Tumbuhan atau hewan-hewan tersebut semula kecil. Setelah beberapa
lama tumbuh menjadi besar. Peristiwa bertambahnya ukuran makhluk hidup itulah
yang disebut dengan pertumbuhan. Ketika mengalami pertambahan ukuran (tumbuh) tersebut,
makhluk hidup juga mengalami berbagai perubahan. Perubahan-perubahan pada
makhluk hidup yang mengiringi pertumbuhan disebut dengan perkembangan.
ciri-ciri perkembangan antara lain sebagai berikut.
a. Terjadi peningkatan kualitatif individu.
b. Adanya proses kedewasaan.
c. Tidak dapat dinyatakan dalam ukuran jumlah, panjang, maupun
berat.
d. Bersifat sistematis, progresif, dan berkesinambungan. Artinya
proses perkembangan terus terjadi sampai makhluk hidup tersebut mati
b. Terdapat pada alat perkembangbiakan/reproduksi.
c. Reproduksi secara meiosis.
Pertumbuhan dan
Perkembangan Pada Tumbuhan
Pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan berbeda dengan hewan. Pada hewan, pertumbuhan dan
perkembangan terjadi di seluruh bagian tubuh, sedangkan pada tumbuhan,
pertumbuhan dan perkembangan hanya pada bagian tertentu saja.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan berbiji diawali dengan pertemuan antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina, menjadi biji, berkecambah, tumbuh menjadi tanaman kecil yang sempurna, dan berlanjut tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan dewasa. Tumbuhan dewasa akan berbunga dan berbuah.
1. Pertumbuhan
Terminal
Pada ujung akar
dan batang tumbuhan berbiji yang sedang aktif tumbuh, terdapat tiga daerah
pertumbuhan dan perkembangan. Daerah tersebut adalah daerah pembelahan, daerah
pemanjangan, dan daerah diferensiasi.
Daerah Pembelahan, merupakan daerah yang paling ujung. Pada daerah ini terutama terjadi pembentukan sel-sel baru melalui pembelahan sel. Sel-sel di daerah pembelahan memiliki inti sel yang relatif besar, berdinding sel tipis, dan aktif membelah diri. Daerah pembelahan disebut pula daerah meristematik.
Daerah
Pemanjangan, merupakan hasil pembelahan sel-sel meristem di daerah pembelahan.
Sel-sel hasil pembelahan tersebut akan bertambah besar ukurannya sehingga
membentuk daerah pemanjangan. Sel-sel pada daerah ini lebih besar dibandingkan
dengan sel-sel pada daerah meristem.
Daerah
Diferensiasi, terletak di belakang daerah pemanjangan. Sel-sel di daerah ini
telah mengalami diferensiasi. Artinya sel-sel telah berubah bentuk sesuai
fungsinya. Sebagian sel mengalami diferensiasi menjadi epidermis, korteks,
empulur, xilem dan floem. Sebagian sel lagi mengalami diferensiasi menjadi
jaringan parenkim (jaringan dasar), jaringan penunjang seperti kolenkim dan
sklerenkim. Dengan terjadinya diferensiasi sel maka terbentuklah berbagai
jaringan tumbuhan.
Pertumbuhan
pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi pertumbuhan primer dan pertumbuhan
sekunder.
Pertumbuhan Primer, merupakan pertumbuhan yang disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh primer. Titik tumbuh primer terdapat pada ujung akar atau ujung batang. Titik tumbuh primer telah mulai terbentuk sejak tumbuhan masih berupa embrio. Ujung akar dan ujung batang tempat terjadinya pertumbuhan merupakan daerah meristem apikal. Pertumbuhan primer menyebabkan batang dan akar bertambah panjang.
Berdasarkan
titik tumbuh tumbuhan, terdapat dua teori titik tumbuh pada tumbuhan, yaitu :
1) Teori
Histogen
Teori ini
dikemukakan oleh Hanstein. Teori ini menyatakan bahwa pertumbuhan organ tubuh
tumbuhan dibentuk oleh tiga lapisan pembentuk jaringan, yaitu:
a) Dermatogen, yakni lapisan luar yang membentuk epidermis.
b) Periblem, yakni lapisan dalam yang membentuk korteks.
c) Pleuron, yakni lapisan dalam yang membentuk stele.
2) Teori Tunika Korpus
b) Periblem, yakni lapisan dalam yang membentuk korteks.
c) Pleuron, yakni lapisan dalam yang membentuk stele.
2) Teori Tunika Korpus
Teori ini dikemukakan oleh Schmidt yang menyatakan bahwa pertumbuhan organ tubuh tumbuhan yang dibentuk ada dua lapisan pembentuk jaringan, yaitu :
a) Tunika,
yakni lapisan luar yang membentuk epidermis dan korteks.
b) Corpus,
yakni lapisan dalam yang membentuk stele.
Pertumbuhan
Sekunder, merupakan pertumbuhan yang disebabkan oleh kegiatan jaringan kambium.
Jaringan kambium bersifat meristematik, yaitu sel-selnya selalu aktif membelah.
Kambium hanya terdapat pada tumbuhan dikotil dan gymnospermae. Pertumbuhan
sekunder menyebabkan diameter batang bertambah besar (Gambar 1.4). Pada
tumbuhan dikotil berkayu, pertumbuhan sekunder terjadi karena adanya aktivitas
sel-sel meristem diantara xilem dan floem. Xilem dibentuk ke arah dalam dan
floem dibentuk ke arah luar. Pertumbuhan di bagian dalam lebih cepat daripada
pertumbuhan di bagian luar, sehingga mengakibatkan jaringan epidermis dan
korteks pada kulit terluar akan rusak (pecah).
2. Metagenesis Pada Tumbuhan
Metagenesis merupakan pergiliran daur hidup antara generasi
generatif dan generasi vegetatif. Biasanya kedua generasi ini berbeda
morfologinya. Metagenesis pada tumbuhan yang bisa kita lihat dengan jelas yaitu
pada tumbuhan lumut dan paku. Lumut dan paku memiliki generasi generatif yang
disebut gametofit dan generasi vegetatif yang disebut sporofit.
Tumbuhan lumut yang sering kita lihat merupakan generasi gametofit. Generasi sporofitnya tergantung pada gametofit untuk memperoleh nutrisi. Sedangkan tumbuhan paku yang sering kita lihat merupakan generasi sporofit. Generasi sporofitnya yaitu protalium.
Tumbuhan lumut yang sering kita lihat merupakan generasi gametofit. Generasi sporofitnya tergantung pada gametofit untuk memperoleh nutrisi. Sedangkan tumbuhan paku yang sering kita lihat merupakan generasi sporofit. Generasi sporofitnya yaitu protalium.
Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Hewan
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan terjadi di seluruh bagian
tubuhnya. Biasanya pertumbuhan dan perkembangan ini diawali dari proses
fertilisasi.
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan termasuk manusia dapat
dibedakan menjadi dua fase utama, yaitu pertumbuhan dan perkembangan embrionik
serta pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik.
1. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrionik
Pertumbuhan dan perkembangan embrionik adalah fase pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa
fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Fase
fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan
menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage). Zigot
selanjutnya mengalami pertumbuhan dan perkembangan melalui tahap-tahap yaitu
pembelahan, gastrulasi, dan organogenesis.
Pembelahan (cleavage). Zigot akan mengalami pembelahan secara
mitosis, yaitu dari satu sel menjadi dua sel, dua sel menjadi empat sel, empat
sel menjadi delapan sel, dan seterusnya. Pembelahan sel tersebut berlangsung
cepat dan akan menghasilkan sel-sel anak yang tetap terkumpul menjadi satu
kesatuan yang menyerupai buah anggur yang disebut morula. Dalam pertumbuhan
selanjutnya, morula akan menjadi blastula yang memiliki suatu rongga. Proses
pembentukan morula menjadi blastula disebut blastulasi.
Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat
pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain
adalah rapat. Morulasi yaitu proses terbentuknya morula.
Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami
pembelahan. Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan
mengadakan pelekukan yang tidak beraturan. Di dalam blastula terdapat cairan
sel yang disebut dengan Blastosoel. Blastulasi yaitu proses terbentuknya
blastula.
Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan
tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta
rongga tubuh. Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat
rendah dan hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh
embrionya. Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan dinding tubuh
embrio, berupa ektoderm, mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan
tingkat tinggi seperti Vermes, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata dan semua
Vertebrata. Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh
embrio, berupa ektoderm dan endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah
seperti Porifera dan Coelenterata. Gastrulasi yaitu proses pembentukan
gastrula.
Gastrulasi. Dalam perkembangan selanjutnya, blastula akan menjadi
gastrula. Proses pembentukan gastrula disebut gastrulasi. Pada bentuk gastrula
ini, embrio telah terbentuk menjadi tiga lapisan embrionik, yaitu lapisan
bagian luar (ektoderm), lapisan bagian tengah (mesoderm), dan lapisan bagian
dalam (endoderm). Jadi gastrulasi merupakan proses pembentukan tiga lapisan
embrionik. Dalam perkembangan selanjutnya lapisan embrionik akan mengalami
pertumbuhan dan perkembangan menghasilkan berbagai organ tubuh.
Organogenesis. Organogenesis merupakan proses pembentukan alat-alat
tubuh atau organ seperti otak, jantung, paru-paru, ginjal, hati, dan
sebagainya. Ektoderm akan mengalami diferensiasi menjadi kulit, rambut, sistem
saraf, dan alat-alat indera. Mesoderm akan mengalami diferensiasi menjadi otot,
rangka, alat reproduksi (seperti testis dan ovarium), alat peredaran darah. Dan
alat ekskresi. Endoderm akan mengalami diferensiasi menjadi alat pencernaan,
kelenjar yang berhubungan dengan pencernaan, dan alat-alat pernapasan.
Organogenesis merupakan proses yang sangat kompleks.
Pada mammalia, embrionya memiliki selaput embrio, yaitu amnion,
korion, sakus vitelinus, dan alantois. Selaput embrio berfungsi melindungi
embrio terhadap kekeringan, goncangan, membantu pernapasan, ekskresi, serta
fungsi penting lainnya selama berada di dalam rahim induknya.
2. Pertumbuhan dan Perkembangan Pasca Embrionik
Pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik adalah pertumbuhan dan
perkembangan setelah masa embrio. Pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan
yang terjadi terutama penyempurnaan alat-alat reproduksi (alat-alat kelamin),
dan biasanya pula hanya terjadi peningkatan ukuran bagian-bagian tubuh saja.
Pada golongan hewan tertentu sebelum tumbuh menjadi hewan dewasa,
membentuk tahap larva terlebih dahulu. Pada golongan hewan tersebut pertumbuhan
dan perkembangan pasca embrionik merupakan tahap pembentukan larva sebelum
tumbuh dan berkembang menjadi hewan dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan pasca
embrionik yang melalui tahap larva ini dikenal dengan metamorfosis.
Contoh hewan yang mengalami metamorfosis adalah serangga dan katak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar