MAKALAH SISTEM RESPIRASI BRONCHITIS

SISTEM RESPIRASI 
BRONCHITIS


Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Bronchitis”. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami menerima saran dan kritik yang bersifat membangun sebagai analisa bagi kami sehingga akan tercipta makalah yang terbaik.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami sebagai penyusun dan umumnya bagi semua. Amin.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG

Bernafas merupakan hal yang terpenting dan mendasar dalam kehidupan. Bernafas merupakan prioritas yang harus diperhatikan pada setiap tindakan medis keperawatan.  Kesehatan system pernafasan merupakan prioritas kesehatan yang harus diperhatikan. Apabila system pernafasan kita terganggu maka fungsi dari  jaringan – jaringan tubuhpun akan terganggu.
Salah satu gangguan system penafasan adalah penyakit bronchitis. Bronchitis merupakan suatu peradangan pada bronkus, penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius.
Penyebab dari penyakit bronchitis antara lain adalah  infeksi saluran nafas oleh virus atau bakteri, terutama organisme yang mirip  bakteri seperti Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia. Bronchitis bisa juga disebabkan karena iritasi berbagai jenis debu, asap dari asam kuat , ammonia, beberapa pelarut organic (klorin, hydrogen sulfide, sulfur dioksida, dan bromine), asap rokok dan polusi udara.
Bronchitis bermacam – macam  diantaranya adalah Bronchitis Acuta, Bronchitis Chronics, Bronchitis Capilar, Bronchitis Foelida, dan Bronchitis Fibrinosa. Macam – macam bronchitis tersebut merupakan kelanjutan dari bronchitis – bronchitis sebelumnya.

1.2.     RUMUSAN MASALAH
1) Definisi bronchitis
2) Etiologi bronchitis
3) Manifestasi klinis bronchitis
4) Patofisiologi bronchitis
5) Pemeriksaan diagnostic bronchitis
6) Rehabilitasi pada bronchitis
7) Pengobatan pada bronchitis
8) Askep pada bronchitis

1.3   TUJUAN
1) Untuk mengetahui definisi bronchitis
2) Untuk mengetahui etiologi bronchitis
3) Untuk mengetahui manifestasi klinis bronchitis
4) Untuk mengetahui patofisiologi bronchitis
5) Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic bronchitis
6) Untuk mengetahui rehabilitasi pada bronchitis
7) Untuk mengetahui pengobatan pada bronchitis

1.4   MANFAAT
Dengan pembuatan makalah ini kami dapat mengerti tentang bronkitis dan memahami apa yang harus di lakukan seorang perawat untuk menangani bronkitis


BAB II
PEMBAHASAAN

2.1   DEFINISI
BRONKITIS adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru paru).Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akirnya akan sembuh sempurna .tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru paru)dan pada usia lanjut,bronkitis bisabersifat serius .
Bronkhitis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya inflamasi pada pembuluh bronkus, trakea dan bronchial.Inflamasi menyebabkan bengkak pada permukaannya, mempersempit ruang pembuluh dan menimbulkan sekresi dari cairan inflamasi. Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akirnya akan sembuh sempurna .tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru paru)dan pada usia lanjut,bronkitis bisa bersifat serius .

2.2   Etiologi
.Ada  3 faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronchitis yaitu rokok, infeksi dari polusi. Selain itu terdapat pula hubungan dengan faktor keturunan dan status sosial.
1. Rokok
Menurut buku Report of the WHO Expert Comite on Smoking Control, rokok adalah penyebab utama timbulnya bronchitis. Terdapat hubungan yang erat antara merokok dan penurunan VEP (volume ekspirasi paksa) 1 detik. Secara patologis rokok berhubungan dengan hiperplasia kelenjar mukus bronkus dan metaplasia skuamus epitel saluran pernafasan juga dapat menyebabkan bronkostriksi akut.
2. Infeksi
Bronkitis infeksiosa disebabkan oleh virus ,bakteri dan organisme yang menyerupai bakteri (mycoplasmapneumoniae dan chlamydia).Respiratori syncytial virus (rsv) pada 50% sampai 90% kasus selain itu parainflueza,mikoplasma,adenovirus sangat jarang infeksi primer bakteri.
Eksaserbasi bronchitis disangka paling sering diawali dengan infeksi virus yang kemudian menyebabkan infeksi sekunder bakteri. Bakteri yang diisolasi paling banyak adalah Hemophilus influenza dan streptococcus pneumonie.
3. Polusi
Polusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktor penyebab, tetapi bila ditambah merokok resiko akan lebih tinggi. Zat – zat kimia dapat juga menyebabkan bronchitis adalah zat – zat pereduksi seperti O2, zat – zat pengoksida seperti N2O, hidrokarbon, aldehid, ozon.
4. Keturunan
Belum diketahui secara jelas apakah faktor keturunan berperan atau tidak, kecuali pada penderita defisiensi alfa – 1 – antitripsin yang merupakan suatu problem, dimana kelainan ini diturunkan secara autosom resesif. Kerja enzim ini menetralisir enzim proteolitik yang sering dikeluarkan pada peradangan dan merusak jaringan, termasuk jaringan paru.
5. Faktor sosial ekonomi
Kematian pada bronchitis ternyata lebih banyak pada golongan sosial ekonomi rendah, mungkin disebabkan faktor lingkungan dan ekonomi yang lebih jelek.

2.3 MANISFESTASI KLINIK/ TANDA GEJALA

batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)
sesak nafas ketika melakukan olahraga
sering menderita infeksi pernafasa
pembengkakan pergelangan kaki ,kaki dan tungkai   kaki kiri dan kanan
wajah,telapak tangan selaput lendir  berwarna kemerhan
pipi tampak kemerahan
sakit kepala
gangguan penglihatan
Bronkitis infeksiosa seringkali dimulai dengan  gejala pilek,yaitu hidung meler ,lelah,menggigil, sakit punggung sakit otot demam ringan dan nyeri tenggorokan .
Batuk merupakan tanda dimulainya bronkitis .pada awalnya batuk tidak berdahak tetapi 1-2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak berwarna putih atau kuning selanjutnya dahak akan bertambah banyak ,berwarna kuning atau hijau
Pada bronkitis berat ,setelah sebagian besar  gejala lainya membaik ,kadang tejadi demam tinggi selama 3-5 hari dan batuk bisa menetap selama beberapa minggu
Sesak nafas terjadi jika saluran udara tersumbat .sering ditemukan bunyi nafs mengi terutama setelah batuk bisa terjadi pneumonia
Biasanya didahului infeksi saluran nafas atau dengan batuk pilek tanpa demam atau hanya subfrebis.sesak nafas makin hebat disertai nafas cepat dan dangkal .

2.4  Patofisiologi
Penemuan patologis dari bronchitis adalah hipertropi dari kelenjar mukosa bronchus dan peningkatan sejumlah sel goblet disertai dengan infiltrasi sel radang dan ini mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi bronchiolus yang kecil – kecil sedemikian rupa sampai bronchiolus tersebut rusak dan dindingnya melebar. Faktor etiologi utama adalah merokok dan polusi udara lain yang biasa terdapat pada daerah industri. Polusi tersebut dapat memperlambat aktifitas silia dan pagositosis, sehingga timbunan mukus meningkat sedangkan mekanisme pertahanannya sendiri melemah. Mukus yang berlebihan terjadi akibat displasia. Sel – sel penghasil mukus di bronkhus. Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia. Perubahan – perubahan pada sel – sel penghasil mukus dan sel – sel silia ini mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus dalam jumlah besar yang sulit dikeluarkan dari saluran nafas.

Pathway

2.5 Pemeriksaan Diagnostik

1.  Pemeriksaan radiologis Tubular shadow atau traun lines terlihat bayangan garis yang paralel, keluar dari hilus menuju apeks paru. bayangan tersebut adalah bayangan bronchus yang menebal. Corak paru bertambah
2.  Pemeriksaan fungsi paru
3.  Analisa gas darah antara lain :
a.  Pa O2 : rendah (normal 25 – 100 mmHg)
b.  Pa CO2 : tinggi (normal 36 – 44 mmHg).
c.  Saturasi hemoglobin menurun.
d.  Eritropoesis bertambah.

2.6 Rehabilitasi
1. Istirahat di tempat tidur
2. Kamar cukup ventilasi
3. Udara dalam kamar tidak boleh terlalu panas / dingin
4. Hindari debu
5. Penderita dilarang merokok
6. Kamar pasien diberi uap panas / O2

2.7 Pengobatan.
Pengobatan bronkitis dilakukan untuk mengurangi demam dan rasa tidak enak badan, kepada penderita dewasa bisa diberikan Aspirin atau asetaminofen; kepada anak-anak sebaiknya hanya diberikan asetaminofen. Dianjurkan untuk beristirahat dan minum banyak cairan. Antibiotik diberikan kepada penderita yang gejalanya menunjukkan bahwa penyebabnya adalah infeksi bakteri (dahaknya berwarna kuning atau hijau dan demamnya tetap tinggi) dan penderita yang sebelumnya memiliki penyakit paru-paru.
Kepada penderita dewasa diberikan trimetoprim-sulfametoksazol, tetracyclin atau ampisilin. Erythromycin diberikan walaupun dicurigai penyebabnya adalah Mycoplasma pneumoniae. Kepada penderita anak-anak diberikan amoxicillin.Jika penyebabnya virus, tidak diberikan antibiotik. Jika gejalanya menetap atau berulang atau jika bronkitisnya sangat berat, maka dilakukan pemeriksaan biakan dari dahak untuk membantu menentukan apakah perlu dilakukan penggantian antibiotik.


BAB III
TINJAUAN KASUS

1.      Pengkajian

1)      Riwayat Kesehatan Pasien
a.       Keluhan Utama
a)      Batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan).
b)      Sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan.
c)      Sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu).
d)     Bengek.
e)      Sedikit demam.
f)       Dada merasa tidak nyaman.

b.      Riwayat Penyakit Sekarang
Batuk-batuk diserta dengan riak dan rasa sesak. Sesak bertambah berat saat melakukan kegiatan yang ringan.

c.       Riwayat Penyakit Dahulu
a)     Asma.
b)     Infeksi kronik saluran napas bagian atas (misalnya sinobronkitis). .
c)     Infeksi, misalnya bertambahnya kontak dengan virus, infeksi mycoplasma,hlamydia, pertusis, tuberkulosis, fungi/jamur.
d)     Penyakit paru yang telah ada misalnya bronkietaksis.

d.      Riwayat Penyakit Keluarga
Apakah keluarga pasien pernah mengalami penyakit yang sama.

2)      Observasi dan Pemeriksaan Fisik, Meliputi         :
a.       Keadaan Umum
Kaji keadaan umum pasien meliputi, tingkat kesadaran, ekspresi wajah, dan posisi klien saat datang

b.      Pemeriksaan tanda-tanda vital
Suhu meningkat, tekanan darah meningkat, Respirasi meningkat

c.       Sistem Kardiovaskuler
peningkatan frekuensi jantung/takikardia berat

d.      Pemeriksaan Dada
a)      Bentuk barel chest, gerakan diafragma minimal
b)      terdengar Bunyi nafas ronchi
c)      Perkusi hyperresonan pada area paru.
d)     Warna pucat dengan cyanosis bibir dan dasar kuku, abu – abu keseluruhan.
e)      pada Auskultasi terdengar Ronchi +/+, kedua lapang paru, Wizing kadang (+), kadang samar

e.       Pola aktifitas sehari-hari dengan:
Aspek biologi:
a)      Mual/muntah
b)      Nafsu makan buruk/anoreksia
c)      Ketidakmampuan untuk makan
d)     Penurunan berat badan

3)      Pemeriksaan Penunjang
a.       Laboratorium
a)      LED meningkat
b)      HB cenderung tetap atau sedang menurun
c)      Analisa Gas Darah : asidosis metabolik dengan atau tanpa retensi CO2

b.      Radiologi
Tampak gambaran konsolidasi radang yang bersifat difus atau berupa bercak yang mengikut sertakan alveoli secara tersebar.

2.      Diagnosa Keperawatan
1)      Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan bronchospasme, edema mukosa, akumulasi mukus.
2)      Pola nafas tak efektif berhubungan dengan obstruksi bronkus atau bronkiolus.
3)      Hipertermi berhubungan dengan Infeksi Virus.

3.      Perencanaan Keperawatan
1)      Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan bronchospasme, edema mukosa, akumulasi mukus.
Tujuan : bersih jalan nafas
KH: pada saat bernafas tidak menggunakan otot - otot bantu, frekuensi nafas dalam batas normal.

INTERVENSI:
Mandiri :
a)      Jelaskan pada klien dan keluarga beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan proses pengeluaran sekret.
R/   :Pengetahuan yang memadai memungkinkan keluarga dan klien kooperatif dalam tindakan perawatan.
b)      Anjurkan kepada klien dan keluarga agar memberikan minum lebih banyak dan hangat kepada klien.
R/   :Peningkatan hidrasi cairan akan mengencerkan sekret sehingga sekret akan lebih mudah dikeluarkan.
c)      Lakukan fisioterapi nafas dan latihan batuk efektif
R/   :Fisoterapi nafas melepaskan sekret dari tempat perlekatan, postural drainase memudahkan pengaliran sekret, batuk efektif mengeluarkan sekret secara adekuat.
d)     Observasi: Pernafasan (rate, pola, penggunaan otot bantu, irama, suara nafas, cyanosis), tekanan darah, nadi, dan suhu.
R/   :Tanda vital merupakan indikator yang dapat diukur untuk mengetahui kecukupan suplai oksigen.
Kolaborasi :
e)      pemberian ekspektoran.
R/   :Ekspektoran mengandung regimen yang berfungsi untuk mengencerkan sekret agar lebih mudah dikeluarkan.

2)      Pola nafas tak efektif berhubungan dengan obstruksi bronkus atau bronkiolus.
TUJUAN :pola nafas normal
KH:RR= dewasa 16x-24x/mnt, Nafas teratur
INTERVENSI
Mandiri
a)      kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada
R/   :Kecepatan biasanya meningkat. Dispenia dan terjadi peningkatan kerja napas.
b)      observasi pola batuk dan karakteristik secret
R/   :Untuk mengetahui keluarnya scret pada saluran nafas
kolaborasi
c)      berikan oksigen tambahan
R/   :memaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja nafas

3)      Hipertermi berhubungan dengan Infeksi Virus
TUJUAN : suhu tubuh dalam batas normal
KH : suhutubuh dalam batas normal, tekanan darah dalam batas normal, nadi dan respirasi dalam batas normal.
INTERVENSI
Mandiri
a)      Jelaskan pada keluarga tindakan perawatan yang akan dilakukan.
R/   :Pengetahuan yang memadai memungkinkan klien dan keluarga kooperatif terhadap tindakan keperawatan.
b)      Berikan Kompres.
R/   :penurunan panas dapat dilakukan dengan cara konduksi melalui kompres.
c)      Anjurkan kepada keluarga dan klien untuk minum lebih banyak.
R/   :Hidrasi cairan yang cukup dapat menurunkan suhu tubuh.
d)     Anjurkan kepada keluarga untuk memakaikan baju yang tipis dan menyerap keringat untuk klien.
R/   :penurunan suhu dapat dilakukan dengan tehnik evaporasi
Kolaborasi
e)      Pemberian antipiretik
R/   :Antipiretik mengandung regimen yang bekerja pada pusat pengatur suhu di hipotalamus

4.      Tindakan Keperawatan
Lakukan tindakan keperawatan seperti rencana keperawatan yang telah dibuat

5.      Evaluasi
Evaluasi Perkembangan pasien.
1)      Pola nafas membaik
2)      Jalan nafas bersih
3)      Suhu tubuh normal


BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus yang dapat disebabkan oleh iritan, bakteri, maupun virus. Penyakit bronchitis dapat berulang apabila ada penyakit pengiringnya.

B.     SARAN
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesimpulan ,jadi di harapkan untuk para pembaca lebih mengembangkanya lagi .Jadikanlah makalah ini sbagai perimbangan , pengembangan dari penyakit yg telah di bahas di atas .


DAFTAR PUSTAKA


1. PRICE, Sylvia Anderson, 2002, Patofisiologi; Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit, EGC, Jakarta.
2. www.belajar90.com diakses pada tanggal 4 April 2010 pukul 17.22
3. www.medicastore.com diakses pada tanggal 4 April 2010 pukul 18.00
4. Diktat materi Patologi Poltekkes Malang tahun 1984
5. Mansjoer arif....(et al.)2ooo.kapital selekta kedokteran.ed 3.jakatra; media aesculapius
6. http://search.ebscohost.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar