukaran gas b.d kongesti pulmonal.
Tujuan : Mengurangi adanya peningkatan resistensi pembuluh paru
Kriteria hasil :setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 1x24 jam  Anak akan menunjukkan tanda-tanda tidak adanya peningkatan resistensi pembuluh paru
DS: ibu klien mengatakan anaknya tidak mengalami kesulitan dalam bernafas
DO: RR : 40x/menit
-
Intervensi Rasional
Observasi kualitas dan kekuatan
denyut jantung, nadi perifer, warna dan
kehangatan kulit
Atur posisi anak dengan posisi fowler
Hindari anak dari orang yang terinfeksi
Berikan istirahat yang cukup
kolaborasi
Berikan oksigen jika ada indikasi
Untuk deteksi dini terjadinya gangguan pernapasan Untuk mengetahui keadaan sirkulasi darah dalam tubuh

Untuk memudahkan pasien dalam bernapas
Agar anak tidak tertular infeksi yang akan memperburuk keadaan
Menurunkan kebutuhan oksigen dalam tubuh

Membantu klien untuk memenuhi oksigenasinya.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelelahan pada saat makan dan
meningkatnya kebutuhan kalori.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatanselama 2x24 jam  nafsu makan timbul kembali dan status
nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil :
DS: ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak rewel dan mulai mau makan
DO- nafsu makan klien timbul kembali
- berat badan 21 kg
- jumlah Hb  12 gr Hb/dl dan albumin 50%

Intervensi Rasional
1. Kaji pemenuhan kebutuhan nutrisi klien
2. Mencatat intake dan output makanan klien.
3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk membantu memilih makanan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi selama sakit
4. Manganjurkn makan sedikit- sedikit tapi sering.
Kolaborasi:

5. Kolaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian infus Nacl yg sesui dengan komposisi tubuh 1. Mengetahui kekurangan nutrisi klien.
2. Mengetahui perkembangan pemenuhan nutrisi klien.
3. Ahli gizi adalah spesialisasi dalam ilmu gizi yang membantu klien memilih makanan sesuai dengan keadaan sakitnya, usia, tinggi, berat badannya.
4. Dengan sedikit tapi sering mengurangi penekanan yang berlebihan pada lambung.
5. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang kurang dari pasien

4. Resiko infeksi b.d menurunnya status kesehatan.
Tujuan : Mencegah resiko infeksi
Kriteria hasil : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam Anak tidak akan menunjukkan tanda-tanda infeksi
DS:ibu klien mengatakan  klien sudah tidak demam dan tidak rewel
DO: Jumlah limfosit menurun
- suhu 37 C, frekwensi nafas 40x/menit, nadi 110x/menit
Intervensi Rasional
1. Pantau tanda-tanda vital
2. Lakukan perawatan terhadap prosedur inpasif seperti infus, kateter, drainase luka, dll.
3. Jika ditemukan tanda infeksi kolaborasi untuk pemeriksaan darah, seperti Hb dan leukosit
4. Kolaborasi untuk pemberian antibiotik

1. Jika ada peningkatan tanda-tanda vital besar kemungkinan adanya gejala infeksi karena tubuh berusaha intuk melawan mikroorganisme asing yang masuk maka terjadi peningkatan tanda vital
2. Untuk mengurangi risiko infeksi nosokomial
3. Penurunan Hb dan peningkatan jumlah leukosit dari normal membuktikan adanya tanda-tanda infeksi
4. Antibiotik mencegah perkembangan mikroorganisme patogen

Kecemasan orang tua b.d kurang pengetahuan orang tua dan hospitalisasi.
Tujuan: kecemasan menurun
Kriteria hasil:setelah dilakukan tindakan keperawatan selama2x24 jam Orang tua tampak tenang ,orang tua tidak bertanya-tanya lagi dan orang tua berpartisipasi dalam proses perawatan.lagi,orangtua berpartisipasi dalam proses perawatan.
DS: Orang tua tidak  cemas,  tenang, dan emosinya berkurang
DO: tidak menarik diri
        ikut bersedia dalam melakukan proses keperawatan
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat pengetahuan orang tua
2. Beri penjelasan tentang keadaan anaknya
3. Libatkan keluarga dalam perawatan anaknya.
4. Berikan support dan reinforcement atas apa yang dapat dicapai oleh orang tua.
5. Latih orang tua tentang cara-cara perawatan bayi dirumah sebelum bayi pulang 1. Pengetahuan orang tua akan
mempengaruhi persepsi dan tingkah
lakunya pada anak
2. Dengan mengetahui kondisi
anaknya, akan mengurangi
kecemasan orang tua.
3. Akan membuat orang tua nyaman
dan lebih tenang jika senantiasa
dekat dengan anaknya.
4. Dukungan dan kasih sayang orang tua akan mempercepat kesembuhan anak.
5. Dengan menambah pengetahuan
orang tua dalam perawatan anaknya
akan mempermudah proses
perawatan dan penyembuhan anak.


BAB III
PEMBAHASAN KELOMPOK

PDA (Patent Ductus Artery) adalah penyakit jantung bawan yang bisa disebabkan karena faktor genetik dan sebelum hamil ibu sudah terinfeksi rubela dan umur lebih dari 4o tahun. Menurut kelompok kami, untuk meminimkan Patent Ductus Artery harus memberikan pendidikan kepada calon ibu supaya tidak sampai terinfeksi rubela dan jika sudah berumur lebih dari 40 tahun sebisa mungkin untuk tidak hamil. Karena dari penyebab itu yang lebih sering menyebabkan Patent Ductus Artery.
Untuk faktor yang genetik, kita tidak mencegahnya karena sudah ada gen/bawaan dari ibu atau ayah. Sehingga yang bisa dilakukan adalah cara yang tepat untuk mengobati Patent Ductus Artery. Menurut kelompok kami, Penatalaksanaan Konservatif : Restriksi cairan dan Pemberian obat-obatan : Furosemid (lasix) diberikan bersama restriksi cairan untuk meningkatkan diuresis dan mengurangi efek kelebihan beban kardiovaskular, adalah yang utama sebelum ke tindakan pembedahan karena jika beban jantung semakin meningkat resiko terjadi kematian sangat tinggi sehingga perlu dilakukan penatalaksanaan konservatif.
Untuk tindakan pembedahan Pembedahan dapat membawa beberapa resiko yang signifikan pada jantung, pembedahan dapat menghilangkan beberapa masalah yang ditimbulkan oleh PDA, tapi ini juga dapat mneimbulkan masalah baru. Keuntungangn dan resiko lebih baik dikaji lebih mendalam sebelum dilakukan sebuah pembedahan. Jika tidak mengambil tindakan pembedahan ada tindakan yang non pembedahan yaitu Penutupan dengan alat penutup dilakukan pada waktu kateterisasi jantung.

KESIMPULAN

Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. (Buku ajar kardiologi FKUI, 2001 ; 227)
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan. Ada faktor prenatal dan faktor genetik.
Untuk tindakan pembedahan Pembedahan dapat membawa beberapa resiko yang signifikan pada jantung, pembedahan dapat menghilangkan beberapa masalah yang ditimbulkan oleh PDA, tapi ini juga dapat mneimbulkan masalah baru. Keuntungangn dan resiko lebih baik dikaji lebih mendalam sebelum dilakukan sebuah pembedahan. Jika tidak mengambil tindakan pembedahan ada tindakan yang non pembedahan yaitu Penutupan dengan alat penutup dilakukan pada waktu kateterisasi jantung.

DAFTAR PUSTAKA
Ali .Z. 2001. Dasar-dasar Keperawatan Profesional
Anonim. 2001. Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta : Pusat Kesehatan Jantung Dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita.
Betz.,Sowden., 2002, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3, EGC, Jakarta.
http://www.google.com.id. Tanggal Akses 13 Oktober 2009
www.pediatrik.com/ilmiah/Asuhan Keperawatan Pada Patent ductus Arteriosus. Tanggal Akses 13 Oktober 2009
Carpenito, Linda Jual. (1995). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan(terjemahan).. Jakarta PT EGC.
Doenges, et al. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan (terjemahan). PT EGC. Jakarta.
(Buku ajar kardiologi FKUI, 2001 ; 227)
( Betz & Sowden. 2002 : 375 )

( Suriadi, Rita Yuliani. 2001; 235 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar